Salah satu obyek wisata alam yang tak boleh dilewatkan di Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah curug yang sangat anggun dengan ketinggian hampir 100 meter. Curug ini terletak di wilayah administratif Kabupaten Banyumas. Masih berada di salah satu kaki pegunungan dari Gunung terbesar di Jawa Tengah dan masih aktif, Gunung Slamet.
Mampir ke Curug Cipendok menjadi agenda kami sekembali dari berlibur di Baturraden Purwokerto. Dari sekian banyak wisata alam di sekitar wilayah ini, baik curug maupun gua akhirnya kami memilih Curug Cipendok. Karena menurut google map dan waze lebih mudah dan lebih cepat dijangkau.
Untuk sampai ke sana, dari arah Purwokerto menuju Cirebon - Jakarta kita harus mengambil arah jalan ke kanan. Petunjuk jalan cukup membantu apalagi dengam bantuan google map atau waze. Dari jalan besar jalur Purwokerto - Cirebon ini jalan masuk cukup memadai dan bagus. Semakin lama jalanan akan makin menanjak dan berkelak kelok. Udara pegungungan mulai terasa. Meski matahari tampak terang semilir angin pegunungan membuat kami memutuskan untuk membuka jendela mobil. Pun lalu lalang kendaraan tidak terlalu banyak sehingga polusi dari asap kendaraan tidak dominan.
Pemandangan rumah penduduk berganti dengan pemadangan sawah dan ladang. Kita juga akan melewati kawasan pembibitan sapi unggul milik Kementerian Pertanian. Persis seperti di daerah Baturraden. Suasana pegunungan yang berbukit-bukit dengan rerumputan dan sapi-sapi yang tampak gemuk di kejauhan. Semakin ke atas semakin sepi namun justru kita akan mendapati beberapa villa atau motel di sekitar sini.
Yang disayangkan beberapa ruas jalan di sekitar kawasan pembibitan ini tampak rusak parah. Sangat parah karena bebatuan runcing berserak di sana sini. Seperti sungai kering dengan batu-batu tajam. Harus ekstra hati-hati melewati jalan ini apalagi kalau menggunakan kendaraan yang rendah seperti sedan.
Baca juga: Menikmati Sepi di Telaga Sunyi Baturraden
Tak jauh dari kawasan pembibitan kita akan mengambil arah ke kanan dan disambut oleh gerbang dari kawasan taman nasional Gunung Slamet yang dikelola Perhutani. Kami membayar tiket masuk untuk R.7.000/orang dan retribusi kendaraan sebesar Rp.10.000,- . Pemandangan dan suasananya semacam hutan saudara-saudara. Iyes, ini memang kawasan hutan dung ya. Rimbun pepohonan yang tampak tua. Klo dek Paksi bilang "pohonnya sudah tua ya bu, banyak jenggotnya dan besar-besar..." Hmm jalan setapak dengan bebatuan dan kerikil kecil yang naik turun cukup curam.
Pemandangan makin uhuyy karena ada banyak batu-batu besar di sisi kanan dan kiri jalan. Bahkan bebatuannyapun tampak tua dipenuhi dengan lumut. Pada sisi kanan kita juga akan disuguhi pemandangan cantik di kejauhan sawah yang hijau membentang di bawah sana. Sisi ini memang merupakan pinggiran pegunungan sehingga seperti jurang dengan pagar pepohonan dan latar belakang persawahan.
Dari gerbang ke area parkir tadi memang lumayan menegangkan sih buat saya, tapi seru banget buat anak-anak yang memang suka dengan kegiatan pacu adrenalin. Naik turun cukup curam, dengan sisi kanan jurang dan jalanan agak berbatu karena aspal yang sudah rusak. Tahan nafas saat menanjak, serrrrr saat menurun tapi tetep uhuyyy dan seru buat anak-anak.
Sekitar 300 meter dari gerbang depan kita akan sampai ke area pakrir. Sesuai informasi dari petugas di gerbang, curugnya sendiri hanya berjarak 200 meter dari area parkir. Seperti yang saya yakini curug pastinya ada di dataran tinggi. Baiklah 200 meter tapi pastinya menanjak yaa...dan mendekati kolam tempat curah air terjun pasti kita harus turun ke bawah. Siap??? Hmm sudah sejauh ini tak ada pilihan, kita siap pastinya.
Tempat parkir cukup ramai, selain dipenuhi kendaraan roda dua ada juga beberapa kendaraan roda empat. Selesai parkir, anak-anak tak tahan melihat ada abang siomay. Hahay si abang dengan sepedanya aja berhasil sampai ke sini. Karena saya gak bawa bekal, dibungkus aja siomaynya kita mamam sambil tetap jalan ke atas.
Nah ternyata jalan ke arah curug meski melipir di sisi bukit yang di satu sisinya jurang namun cukup terbantu karena sudah dibuat jalan setapak dari batu-batu besar. Tapi tetap harus ekstra hati-hati apalagi kalau basah batu menajdi lebih licin. Untungnya sih tidak terlalu curam nih.
Nah ternyata di sini pun kita bisa mampir di warung yang ada di sana entah menikmati tempe mendoan atau mie rebus atau bakso dengan kuah hangat. Karena sudah jelang siang, sekalian untuk bekal tenaga kami sempatkan makan dulu. Anak-anak mamam bakso, saya sih mamam mendoannya dengan lontong yang dibungkus plastik. tak jauh dari warung-warung makan ternyata ada play ground. Hmm kalau gak diingetin bahwa tujuan kita ke curug anak-anak sih betah main di sini. Play groud di tepi gunung dengan pemandangan hijaunya bukit dan pepohonan. kereen! tapi lanjut yuuk tuh suara air terjunnya bergemuruh sudah terdengar.
Lalu rasa kagum itu membuncah ketika dari kejauhan terlihat anggunnya air terjun yang jatuh berebutan ke bawah dari atas bebukitam. SubhanaAllah cantik dan anggunnya. Kabarnya tinggi Curug Cipendok ini sekitar 78 meter. Cantik dan sungguh memikat untuk dinikmati. Untuk sampai ke kolam dimana air terjun berkumpul kita harus turun ke bawah melewati jalan setapak. Hati-hati licin karena jalanan basah terkena cipratan air tejun dari kejauhan. Bebatuan besar, sangat besar membentuk kolam tempat air terjun yang tampak dingin itu berkumpul.
Saya gantikan baju anak-anak dengan baju renang agar mereka bisa menikmati dinginnya air pegunungan. Di sekitar air terjunya bahkan ada air-air yang jauh lebih kecil namun tak kalah indah dari yang besar. Mendekati air terjun udara makin dingin saja. Efek air tejun dan udara gunung yang masih dipenuhi pepohonan besar pastinya. Bahkan dari kejauhan percikan air terjun rasanya membuat suasana makin segar. Melihat anak-anak mulai membiru karena dingin saya segera memanggil mereka. Mereka masih happy tapi pasti bakal lupa waktu kalau tidak diingatkan.
Meski ada banyak orang saya tak melihat banyak sampah berserakan seperti di tempat wisata alam biasanya. Alhamdulillah, ada juga sih sampah yang terserak tapi tak mencolok. Saya perhatikan ada bapak-bapak usia tengah baya yang tampak mengawasi setiap orang. Hmm rupanya dia yang mengingatkan kalau ada pengunjung yang mulai melakukan hal yang agak berbahaya, atau ada anak kecil yang tidak dibawah pengawasan orang tuanya.
Saya lihat bapak berambut panjang dan ransel di punggung ini juga memunguti beberapa sampah yang terserak dan mengumpulkannya. Hmm mungkin dia pecinta alam atau memang petugas yang menjaga kawasan hutan dan curug ini. Sebagai pengunjung jika kita tidak bisa membantu menjaga kelestarian alam alangkah bijak jika kita tidak merusaknya setidaknya dengan tidak membuang sampah sembarangan atau merusak pepohonan dan tumbuhan di sekitar wilayah hutan.
Semoga anggunnya Cipendok akan terus terjaga... worth it to visit this place! Datang, nikmati, dan jaga kelestariannya :)
aku gak sempet ke curug kemarin waktu bloggercamp di sana mbak
ReplyDeletewah sayang ya mba lid
Delete78 meter?
ReplyDeletewow...
tinggi banget :)
jadi ingat timbulun di sumbar...
*setuju sama yang ini: Datang, nikmati, dan jaga kelestariannya
Whaa kok sepi gitu yaaa asik buat merenung hahaha
ReplyDeleteWaah...asiknya, di Purworejo juga ada curug...sama bagusnya dengan curug Cipendok ini...hanya saja akses untuk menuju ke lokasinya yang masih susah
ReplyDeleteudah kebayang segernya tempat ini ^^
ReplyDeleteseger bener maak ophiiiii,
ReplyDeleteDe Paksi, jenggot pohon itu yang kayak apa sih? Hihi..lucuuu..
ReplyDeleteTapi seneng ya mba bisa jalan2 mentadabburi alam. Saya baru sekali wisata ke curug mba..itu pun pas SMA dulu. Pengen bgt bisa jalan2 lagi.. Semoga nanti kalau de Aga udah agak besar bisa jalan2 lagi ke curug. :)
Wah tinggi juga ya..dan cantik pula. Kayanya aku harus balik purwokerto lagi deh
ReplyDeleteDi Jateng banyak curug ternyata ya mbak, sayang belum pada ngehits
ReplyDeleteKeren nih kalo destinasi liburan kali ini air terjun hahaha
ReplyDeleteindah, memang banyak curug2 yang belum banyak orang kunjungi shg jalan juga masih jelek. Pastinya seger dan pingin nyemplung ke air
ReplyDeleteAirnya derasss. Suka kecewa kalo jalan2 ke tempat yg katanya air terjun, tapi airnya sedikit. Mungkin juga krn ini musim hujan ya, jadi alirannya deras. Cantik bgt pemandangannya.
ReplyDeletebelum pernah ke jateng, makasih referensi tempat wisatanya mak
ReplyDelete