Internet di hotel hanya tersambung dengan LAN dan diakses dari kamar
hotel. Saya search jaringan wifi dari blackberry saya, ada beberapa yang
available dan open, salah satunya Unicom saya coba sambungkan tapi
tidak berhasil. Bisa jadi karena SIM card saya masih Telkomsel dan tidak
diaktivasi untuk international roaming. Signal Telkomsel sendiri sudah
berganti dengan sendirinya dengan Unicom. Tapi mengingat biaya cukup
mahal dan saya memang berniat tidak mengganti kartu atau mengaktivasi
international roaming. Paket tersedia Rp.100rb/hari sampai 400rb/minggu. Ah.. saya tunggu wifi aja deh... sapa tahu nanti di ruang conference bisa akses free wifi.
Bisa mengirimkan email ke ayahnya anak-anak sudah bagus. Setidaknya ada
kabar. Media social seperti Facebook, twitter bahkan blogspot dibanned
disini, jadi kalau biasanya bisa dengan mudah berkomunikasi melalui
facebook (asal ada wifi) kali ini kami tidak bisa melakukannya.
Iya, selain jaringan sangat lambat tidak semua situs bisa dibuka disini.
Padahal saya pikir bisa mencari rute ke beberapa tourist site yang saya
impikan bisa saya kunjungi di sela-sela padatnya jadwal seminar kali
ini. Saya mau lihat mana yang paling mudah dan memungkinkan. Ahh...
Ternyata :(. eits tapi sabar dan positif tinkhing deh ah... sapa tahu ada jalan-jalan lain selain ke Great Wall hehehe
Lhoo ini apa sih??? kok introduction-nya panjang lebar teu puguh gitu. Iya karena tidak bisa akses blogspot maka tulisan saya cicil dulu. Rencananya ini akan jadi tulisan satu seri dengan judul besar Beijing Trip yang bakal saya bagi-bagi dalam beberapa part. Beijing Trip: Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5, dan Part 6.
Secara keseluruhan perjalanan ini sungguh meninggalkan kesan mendalam bagi saya, karena seperti sebuah mimpi yang terwujud. Iya saya bermimpi bisa mengunjungi belahan dunia yang merupakan tempat-tempat lahirnya peradaban dunia, peradaban tertua di dunia semacam China, India, Mesir, dan Yunani. Smoga Allah memberikan jalan untuk bisa belajar dengan melihat langsung dan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Mengunjungi China sesungguhnya bukan dalam rangka jalan-jalan atau travelling. Saya sampai di China karena menghadiri regional seminar yang merupakan program lanjutan dari Internatinal Training Program yang saya ikuti di Swedia bulan Oktober Tahun 2013 lalu. Sharing bisa dilihat juga di blog saya ini dengan hashtag #Oleh2Swedia.
Pre Departure
Secara keseluruhan perjalanan ini sungguh meninggalkan kesan mendalam bagi saya, karena seperti sebuah mimpi yang terwujud. Iya saya bermimpi bisa mengunjungi belahan dunia yang merupakan tempat-tempat lahirnya peradaban dunia, peradaban tertua di dunia semacam China, India, Mesir, dan Yunani. Smoga Allah memberikan jalan untuk bisa belajar dengan melihat langsung dan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Mengunjungi China sesungguhnya bukan dalam rangka jalan-jalan atau travelling. Saya sampai di China karena menghadiri regional seminar yang merupakan program lanjutan dari Internatinal Training Program yang saya ikuti di Swedia bulan Oktober Tahun 2013 lalu. Sharing bisa dilihat juga di blog saya ini dengan hashtag #Oleh2Swedia.
Pre Departure
Hmm kita flash back dulu yaa. Itinerary dari penyelenggara adalah dengan pesawat GA
890 yang awalnya dijadwalkan take off pada pukul 20.55 kemudian diundur
menjadi 22.50 dan ternyata kemudian didelay kembali. Pukul 23.05 kami
kemudian dipanggil untuk boarding, tapi saya masih ingat bahwa pesawat
benar-benar take off sekitar pukul 00.15. Iya pesawat berjalan pelan di
landasan sampai akhirnya posisi take off. Rekan saya yang duduk di kursi
sebelah dan depan sudah tertidur. Saya sebetulnya sudah mengantuk, tapi
kondisi tidak pasti membuat kantuk saya hilang.
Perjalanan sekitar 7.05 jam ini kemudian dipastikan molor, dari rencana
sampai tujuan sekitar pukul 7 waktu Beijing sampai hampir dua jam kemudian kami
baru mendarat. Tapi, saya tentu saja tetap bersyukur akhirnya bisa
mendarat dengan selamat. Meskipun kami mendapat ticket di kelas Business
Class, yang pertama kalinya buat saya :D, namun jujur rasa tegang tetap
menghinggapi terutama saat sekitar pukul 5 waktu jam saya (masih
setting jam WIB), terjadi turbulance yang cukup besar dan berkali-kali,
lebih dari 30 menit saya rasa.
Saya memang sedang terbangun karena ingin buang air kecil setelah hampir 4 jam tertidur di nyamannya kursi Business Class yang bisa disetting untuk posisi tidur. Dengan menahan pipis, saya berkali-kali membaca ayat kursi karena turbulance tak kunjung reda. Pilot bahkan berkali-kali mengingatkan penumpang untuk tetap di kursi dengan seatbelt terpasang. Saat akhirnya turbulance berhenti, saya buru-buru ke toilet ternyata kepala agak pening hingga agak sempoyongan ke toilet. Tapi sesudahnya saya benar lega, selain sudah bisa pipis, cuaca sudah cukup bersahabat.
Saya memang sedang terbangun karena ingin buang air kecil setelah hampir 4 jam tertidur di nyamannya kursi Business Class yang bisa disetting untuk posisi tidur. Dengan menahan pipis, saya berkali-kali membaca ayat kursi karena turbulance tak kunjung reda. Pilot bahkan berkali-kali mengingatkan penumpang untuk tetap di kursi dengan seatbelt terpasang. Saat akhirnya turbulance berhenti, saya buru-buru ke toilet ternyata kepala agak pening hingga agak sempoyongan ke toilet. Tapi sesudahnya saya benar lega, selain sudah bisa pipis, cuaca sudah cukup bersahabat.
Hmm beda kelas memang beda kenyamanan. Selain tempat duduk yang luar
biasa nyaman dan lega. Fasilitas yang lebih dan pelayanan yang ekstra.
Jadi dengan sedikit katro, akhirnya kami bisa melewati malam tersebut
dengan kenangan tersendiri. Saya yakin panitia kehabisan kursi economy
class sehingga kami (bertiga) mendapat kursi Business Class. Iya saya
dengar ada sekitar 85 pegawai PT. KAI berada di peaswat bersama kami
dalam perjalanan ke Beijing tadi.
Beijing, Here I am...
Setiba di bandara Beijing Capital International, saya pun langsung ke
toilet. Tetap tak bisa menahan pipis hihi... Dan benar, tentu saja
toiletnya kering, jadi butuh usaha ekstra untuk urusan bersih-bersih.
Air hanya tersedia di washtafel. Saat hendak mengantri di imigrasi, saya
ditegur petugas karena mengambil gambar dengan ponsel. Beneran, saya
gak lihat tuh ada sign "No Picture", saya langsung minta maaf :D. Ada
orang Indonesia lain yang juga mengantri, menyampaikan dengan suara
cukup keras bahwa di semua area di sana dilarang mengambil poto (dalam
bahasa Inggris) Aih... Kan saya sudah minta maaf karenapun saya tadi
bener-bener gak "ngeh". Lhaa petugasnya aja dah memaklumi kok. Saya
jawab juga sih dengan bahasa Inggris, kalau tadi terjadi karena saya
tidak tahu dan tidak melihat sign larangannya.
Saat mengantri rupanya bersamaan waktunya dengan penggantian sift
petugas imigrasi. Teman saya yang mengantri di depan, berlalu dengan
cukup lancar. Giliran saya agak lama, karena selain petugasnya baru
"pemanasan", dia tampak agak kebingungan karena tidak ada visa di
passport saya. "Kamu tidak punya Visa China, Mana Visa China-nya",
begitu kurang lebih penangkapan saya. Lalu saya jelaskan bahwa saya
memang tidak memakai visa, free visa, karena saya menggunakan paspor
dinas (service passport), saya harus menjelaskan dua kali sampai dia
akhirnya menangkap dan kemudian langsung minta maaf. Lalu diproseslah
passport saya. Memang bagi yang menggunakan passport dinas untuk
kunjungan yang tidak lebih dari 14 hari dibebaskan dari mengurus visa,
"free visa". Kunjungan saya yang hanya satu minggu tentu saja juga free
visa.
Kondisi bandara agak sepi. Dalam bayangan saya, Beijing pasti sangat
ramai. Sebagai the second largest city in the world after Shanghai,
bandara yang sepi membuat saya menduga-duga, mungkin "largest" dalam
konteks wilayah bukan populasi. Sesuai ittinerary dari panitia, kami
akan dijemput di bandara dan diantar dengan taxi ke hotel. Tapi jika
karena satu dan lain hal, sang penjemput tidak ada, maka kami diminta
pergi dengan taxi sendiri ke hotel. Mengingat keterlambatan dan
perubahan jadwal yang sedemikian kami tak terlalu berharap masih akan
dijemput. Namun ternyata salah, ah seorang laki-laki mandarin (hahayyy
ya iyalah...pan di Beijing non :P) dengan pakaian resmi (dengan jas) dan
rapih menempelkan kertas dengan nama kami bertiga di pagar penjemput
sesaat kami keluar pintu bandara.
Waah ternyata kami dijemput dengan Audi hahaha, lagi-lagi pengalaman
pertama. Mas penjemput yang terlihat keren tapi tak bisa berbahasa
inggris ini ternyata "okem" juga, menyetir dengan kecepatan yang lumayan
di jalan tol yang ramai. Zig zag kanan kiri... Sekitar 45 menit
akhirnya kami sampai ke hotel. Dia tak merespon sama sekali beberapa
pertanyaan kami dalam bahasa inggris lalu diam sepanjang jalan. Jadi
kesimpulannya beliaunya memang tak paham.
Aah finally kami sampai ke Xin da du Hotel in Beijing Capital. Xin da du artinya baru, tapi hotel ini sama sekali tidak terlihat baru, walaupun juga tidak terlalu "oldies". Saat chek in hotel, visa kembali masalah. Petugas reception dengan bahasa inggris yang terbatas, tampak kebingungan karena tak menemukan visa dalam paspoort kami. Proses menjadi lebih sulit dari kejadian di imigrasi bandara. Teman kami bahkan menunjukkan peraturan (dalam bahasa China) bahwa kami yang menggunakan paspor dinas tidak membutuhkan visa. Tidak berhasil, akhirnya sang petugas reception melapor pada atasannya. Setelah menunggu sekitar 15 menit, dia kembali dan memproses check in. Aaah Finally. Room 1132 where I will be take a rest for a week. Kamar double bad dengan pemandangan kota Beijing dari jendela, cukup nyaman. Setara dengan hotel bintang 3-4 di Indonesia.
Beijing Zoo, Cute Pandas
Dengan pengalaman komunikasi yang sulit, tidak ada jaringan internet
akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Berdasarkan
hasil penerawangan teman saya :D tempat yang paling reasonable untuk
dikunjungi adalah Beijing Zoo. Butuh sekitar 15 menit jalan kaki untuk
sampai kesana. Sampai di perempatan jalan yang cukup ramai dan mirip
terminal kami kebingungan. Melihat kantor polisi kecil, langsung saya
ketuk. Saya memastikan arah menuju Beijing Zoo, dengan bahasa Inggris
campur bahasa tarzan hahaha. Untungnya ada satu polisi yang paham
pertanyaan saya, lalu kami ditunjukkan arah dengan bahasa tarzan juga.
Intinya sih lurus, setelah bangunan di depan lurus terus. Yup akhirnya
kami ada di depan gerbang yang sangat penuh manusia... Owh OO...Hmm hari
minggu, hari keluarga... Ratusan manusia memenuhi Zoo ini. Tiket untuk
orang dewasa 40RMB untuk anak-anak 20RBM.
Beijing Zoo terletak di Xicheng Disrict dengan luas sekitar 89 hektar termasuk 5.6 hektar danau-danau dan kolam-kolam. Beijing Zoo merupakan salah satu kebun binatang tertua di China dan memiliki koleksi binatang terbanyak di China. Kebun binatang termasuk akuariumnya memiliki lebih dari 450 spesies binatang darat dan lebih dari 500 spesies binatang laut. Secara keseluruhan ada sekitar 14,500 binatang. Lebih dari 6 juta pengunjung setiap tahun. Beijing Zoo dibangun di akhir masa Qing Dynasty. Koleksi binatang yang terkenal adalah beberapa binatang langka endemik termasuk Giant Panda.
Wuaaah Beijing Zoo ini luas sekali. Pengunjungpun luar biasa padat.
Maklum weekend. Tujuan utama sih cuma mau liat si Panda. Puas melihat
Panda, kami berkeliling. Cuaca yang terik dengan angin yang dingin.
Sayangnya banyak wahana yang tengah dibangun "under construction"
sehingga suasana makin riuh dan agak tak beraturan di beberapa tempat.
Antrian manusia yang cukup padat paling banyak berkerumun di tempat si Panda. Saya pikir orang China sudah tidak tertarik melihat binatang yang jadi maskot negaranya ini. Salah besar, di antara semua tempat yang paling ramai ya di tempat si Panda. Sayangnya jumlah panda yang bisa dilihat terbatas dan beberapa sudah tampak tua. Kondisi tempat mereka yang kurang hijau dan terasa terik juga menjadikan mereka enggan keluar dan memilih berada di dalam kandang. Bobo-boboan dan leyeh-leyeh. Perlu menunggu waktu yang pas untuk bisa mengambil gambar mereka sekaligus mengantri mendapat celah untuk bisa berada di samping kandang dan memotret.
Kami tak sempat melihat semua arena. Selain masih lumayan capek,
suasana yang sangat "crowded" dan udara yang cukup terik membuat kami
agak kelelahan, terlebih sudah waktunya makan nih. Kami agak tertolong
dengan angin yang sepoi-sepoi dingin. Menuju arah pulang sambil mencari
makan yang sekiranya halal kami akhirnya memutuskan makan di salah satu
resto yang memakai nama Australia. Nah ini memang area tempat
hewan-hewan dari Australia semacam Kanguru dan Koala. Meski judulnya
Australian Cafe, tapi menu makanannya tetep sih ala Chinese, saya
sendiri akhirnya memilih nasi + ayam dengan tomat dan scrumble egg. Not
bad lah... rasanya cukup aman di lidah endonesa saya. Selesai makan kami
kembali ke hotel. Istirahat karena besok pagi jadwal seharian penuh.
Lanjut yuuk ke Beijing Trip Part 2
wah baru tahu soal visa dinas itu...
ReplyDeletealhamdulillah tidak ada masalah ya Mak dengan visanya. walaupun sedikit ada ketidakpahaman kecil..
haha iya mak, memang klo visa dinas, smp 14 hari free mak ke beijing, lebih dari itu tetep ada visa. makasih sudah mampir mak
Deleteisshh...kereeen.. seneng banget pasti bisa ke sana..
ReplyDeletepandanya lutjuk ya mak :D
alhamdulillah seneng.. hihi iya lucu... walopun mereka males keluar mak
Deletegak kebayang ngalamin turbulance 30 menit...jantungnya berasa lepas haha...tapi alhamdulillah gak papa ya mak.... :)
ReplyDeleteiya alhamdulillah masih bisa kembali mak.. udah kepikir yang enggak-enggak tuh kmrn hihihi
Deleteasiknya bisa ke beijing ya mak...:)
ReplyDeletealhamdulillah mak, salah satu mimpi yang terwujud
DeletePanda kelihatannya menggemaskan ya hehehe. Tapi dia memang makan terus kerjaannya ya, Mak? *penasaran
ReplyDeleteenggak juga tuh mak, pas kmrn siang2 mereka lagi leyeh2 bobo-boboan gt...
DeleteWaah enaknya, dibayarin, pake business class, ada temannya juga, jadi gak ngak ngok sendirian. Etapi ada kerjanya juga kok ya heheheee
ReplyDeletealhamdulillah mak, kerja plus disambi jalan-jalan.. :)
DeleteJadi pengen ke Beijing.... menarik. Coba pake VoA langsung deh ke sana gak pake lama mak... hihihihi...
ReplyDeletehahaha... iya mak, banyak tempat keren2 juga yg tempting bgt buat di-explore...
Deletewuuaaa asyiknya pake bisniss class, gretongan pula...seruu
ReplyDeletemakasih mak, part 1 terdaftar ya ;)
ok mak, makasih....iya first time di bisnis class hihi...
DeleteKece nih perjalanan dinasnya
ReplyDeletehmm ini dibayarin pihak pemerintah swedia sih mbak..bukan sm kantor/apbn
DeleteHi mbak salam kenal, seru bangey baru baca part 1 nya. Btw yang penasaran adalah....bener kah toilet di sana jorok ? Habis temen2 suka bilang begitu 😅😂
ReplyDeletehmm gitu deh mbaa terutama di public places...meski ada jg yang bersih..
Delete