Setelah menikmati pijat belerang di Pancuran Pitu, kami kembali ke hotel untuk sholat dan makan siang. Ini enaknya memilih hotel di sekitar tempat wisata, jadi bisa mobile. Cuaca yang agak mendung, udara yang sejuk, perut kenyang, badan yang sudah mulai nyaman efek pijat belerang, hmm tergoda untuk gogoleran aja di hotel. Aih trus ngapain juga yaa, jauh-jauh cuma ngendon di hotel. Trus kita kemana nih?
Saya teringat tanda panah di sekitar wana wisata Baturraden tadi. Ada tanda panah dengan tulisan Telaga Sunyi. Hmm kayaknya wajib dikunjungi nih. Dari namanya sih kayaknya asik buat menyendiri. Kamipun mencoba googling tentang Telaga Sunyi ini. Oke fix, sore ini kita habiskan di Telaga Sunyi. Kiddos? They are just fine and happy. Kami kembali ke arah wana wisata Batuuraden tadi pagi dan melajukan kendaraan sekitar 5 km ke arah timur.
Perjalanan ke Telaga Sunyi Baturraden melewati pinggir padang rumput milik Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden. Terlihat hamparan rumput hijau dan Sapi-sapi bertubuh besar. Jalanan kemudian berkelak kelok naik turun, sempat juga melewati area Baturraden Adventure Forest. Kami pikir hanya akan ada pemandangan padang rumput dan pepohonan pinus dan damar nan jangkung ternyata salah. Meski makin jauh dan makin sepi, kami tetap menemukan banyak villa dan resort.
Waah yang pasti tetap seru karena tetap didominasi hijaunya pemandangan sepanjang jalan. Jalanan yang meliuk layaknya jalan menuju puncak gunung, ya ini memang masih di sekitar wilayah Gunung Slamet. Di beberapa titik kami mendapati pemandangan ke arah kiri yang juga tak kalah menakjubkan. Nun jauh di sana di balik lebatnya pepohonan di lereng gunung, tampak hijaunya pesawahan berbingkai langit biru dengan gumpalan awan putih yang menggantung di sana sini. Serunya di salah satu sisi jalan kami melihat tanda panah "Curug Pinang" yang tampaknya tak jauh dari jalan yang kami lewati.
Pada sebuah turunan yang agak menukik sampailah kami di gerbang dengan spanduk "Selamat Datang di Objek Wisata Telaga Sunyi". Kami dikenai tiket masuk Rp.10.000/orang plus Rp.10.000 untuk kendaraan roda empat. Hmm kok lebih mahal ya dari Pancuran Pitu. Mobil kemudian di parkir di lahan terbuka, Tak ada mobil hanya ada beberapa motor diparkir di sana. Kami kemudian mendapati pemandangan rimbunnya pepohonan hutan. Mengikuti petunjuk arah yang ditempel di salah satu pohon besar kami menyusuri jalan setapak.
Berpapasan dengan rombongan yang baru kembali. Trio krucils yang langsung pecicilan berlari-larian di jalan setapak. "Hati-hati bu jalannya agak licin, anak-anak sebaiknya dituntun saja". Demikian salah stu bapak dari rombongan itu mengingatkan kami. Segera saya ingatkan mereka agar tidak berlari-larian. Ada jembatan kecil yang menghubungkan sungai kecil berair jernih. "Ibuuu air sungainya jernih, kayak sungai di dekat rumah Mide waktu Ibu masih kecil yaa..." Trio krucils antusias memperhatikan sungai (lebih tepatnya kali kecil) nan bening tersebut. Berharap melihat hewan air di sana. "Tapi gak ada udang kecilnya kayak waktu Ibu kecil ya bu..." "Iya beda,, kan ini bukan di Cirebon."
Menyebrangi jembatan kecil kemudian kami menyusuri jalan setapak kecil yang sudah ditata sedemikian. Memang agak licin karena merupakan paduan batuan dan tanah, Di sisi kiri terbentang seperti sungai besar dengan bebatuan yang tak beraturan dengan air tenang di antara lekukan bebatuan. Hmm rasanya bahkan dasar sungai ini merupakan bebatuan yang membentuk lekukan tak beraturan dengan kedalaman dan bentuk yang beragam. Airnya tak deras sehingga tampak jernih, tenang, dan memperlihatkan dasarnya. Sisi kanan, sungai kecil tadi yang sudah dirapihkan batas kanan kirinya dengan aliran air yang cukup deras.
Rupanya sisi kiri yang saya kira sungai besar berbebatuan tadi berujung pada sebuah curug kecil. Air dari curug kecil berkumpul di kolam yang disebut telaga ini. Tidak seperti telaga yang alami terbentuk saya melihat kolam (telaga) ini bentuknya seperti tidak alami. Saya tidak habis pikir kenapa bentuknya seperti bekas bebatuan yang tercerai berai. Lalu membentuk cekungan besar dan terisi air dari curug kecil di atasnya. Ah mungkin itu imaginasi saya saja. Namun memang rekahan batu gunung berukuran besar di sekitar curug dan membentuk cekungan ini membuat bentuk telaga ini menjadi unik. Ada papan tertulis bahwa telaga ini kedalamannya mencapai 5 meter. Hmm cukup dalam, ada juga peringatan untuk tidak berenang. Mungkin kalau berenang akan mengganggu kesunyiannya. Entahlah...
Saat googling tadi saya juga membaca di beberapa reportase ada mitos bahwa mereka yang berbicara kotor di tempat ini akan langsung tercebur ke dalam telaga, pun jika ada pasangan yang datang akan menyebabkan mereka putus. Mitos ini mungkin sekedar mitos, ini malah banyak pasangan yang tengah menikmati kesunyian telaga. Menyepi berduaan di atas bongkahan bebatuan. Memang kelihatannya enak tuh nongkrong di atas bebatuan dan sekaligus asik buat selfi. Hmm tetep.
Sayangnya anak-anak yang berharap bisa kembali main air harus sedikit kecewa. Mereka hanya turun di cekungan batu yang landai untuk sebentar main air. Kondisinya memang tak memungkinkan untuk pecicilan dan bermain di sini. Bebatuan besar dan tentu saja licin, tak cocok untuk para krucils pecicilan ini. Mereka bisa dengan mudah terpeleset dan nyemplung ke Telaga. Puas berphoto dan menikmati suasana, kami sepakat segera kembali.
Penasaran juga apa yang akan kami temui jika kami melanjutkan perjalanan hingga ke atas. Petugas menjelaskan bahwa di atas kami akan melihat pemandangan yang juga tak kalah indah. Waah jadi rupanya di sinilah padang rumput tempat pembibitan sapi perah unggul milik Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden. Kami sempat melewati pintu gerbangnya. Jalanan yang meliuk-liuk dipagari rerumputan yang tinggi serasa berada di ketinggian gunung.
Satu sisi padang rumput di lereng pegunungan dengan kumpulan sapi di kejauhan yang tengah bercengkrama mengelompok sambil merumput. "Waah serasa di Australia ya, yah." "Iya kayak di New Zeland juga niih." Peternakan sapi yang membentang luas di lereng pegununngan. Di sisi lain pemandangan kota Baturaden di kejauhan. Berbingkai langit biru dan awan yang tebal menggantung. Serasa kota di atas awan.
Mendapati awan yang kian menggumpal dan kabut pegunungan yang kian turun kami memutuskan kembali dan turun. Kami menyempatkan berhenti di Curug Pinang yang kami lihat plang-nya saat kami datang. Pas di seberang tanda panah Curug Pinang ada kolam terapi ikan dan warung kecil. Anak-anak malah antusias ingin terapi ikan. Ayah dan trio krucils menikmati terapi ikan. Saya potrat potret dan ngacir ke seberangnya. Curug Pinang yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya.
Cuma ada sepasang muda mudi yang tiba terlebih dahulu, tak lama sebelum saya datang. Curug ini malah lebih aman jika ingin dinikmati untuk mandi-mandi dan main air. Saya rasa tidak terlalu dalam karena air sungai yang mengalir setelahnya tak seberapa besar dan dasar sungai yang bisa dilihat dari permukaan. Sayang hari sudah sore dan gumpalan awan sudah mulai meneteskan butiran hujan. Waktunya kembali ke hotel dan beristirahat.
baturaden memang tidak ad duanya...sippp
ReplyDeleteHaha the one n only baturraden ya mas
Deletetidak dibolehin renang mungkin karena ada banaspatinya Mbak [halah apa sih ini]
ReplyDeleteHahaha yg pasti mengganggu kesunyiannya
Deletebagaimana rsanya terapi ikan mak? khasiatnya terasa? penasaaran..kalo saya geli kayaknya hehe
ReplyDeleteSy sih biasanya gak bisa lama2 mak. Geliiii. Jd katanya sih ikan ini memakan kulit mati di kaki kita
Deleteindah,jadi pingin ke sana juga ..eh model difotonya juga cantik :)
ReplyDeleteAih jd pingin nyemplung dibilang cantik #eh
DeleteEhm..dalem juga yaa mbak telaganya, sampek 5 m
ReplyDeleteKlo setahu aku segitu ga terlalu dalem deh..danau2 alami gt malah puluhan meter lho
DeletePanorama alamnya emang alami, indah dan adem banget. Wisata Baturadèn emang keren y mbk
ReplyDeleteYang pasti adem dan tenang deh baturraden ini
DeleteKalo bawa krucil emang ekstra pengawasan, apalagi tempatnya licin gitu.
ReplyDeleteBener bgt mba
DeleteBaturaden..udah lama bangett ga kesana skr udah makin cantik ajah. Harus bawa nadia kesana nih kayanya
ReplyDeleteAyoo sini nadia pasti betah
Deletedulu sempat mau kesana, tapi gak jadi karna lagi hamil abhi dan katanya ada mistisnya, trus sekarang pengen kesana lagi katanya masih ga boleh karna anak seusia abhi masih rentan mistis, benarkah ??
ReplyDeleteAbhi brp tahun mba?
DeleteMeski sy denger ada kisah mistisnya tp suasananya gak berasa mistis sih...
Cm mmg hati2 aja bw anak kecil mah
Kenapa namanya Telaga Sunyi ya Mba? Apa di sekitarnya gak ada pemukiman penduduk? Btw, tempatnya masih asri dgn panorama alam yg masih perawan kayaknya ya?
ReplyDeleteHmm ga tahu persisnya kno mba.
DeleteIni mmg jauh dr pemukiman krn letaknya si kawasan pegunungan gt mba..
Ada villa2 seblm smp ke telaga ini sih.
Masih asri krn mmg hutan taman nasional ini
Memang kudu nginep ya, liburan lalu kami cuma 2 jam & hujan deras pula heheee
ReplyDeleteIya mak...
Delete3 haripun msh kurang
pemandangan kumpulan sapinya seperti suasana di Eropa, hehe.. bagus banget ya Telaga Sunyi itu
ReplyDeleteIyaaa berasa di luar negeri he3
Deleteasyik banget ya tempatnya... aku sempat liat kumpulan sapinya *kayak peternakan di iklan-iklan hihihi..*, tapi nggak ke Telaga Sunyi nya :(
ReplyDeleteIyaa berasa iklan yaa
DeleteCakep banget viewnya, Mak Ophie. Btw judulnya melo kaya lagu jaman dulu yah... hehe...
ReplyDeleteHahaha lg melow2an kitaah
Deleteitu sapi yang diceritain temenku? baru lihat sapi jenis itu..sayang kemarin ke Bauraden, cuma sebentar
ReplyDeleteSapinya keren2...besar2 n montok2...
DeleteSapi unggulan kyknya
huwaaa... andai bisa renang ya mak di telaganya,, pasti adem n segerrrrr bgt, wajar si dede pada kuciwaa :)
ReplyDeleteHaha iya kebayang seger n ademnya sih
DeleteIh keren, ada sapi belang2. Sy juga lbh suka bawa anak ke alam drpd ke mall mak
ReplyDeleteIya atuh ke mall mah jatohnya bikin kantong bolong
DeleteWaah.. makin oke ya Baturraden.. ada sapi2nya juga, seru kalo ngajak anak2
ReplyDeleteterakhir kesana tahun 2010 blm kek gitu, hihi
iya sapi2nya keren juga lho..berasa di mana gt
Deletewah emang bener" sunyi ya mbak ophiee hehe....
ReplyDeleteiya sih pas kesana berasanya memang sepi gt
DeleteAku jadi pingin ke sini, Mbak. Alam banget deh. :D
ReplyDeletebangeeet...asik buat menyepi
DeleteUdah pernah ke sana, tapi duluuuu. Sekarang sudah lebih bagus pasti ya :)
ReplyDeletekayak gt mak..udah rapiih sekarang mah
Deleteahhhh aku mau juga atuh ke baturaden, sepiii sesuai passion ku mbak
ReplyDeleteayo mba sekalian hiking d gunung slamet
DeleteHeuheuheu..rasanya pengen nyemplung renang disitu. Pasti sejuk banget. Kalau udah selesai langsung makan tomyam kelapa. *efek pengen banget makan tomyam kelapa*
ReplyDeletehahaha bener2 deh seru nyemplung trus mamam tomyam kelapa hangat yaa
DeleteSaya pernah nyobain terapi ikan mbak, pertama kali nyelup kaki langsung diserbu ikannya. geli-geli gitu mbak...
ReplyDeleteiya saya juga gelian ga tahan lama2
Deletewah..kok mistis ya mba hiihi
ReplyDeletehahaha tp pas lihat tempatnya gak msitis2 amat kok..
Deletebiasa aja sih terbantung perasaan aja kali ya
Belum pernah ke baturaden :(
ReplyDeletemain lah
DeleteAsyik banget tempatnya Baturaden ini ternyata yah mbak...
ReplyDeleteItu terapi ikan semacam geli tapi bikin penasaran gitu siiiih, di mall suka ada tapi belum pernah berani nyoba hehe...
*suka cemen anaknya*
iya sejuk, adem, dan tenang..
Deletemakananya juga enak
geli2 gitu sih..aku mah suka gak tahan hahaha
Murahtiket masuk nya cuman 10000
ReplyDeleteEh aku suka geli kalo terapi ikan itu, serasa ada yg cubit2 hehehe
iya mas cum... di pancuran pitu cuma 5 ribu lhoo.
Deletecubit2 manja ikannya