Sebagai keluarga muda, kami mungkin terhitung sering "gonta ganti" mobil. Bukan gaya dan bukan kebanyakan uang yaa. Sttt... mau tahu aja? atau mau tahu banget?? Justru sebaliknya, karena kita menjadikan mobil ini salah satu sarana "gali lobang tutup lobang". Hahaha...Iya Toyota Avanza kami yang pertama, si hitam kami jual untuk tambahan beli rumah yang sedikit lebih besar dari rumah lama. Alhamdulillah tak lama kami bisa membeli Toyota Avanza berikutnya dengan warna silver. Naah Si Silver ini juga kemudian harus pindah tangan karena kami butuh suntikan dana untuk "lagi-lagi" untuk urusan rumah. Alhamdulillah juga kemudian akhirnya kami ditemani oleh si Veloz silver sampai hari ini. Hmm ternyata Avanza tuh harga jual secondnya sangat stabil. Alhamdulillah sih kami bisa mendapat harga bagus pada penjualan kedua avanza kami. Nah jadi berdasarkan kedua pengalaman tersebut kami akhirnya memang belum bisa pindah hati dari Avanza...kendaraan idaman keluarga muda seperti kami.
Tapi Toyota Avanza memang pas dengan kebutuhan dan ketersediaan dana keluarga muda mandiri semacam kami, *eh kok muji-muji sendiri, mandiri??mandi sendiri??* Tapi memang kami menikah dengan berangkat dari nol. Membangun "rumah tangga" ini dengan sama-sama siap untuk berjuang memperbaiki kehidupan ke depan. Soal dana, ya kami gandeng tangan berdua. Meskipun kami harus berusaha "lebih" keras dibandingkan mereka yang berangkat membangun keluarga dengan fasilitas yang mungkin sudah ada, entah hadiah orang tua, warisan, atau memang masing-masing sudah mapan. Tapi dalam memilih barang untuk kebutuhan keluarga, suami saya agak-agak pemilih atau bisa saya bilang fanatik dan gak mau asal-asalan. Yaa contoh gampangnya soal rumah dan mobil, dari pada ragu dan khawatir ada akibat di belakang hari, suami lebih memilih membeli rumah baru meski harus dengan mencicil secara KPR. Hal yang sama dengan kendaraan bermotor, baik motor maupun mobil. Selama tiga kali "gonta ganti" mobil, dua kali kami mencicil meski dalam jangka pendek dan hanya satu kali membeli secara cash. Belum lagi terkait berbagai perlengkapannya, alat-alat rumah tangga maupun semacam suku cadang atau accesoris mobil, harus yang asli, begitu prinsipnya.
Oh iya untuk soal spare part atau suku cadang mobil, Ayahnya anak-anak juga termasuk sangat fanatik untuk menggunakan yang suku cadang asli dari Toyota. "harganya cukup bersaing, tidak jauh bedanya dengan yang abal-abal kok, tapi kualitas dan kepuasannya jelas beda.."terjamin" begitu alasan si Ayah. "lagi pula ada harga ada barang" begitu prinsipnya. "Kita memakai yang sedikit lebih murah tapi kemudian terjadi sesuatu di kemudian hari yang tidak terjamin, bisa-bisa menimbulkan biaya yang lebih banyak ketimbang menggunakan yang asli. plus, kita merasa aman dan nyaman karenanya." Panjang lebar penjelasannya, saat saya iseng menanyakan hal tersebut. Saya yang tak begitu paham, sering berargumentasi, toh keliatannya sama saja tuh yah, saya agak sulit membedakannya penampakan fisiknya yang sangat mirip. Ternyata penampilan bisa menipu dan tidak menjamin, jadi memang harus benar-benar dipastikan keasliannya. Salah satu hal yang paling mudah memastikannya tentunya dari harganya. Kalau harganya kok lebih "miring", kita musti lebih hati-hati dan memastikan lebih lanjut.
Saking fanatiknya, saat kami kena masalah dengan kopling yang terbakar atau selip beberapa tahun lalu, si ayah keukeuh, bersikeras untuk tetap hunting pelat atau piringan kopling yang asli dari Toyota. Padahal waktu itu agak kesulitan mencari dealer dan bengkel resmi toyota di kota Cirebon yang buka saat itu karena sedang musim libur lebaran. Kebanyakan bengkel tutup, hmm mereka lebaran juga kali yaah. Kejadiannya memang saat kami tengah mudik lebaran ke Cirebon, kampung halaman saya. Alhamdulillah akhirnya ketemu dengan bengkel resmi yang juga menyediakan suku cadang toyota yang asli asli ini. Lebih tenang dan merasa terjamin, No Palsu, No abal-abal.
Pengalaman dengan spare part asli Toyota ini terjadi saat mudik lebaran ke Cirebon beberapa tahun lalu. Kami memutuskan ingin mandi dan berendam air panas di daerah Guci Tegal Jawa Tengah. Hmm rupanya kami kurang beruntung. Mendekati lokasi yang memang merupakan daerah dataran tinggi dengan kelokan dan tanjakan yang cukup curam, kepadatan kendaraan sangat tinggi. Kami terjebak di kemacetan kendaraan yang menyebabkan kopling bekerja keras di luar batas sampai akhirnya tiba-tiba tercium aroma menyengat dari pelat kopling yang terbakar. Akibat dari kopling selip, kendaraan tidak dapat berjalan, kurang tenaga, dan dapat menyebabkan boros bahan bakar, hal ini disebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan ke sistem penggerak (transmisi) karena pelat/piringan kopling sudah aus. Saat itu kakak saya yang membawa mobil kami, hmmm mungkin belum hafal dengan kondisi mobil kami sehingga sepanjang jalan kopling digunakan terus, akibatnya panas dan terbakar.
Yaa namanya musibah tidak ada yang menduga yaa. Untungnya suami saya tidak berlarut-larut, setelah diistirahatkan beberapa jam sambil menunggu macet terurai, kami melanjutkan perjalananan dan kembali pulang ke rumah dengan selamat. Keesokan harinya suami langsung mencari bengkel resmi toyota dan mengganti dengan pelat atau piringan kopling baru, pastinya suku cadang asli Toyota yaa. Saat itu Auto 2000 Cirebon masih tutup, biasanya memang ayah selalu cek up rutin di bengkel Auto 2000. Ogah beralih ke bengkel yang tidak diyakininya menjual 'spare part asli Toyota, agak lama berputar-putar di Kota Cirebon (maklum beliau bukan asli warga Cirebon dan belum begitu hafal jalan-jalan di Kota Cirebon), akhirnya ada bengkel Tunas Toyota, Aahhh syukurlah.
Dengan pelat atau piringan kopling yang asli dari Toyota perjalanan kembali kami dari Cirebon ke Jakarta, tepatnya ke Ciputat alhamdulillah berjalan lancar. padahal saat itu, kami juga kembali terjebak kemacetan panjang akibat arus balik yang memadati sepanjang jalur pantura. seingat saya, perjalanan yang normalnya ditempuh dalam 5 jam saja, kami tempuh hampir 13 jam. Hmmm... Sampai di rumah dengan selamat, sambil menggendong anak-anak yang tertidur masuk ke dalam rumah si ayah berbisik,"Hmm untung kita pake yang asli ya bu..langsung digeberr 13 jam, tidak ada masalah". Alhamdulillah saya mengiyakan. Jadi Say NO sama ya palsu dan hati-hati karena penampilan bisa menipu.
Artikel ini diikutsertakan dalam No Palsu Blog Competition dan Memenangkan Juara I
huwa memang yg palsu bikin hati ngilu ya mak, good luck mak :)
ReplyDeletehihi...iya mak makasiiih
DeletePakai yang asli memang bikin tenang di hati Mak. Good luck ngontesnya :)
ReplyDeletemakasih mak heni...kita cari yang bikin tenang ajaa yaaa
DeletePapaku di Kudus juga pake Avanza mak, irit bensin, perawatannya relativ mudah, soalnya Papaku kan ngga paham mobil hehe. Sukses ngontesnya yaa.. ikutan GA Mak Irits juga doong :D
ReplyDeleteHahaha bener mak, bagi yang kurang paham soal mobil mending cari yang aman n nyaman aja ya mak... insyaAllah kekejar gak yaa??? blm sempet ke tobuk cari komiknya mak
Deleteduh untung ada bengkel resminya, kalau nggak gak kebayang rempongnya....untuk kendaraan memang harus ori , walaupun mahal dikit tapi aman dan selamat . mba tinggal di ciputat ya? ciputatnya di mana? saya juga diciputat lho, jgn2 tetanggaan heheheh.
ReplyDeleteWaah benarkah mak Rina...aku di puri marisa, sebrang telkom ciputat..wihihihi jangan2 tetanggaan yaa *sambil ngarep*, supaya klo ada kopdar bisa barengan hahaha
DeletePilih yang orisinil saja... :D
ReplyDeletesetujuuuu
Delete