KRL commuter sampai ke stasiun tujuanku
Hiruk pikuk suasana, berebut pintu yang pasti tidak bertambah lebar.
Udara dingin menyeruap, setelah panas dalam gerbong yg tidak beda dengan panasnya KRL ekonomi, atau kereta api, langsam,_
Tanah basah
Sisa hujan di sore hari yang menghapus teriknya matahari seharian...
Wajah2 lelah
Para pejuang keluarga
Bergegas
Tak ingin menunda bertemu keluarga
Rumah, slalu jd tempat ternyaman dari penatnya kerja...
Rumah, tempat dimana anak2, suami/isteri, sanak keluarga menanti
Rumah, di mana saat terbuka pintunya
Berhamburan dua gadis kecilku berebutan Ibunya
Lalu wajah berseri-seri penuh kerinduan dari pangeran kecilku, dengan lesung pipit di pipinya...:)
Rumah, yang saat pintunya terbuka, sakitnya kepala dan lelahnya raga terasa hilang diterpa suara2 cinta
Rumah, yang saat aku masuk kedalamnya, yang terasa hangat oleh teriakan dan celoteh mereka
Nak, Ibu lelah bekerja seharian, tapi entah mengapa peluk kalian membuat sebagian besar kelelahan itu sirna
Nak, Ibu selalu kangen rumah...pasti karena kalian
Duh semoga judulnya gak berasa lebay yaa. Tapi mengunjungi Baitullah merupakan satu rindu yang tidak hanya jadi mimpi di kala tidur buat saya. Mendengar orang bercerita tentangnya sering membuat hati saya bergemuruh. Melihatnya di televisi, di timeline medsos, di broadcast wa, atau bahkan jika tanpa sengaja melihatnya sekalipun sering membuat mata saya berkaca, tak jarang lalu ada yang mengalir di sudutnya. Pun ada yang menyentak-nyentak di balik dada. Saya merasakannya sebagai sebuah rindu.
bagus banget kak :')
ReplyDelete