Namanya Jawa Tengah, Central Java...iya dung pusatnya pulau Jawa, selain tentunya karena posisinya yang berada di tengah-tengah Jawa. Nah posisi di pusat ini sebetulnya menjadi salah satu kelebihan Jawa Tengah untuk menarik minat para pengunjung di seantro Jawa dan Indonesia tentunya. Untuk wilayah Jawa, sebagai provinsi yang terletak di tengah, tentu seharusnya dengan alasan jarak dan posisi menjadi pertimbangan para pengunjung dari wilayah Jawa, mulai dari yang di bagian barat seperti Jawa Barat dan Banten, serta di bagian timur sana saat menentukan destinasi wisata atau kunjungan.
Selain karena posisinya, Jawa Tengah yang sebaran wilayahnya cukup luas dan beragam juga memiliki destinasi wisata budaya yang terhitung cukup banyak, salah satu unggulannya adalah destinasi budaya terkait dengan cagar budaya, ssttt tentu saja selain wisata kulinernya yaa :D
Selain karena posisinya, Jawa Tengah yang sebaran wilayahnya cukup luas dan beragam juga memiliki destinasi wisata budaya yang terhitung cukup banyak, salah satu unggulannya adalah destinasi budaya terkait dengan cagar budaya, ssttt tentu saja selain wisata kulinernya yaa :D
Coba saya sebutkan sedikit saja cagar budaya di wilayah Jawa Tengah, beberapa candi peninggalan zaman purbakala mulai dari Borbudur sampai Mendut, Makam dan Masjid peninggalan sejarah pengembangan Islam di Jawa, Keraton, Lawang Sewu, Klenteng, Masjid Agung Jawa Tengah. Hmm masih banyak lagi sebetulnya cagar budaya di Jawa Tengah. Untuk proses pendidikan, mengunjungi objek wisata cagar budaya seharusnya dapat menjadi pilihan. Terlebih jika wisata cagar budaya dikemas secara lebih atraktif dan menarik. Secara tidak langsung, hal ini juga menjadi wujud keikutsertaan kita melestarikan cagar budaya. Hmm dari tadi kok nyebut cagar budaya melulu, apa sih cagar budaya??
Cagar Budaya merupakan warisan budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang wajib dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan. Demikian kurang lebih definisi cagar budaya menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan cagar budaya tersebut harus ditetapkan melalui suatu proses penetapan. Kewajiban kita semua melestarikan dan menjaga cagar budaya, tentu saja agar generasi yang akan datang, anak cucu kita tetap memiliki pengetahuan akan identitas budayanya.
Back to lap top, eh maksudnya back to wisata cagar budaya di Jawa Tengah. Saya memang belum mengunjungi semua wisata cagar budaya di sana, tapi alhamdulillah beberapa objek sudah saya kunjungi. Jadi saat mengenalkan tentang Cagar budaya pada para krucils, saya bisa mengilustrasikannya secara lebih konkrit.
Candi Borobudur
Trio krucils sudah pernah juga lho ke Candi Borobudur. Salah satu cagar budaya paling ngehits milik Jawa Tengah. Eits tapi sebelumnya, hayo ngaku siapa yang masih berpikir bahwa Borobudur itu miliknya Yogyakarta??? angkat tangan!! hahaha...saya juga suka keliru soal ini. Meski berulang-ulang diajarkan di sekolah, tapi karena lebih sering berkunjung ke Candi Borobudur dari Yogyakarta, kok seolah-olah Borobudur itu terletak di sana. Memang posisinya berbatasan dan berdekatan dengan Yogyakarta, tapi Borobudur masuk wilayah Jawa Tengah lhoo...
Saya sudah beberapa kali mengunjungi Borobudur dan tidak bisa berhenti mengaguminya, pantas saja Borobudur ini masuk dalam salah satu keajaiban dunia. Still amazing, how can this amazing building be built?? di zaman teknologi masih sangat sederhana... luar biasa. Dari beberapa kunjungan, salah satunya saya menemani teman bule dari Canada. Kalau saya sih sibuk poto-poto meski bukan pertama kali ke sana, eh teman saya ini sibuk memperhatikan detail demi detail pahatan batu yang membentuk candi. Tampaknya dia sangat terpukau dan sibuk mencatat. Beda yaa turis lokal sama turis interlokal hehehe.
Pada kunjungan lainnya sekitar akhir tahun 2013 lalu, saya menemani krucils dan ayahnya ke sana. Ini kunjungan pertama saya setelah kejadian gempa dan meletusnya Merapi. Masih ada sisa-sisa gempa dan abu Merapi yang tengah dilakukan perbaikan. Memang untuk menjaga benda, bangunan dan kawasan bcagar budaya harus dilakukan secara ekstra. Mengingat arti penting dan nilai sejarahnya tidak tergantikan. Nikmati juga suasana duduk-duduk di rerumputan sambil makan pecel di sekitar kawasan candi, sambil menikmati pemandangan indah berlatar belakang candi dan curahan sinar matahari yang terang.
Meski sering "lewat" atau "melewati" Semarang, Ibukotanya Jawa Tengah. Sejujurnya saya hanya bisa menikmati wisata kulinernya dan suasana simpang lima di malam hari. Berkunjung ke wisata budayanya baru bisa terwujud tahun lalu saat ada tugas ke sana. Karenanya saya langsung membuat list objek wisata yang harus saya kunjungi di sisa waktu satu hari sebelum kembali ke Jakarta. As usual, I only have one day to be a tourist instead of my tour of duty time. Maruk, saya menuliskan beberapa tempat, namun akhirnya -alhamdulillah- hanya bisa terpenuhi ke tiga tempat. Ketiganya masih di wilayah kota Semarang, maklum cuma ada waktu sehari, belum dikurangi wisata kulinernya saat makan siang hehehe.
Lawang Sewu
Akhirnya saya bisa menjejakkan kaki di depan gedung tua yang megah sekaligus misterius itu. Selama ini hanya melihat dari kejauhan saat kebetulan melewatinya. Lawang artinya pintu, sewu artinya seribu. Entah memang jumlah pintu di Bangunan peninggalan zaman Belanda ini berjumlah seribu atau hanya sebutan mengingat banyaknya pintu di sana. Keren, saya pernah alhamdulillah ke Eropa (meski baru di utara), dan melihat beberapa bangunan tua mereka. Lawang sewu tidak kalah artistik, unik dan menawan. Seperti membawa kita beberapa abad mundur dalam lorong waktu.
toiletnya yang antik |
Bangunan ini merupakan kantor pusat kereta api yang kabarnya dibangun tahun 1903 oleh seorang berkebangsaan Belanda. Gaya arsitekturnya disebut gaya art deco. Unik dan khas. Bahkan saya terkesan dengan kamar mandi dan toilet yang terletak di salah satu bagian depan gedung. Keren dan unik buat saya. Bangunan panjang dan besar ini juga memiliki ruangan di bawah tanah. Hmm yang ini disertai dengan berbagai kisah mistis di dalamnya. Saat saya berkunjung ke sana, tengah dilakukan renovasi di beberapa bagian gedung termasuk di bagian bawah tanah. Hehe saya jadi punya alasan untuk tidak turun ke ruang bawah tanah meskipun jujur saya sangat penasaran.
Ada satu bangunan yang merupakan pusat informasi dari Lawang Sewu dilengkapi berbagai poto sejarah bangunan ini. Tersedia pula beberapa cindera mata. Cuaca panas dan terik lumayan terobati dengan rindangnya pohon besar di bagian tengah komplek bangunan yang dilengkapi dengan miniatur kereta tua. Duduk di bangku panjang sambil potrat potret plus menikmati es teh manis...hmm duduk sejenak mengagumi karya tangan Belanda di tanah Jawa.
Klenteng Sam Poo Kong
Masih di Semarang. Bangunan religi bagi penganut Kong Hu Cu ini didominasi tentu saja oleh warna merah. Warna keberuntungan kaum Tiong Hoa. Panasnya Semarang terasa makin menyengat di komplek Klenteng ini. Agak sulit mengambil gambar di tengah teriknya matahari. Tapi kadung sudah ke sini, demi mendapat gambar saya tetap berkeliling. Besar dan megah, saya juga mendekati ke tempat ibadah yang ternyata tidak boleh diambil gambar. Terdapat beberapa banguan serupa di sana. Setiap bangunan tersedia tempat ibadah. Saat hendak memasuki rumah ibadah, kita diharuskan membeli dupa terserah mau dipakai atau tidak.
Salah satu rekan saya sangat penasaran dan ingin bertemu dengan salah satu biksu atau pemuka agama di sana yang kabarnya bisa meramal masa depan... Jiyaaah maklum beliaunya masih lajang dan masih galau, tampaknya ingin memastikan sesuatu hahaha. Sayangnya, sang biksu tengah tidak bertugas. Rekan saya hanya bertemu dengan penjaga dan tampak akrab mengobrol.
Di bagian belakang Klenteng yang paling besar terdapat ruangan ibadah yang hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu. Saya hanya sempat mengambil photo di bagian depan pintu dari kejauhan karena ternyata dilarang mengambil gambar ke dalam. Saya bisa memahami karena meskipun ini klenteng ini objek wisata tapi sesungguhnya tempat ibadah yang harus kita jaga dan hormati kesakralannya.
ruang ibadah |
Masjid Agung Jawa Tengah
Hari menjelang senja saat kemudian saya kekeuh pengen ke satu tempat lagi. Kami ternyata harus mengambil berkas ke Kampus Universitas Diponegoro dan menemui salah satu narasumber... lepas beres urusan pekerjaan kami sempatkan sholat Maghrib di Musholla kampus. Meski sebagian rekan memilih melanjutkan wisata kuliner ke Simpang Lima, saya bersikeras ingin mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah yang kabarnya miniatur Masjid Nabawi di Madinah dengan payung-payungnya yang artistik itu.
Demi mendengar rengekan saya, rekan satu tim mengalah dan melajulah kami ke Masjid Agung Jawa Tengah yang tampaknya letaknya cukup jauh dari kampus Undip. Sesampai di komplek Masjid yang sangat luas itu, kami memarkir kendaraan di parkiran bawah. Tidak mengapa tidak bisa melihat payung-payung itu mekar setidaknya saya sudah menapakkan kaki di masjid yang megah ini. Suasana malam sangat khas di pelataran masjid. Dilatar belakangi lampu-lampu yang cantik menghias bangunan masjid. Panas dan teriknya kota Semarang berganti dengan gemerlap syahdu lampu-lampu dan sepoi angin. SubhanaAllah syahdunya...Sebagian dari kami menyempatkan diri sholat di dalam Masjid.
Setelah puas berkeliling dan tak lupa berpoto kami kembali ke hotel. Eits sebelumnya keliling Simpang Lima dulu dooong, dari wisata budaya ke wisata kuliner menutup perjalanan hari ini. Besok pagi siap kembali ke Jakarta. Hmm wisata cagar budaya satu hari yang melelahkan namun sangat berkesan. Siapkan waktu lebih banyak untuk bisa mengeksplor Semarang dan Jawa Tengah...satu hari sih kuraaang. Yuuk kapan-kapan kita eksplore lagi wisata cagar budaya Jawa Tengah lainnya. Saya masih punya daftar yang belum terwujud nih.
Moga menang ya Mbak.
ReplyDeleteSaya blm prnh masuk ke dalam Lawang Sewunya. Hehehe. Hanya dari luar aja.
Ryanfilewordpresscom
ayo mampir dan liat2..keren lhoo. Bagus juga buat potrat potret
DeleteMakasih Ryan...
ReplyDeletewah kayaknya seru ya liburan kesana, jadi pengennnnnn.
ReplyDeletemakasih deh infonya, kapan kapan tak liburan keseana, siapa tahu ada yang yang gajak kesana :v (nunggu gratisan) hehe
Hahahaha... ayo saya ajakin, tapi ketemuan di Simpang Lima yaa wkwkwkw
DeleteSebagai orang asli Semarang, saya belum pernah ke Lawang Sewu :(
ReplyDeletehaishhh...wajib masuk daftar kunjung mak...
DeletePengen ke lawang sewu...trus ngitungin lawangnya..hehe..
ReplyDeleteJd banyak tmpat wisata y mak ophi di semarang itu...kece2 lg...
Tfs yak ;)
Sip...saya tunggu ya hasil hitungannya, bener gak tuh ada seribu qiqiqiqi
DeleteSudah di Semarang 15 tahun lebih, tapi belum pernah sekalipun masuk Lawang Sewu...cuma lewat doang...hehe
ReplyDeleteWaah mak Ika harus ke sana, eksotis dan menawan deh, seru juga buat wisata pendidikan anak2.. ayo mampir
DeleteUihhhh.. putunya keyen-keyen Mak Ophie Ziadah.... Jateng emang TOP yaaa.. situs budayanya...
ReplyDeleteIya mak Titi, masih banyak yang lainnya tuh, sy juga masih PR ...
DeleteKapan Mak Ophi ke Semarang nya? huwaaa kagak ketemuan ya, deket tuh sama rumahku :)
ReplyDeleteHahaha...iya mak..lain kali harus kopdar kita yaa...tahun lalu saya ke sana. waktunya sempit pula, soale sambil tugas mak. lain waktu insyaAllah bareng keluarga jadi lebih puas
DeleteHihiii kurang jelasinnya, yg deket rumah tuh masjid Agung Jateng :)
ReplyDeletewaah tiap hari bisa menikmati syahdunya masjid agung dung maak... "mupeng"
DeleteDi Sam Poo Koong itu ada mesjid juga gak sih mak??
ReplyDeleteAda mushollanya mak... bisa numpang sholat di mushollanya
DeleteHeeeuuuu, saku belum pernah ke Borobudur, Mak T___T
ReplyDeletePengen juga ke Karimunjawa dan Dieng T___T
Nah karimun Jawa sama Dieng masih PR juga buat sayaah...yuuk kapan ke sana *nah lhooo
Deletesuka angle foto-fotonya, bagus! saya belum pernah ke sam po kong nih haha
ReplyDeleteMakasih... sam poo kong lumayan bagus juga buat poto2 asal jangan pas terik2nya
Deleteliputannya sangat menarik . saya suka
ReplyDeleteMakasih..
DeleteMampir2 lg yas