Naah ini dia pantai terfavorit versi saya dari family trip kami ke Belitung. Karena memang kami baru bisa mengeksplore tiga kawasan pantai saja kemarin, yakni Pantai Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Kelayang, dan Pantai Tanjung Tinggi ini. Hmm hanya tiga pantai itu saja yang bisa dinikmati di Belitung??? tentu tidak, sebagai kawasan kepulauan yang tentu saja memiliki garis pantai yang panjang, Belitung punya banyak titik pantai yang cantik dan eksotis. Ketiga pantai yang saya sebutkan itu berada di wilayah barat- utara pulau Belitung, di wilayah barat - selatan, di kecamatan Membalong misalnya ada Pantai Penyabong yang juga cantik namun dengan ombak yang jauh lebih menantang dan lebih ekslusif. Belum lagi pulau-pulau kecil yang juga menyimpan pesona luar biasa, sebutlah Pulau Lengkuas, Pulau Burung dan Pulau Kepayang yang bisa dinikmati dalam paket Islands Hopping.
Hmm tapi yuk ah, kita lihat Pantai Tanjung Tinggi ini ya. Pantai ini bisa ditempuh sekitar 30 km dari pusat kota Tanjungpandan. Ciri khasnya selain pasir putih nan lembut, di sepanjang pantai berderet batu-batu besar yang tertata apik secara alami. Selain itu ombak sangat tenang dengan air yang biru dan jernih. Ombak yang bersahabat ini membuat pantai Tanjung Tinggi, relatif aman untuk anak-anak bermain air atau berenang. Pantai Tanjung Tinggi juga menjadi pilihan para calon pengantin yang hendak melakukan pre-wedding photo. Banyak juga film yang mengambil pantai ini sebagai lokasi syuting, tentu saja selain Fim Laskar Pelangi dan sekuelnya. Tak sengaja kemarin menonton di TV, film layar lebar yang diperankan Jupe dan Laura Kasih, kayaknya si horor gitu, yang berlokasi di Pantai Tanjung Tinggi. Saat itu adegannya memang di pantai dan di balik batu-batu besar. Ahhh saya langsung mengenalinya.
Kunjungan pertama, saat itu sekitar pukul 14.30, namun cuaca panas masih cukup menyengat...plus kami di bawa oleh driver/guide ke ujung utara pantai yang lebih sepi. Turun dari mobil, anak-anak sudah saya wanti-wanti untuk tidak berbasah-basah. Saya belum mepersiapkan baju ganti dan perlengkapannya, karena sore ini kami jadwalkan untuk sekedar melihat-lihat, berpoto dan bermain (tanpa berbasah-basah), serta menikmati kuliner pantai-pantai Belitung. Targetnya memang tiga pantai, bisa kita kunjungi sore ini, Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, lalu mengakhiri hari di Tanjung Pendam, sambil menikmati senja yang jingga dan merahnya mentari menjelang kembali ke peraduan.
Kunjungan pertama, saat itu sekitar pukul 14.30, namun cuaca panas masih cukup menyengat...plus kami di bawa oleh driver/guide ke ujung utara pantai yang lebih sepi. Turun dari mobil, anak-anak sudah saya wanti-wanti untuk tidak berbasah-basah. Saya belum mepersiapkan baju ganti dan perlengkapannya, karena sore ini kami jadwalkan untuk sekedar melihat-lihat, berpoto dan bermain (tanpa berbasah-basah), serta menikmati kuliner pantai-pantai Belitung. Targetnya memang tiga pantai, bisa kita kunjungi sore ini, Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, lalu mengakhiri hari di Tanjung Pendam, sambil menikmati senja yang jingga dan merahnya mentari menjelang kembali ke peraduan.
Hmm rupanya, pesona pasir putih nan halus, air laut yang bening dan ombak yang tenang membuat anak-anak lupa dengan petuah Ibunya ini. Dek Paksi yang biasanya takut air dingin, malah sudah basah tak kurang dari lima menit setelah kakinya menyentuh pasir. Okeeh....Terpaksa membeli kaos yang tak seukuran dek Paksi untuk melindunginya dari masuk angin. Agak menyesal tadi saya membatasi diri untuk tidak membawa baju ganti. Maklum kami belum check in dan saya pikir kami toh sudah janji untuk tidak bermain air dulu. Sang kakakpun tak bisa menahan diri, sudah pasti celana mereka basah. Yaa namanya juga main di pantai. Tapi kami tekankan hari ini kita tidak mandi dan main air dulu yaa, supaya kita bisa mengejar sunset di Tanjung Pendam. Anak-anak sepakat, besok baru kita main air sepuasnya.
Kami kemudian melanjutkan ke titik lain yang ternyata jauh lebih ramai. Di sisi pantai di mana syuting Film Laskar Pelangi dilakukan. Ramai pengunjung, baik keluarga maupun rombongan. Banyak juga yang bermain air dan menaiki perahu karet menuju batu-batu besar di bagian tengah. Suasana lebih hiruk pikuk. PRnya lagi-lagi sampah, masih banyak sampah yang menumpuk dan berserakan disela rimbunan pohon dan di atas putihnya pasir. Sayang seribu kali sayang.
Di sini juga terdapat banyak warung makan yang menjual seafood ala Belitung. Jangan lewatkan Gangan Kepala Ikan Ketarapnya, kepala ikan yang dimasak gulai kuning dengan tambahan nanas yang segar. Gulai terasa segar, asam, manis, pedas dengan potongan nanas yang memberikan aroma segar yang kuat. Ada aneka hidangan seafood laiinya yang bisa kita nikmati, seperti cumi goreng tepuk, berbagai jenis ikan bakar, tumis kangkung dan jangan lupa lengkapi dengan kelapa muda bulat.
Melihat suasana ramai, anak-anak terus merajuk ingin bermain air. Namun akhirnya mereka bisa menerima penjelasan kami. Janji deeh, besok kita puas-puasin main air yaa. Kami betul-betul menikmati pantai Tanjung Tinggi pada keesokan harinya. Kembali ke pantai di sisi utara yang masih sepi. Anak-anak berganti baju renang dan akhirnya kami bisa puas bermain air. Pagi itu kami beruntung, sekaligus saya pribadi prihatin karena bisa menyaksikan seekor ikan hiu hasil tangkapan nelayan seberat 45 kg, kemudian Ikan Pari dengan berat lebih dari 100kg, kami juga menemukan bintang laut, gurita kecil (apa cumi yaa???), dan ikan-ikan karang.
Suasana sepi dan tenang, di sisi pantai ini hanya kami berlima. Hanya saat kami telah puas mengeksplore dan bermain air, tampak beberapa rombongan datang. Kami sudah selesai berenang dan main air. Matahari sudah mulai meninggi. Untuk mandi dan bilas, kita bisa melakukannya di kamar mandi yang ada di warung-warung di pinggir pantai. Bisa sekaligus memesan makanan atau minuman atau jika hanya hendak mandi satu orang dikenai sekitar Rp. 2.000 saja. Siang itu kami berencana menghabiskan sore ke Belitung Timur, sehingga selesai mandi lanjut memesan makan siang. Menu kali ini kepiting saus tiram, segar karena tampaknya kepiting langsung dari laut, plus udang goreng tepuk dan tumis kangkung.
Selesai berenang dan bermain air anak-anak tampaknya lapar, sambil menunggu makanan yang dipesan terhidang, kami makan rujak buah. Tukang rujak mengendarai sepeda motor. Rasanya cocok di lidah kami, bumbunya manis dengan kacang yang gurih dan tidak terlalu pedas, buah-buahanpun tampak segar dan bagus. Harganya cukup mahal, satu porsi Rp.15.000. Mungkin karena buah-buahnya harus dikirim dari luar pulau. Selesai makan, kami bersiap mengeksplor Belitung Timur.
Wow itu kampung halaman saya, ntapi saya lahir di pulau bangka nya. Saya yg orang babel asli aja baru 2 kali ke belitung, ajaib kan mbak.... pantainya super bagus.
ReplyDeleteayooo explore lagi Belitungnya... bagus bingiits
DeleteAh cantik sekali pantai ini Mak. What a lovely paradise. Saya membayangkan suatu saat kemari bakal menghabiskan sore dengan memotret sunset di sini. Saya akan kemari jika kelak mampir ke Belitung.
ReplyDeletesuper cantii....apa lagi klo lg sepi tuuuh serasa private beach...ayo mampir
DeleteHanya bisa berdoa, semoga aku bisa menjejakkan kaki ditempat indah ini. :-)
ReplyDeleteamiiin...semoga terwujud yaa
DeleteHai Mba Ophi,
ReplyDeleteTulisannya ini boleh kami upload ke website kami di www.tamasyakeluarga.com
tq
maksudnya diuplod seperti apa mas?? di posting ulang di web tersebut atau bagaimana? saya sih lebih prefer dimuat ringkas di sana lalu untuk selengkapnya diberi link ke blog saya ini. makasih
Deletebagus bangeeet, fotonya sangat mendukung.. keren lah mbak Ophie nih, aku jadi pengen ke sana, meskipun entah kapan :)
ReplyDeletesemoga bisa ke sana juga yaa...seruuuu
ReplyDeleteDear, would you take me there, please
ReplyDeleteWhen will your next visit?
Kindly let me know so I can prepare
Your photos are awesome!
What type camera do you use?
really wanna be there again oned ay, since we didnt have enough time to have hopping Islands at that time...
DeleteLets have visit together than...
I use Nikon DLSR Camera mak...