Uppsala University is a research university in Uppsala, Sweden, and is the oldest university in Sweden, founded in 1477. It ranks among the best universities in Northern Europe and in international rankings.
Itulah salah satu alasan yang membuat saya penasaran ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri, How it looks like...the oldest university in Sweden from the mid 15th century. Maka meskipun waktunya amat sangat mepet, saat teman mengajak untuk sekedar melihat suasana kampusnya dan kota kecilnya yang katanya sih... macem yogyakartanya Indonesia gituuu, saya langsung mengiyakan. Padahal saat itu kami baru selesai kelas sekitar pukul 16.30 sore.
Dari Stockholm Central Station menuju Uppsala Central Station bisa ditempuh sekitar 40 menit dengan kereta. Sayangnya frekuensinya tidak sebanyak kereta dalam kota. hanya ada 2 kereta per jam dari jam 6 pagi sampai jam 11 malam. Setelah bertanya-tanya tentang bagaimana cara membeli tiket dan berapa harga tiket, maklum tulisannya mostly dalam bahasa Swedia. Akhirnya kami menemukan peron yang dituju dan menunggu sekitar 15 menit.
Hmm ternyata kereta menuju uppsala bukan kereta listrik super cepat seperti dugaan saya, penampakannya seperti kereta api lama yang justru terkesan eksotis *halah*, tapi kecepatannya menurut saya tak kalah dengan kereta listrik cepat yang membawa saya ke Hasselholm di lain kesempatan.
Selama di kereta saya duduk dengan Doktor Rahman, dari Bangladesh. Sepanjang perjalanan kami berbincang dengan Bapak yang kalau di negaranya ini punya jabatan cukup tinggi, hmm minimal eselon II deh kayaknya kalau di Indonesia. Perbincangan lebih banyak soal keluarga. Kalau kita mungkin berpikir agak underestimate memandang Bangladesh sebagai negara miskin dan sejenisnya, maka obrolan saya dengan Pak Rahman ini seperti membuka wacana baru. Ternyata meski kondisi dan kemiskinannya, sebagian masyarakat Bangladesh tidak surut langkah untuk meraih kemajuan dan kesuksesan di luar negaranya.
Pak Rahman bercerita bahwa sebagian besar keluarganya saat ini menjadi PR (permanen resident) bahkan sudah menjadi warga negara Amerika. Bukan sebagai pekerja informal atau sektor yang tidak seksi, tapi sebagai lecturer dan researcher. Hmmm luar biasa..Bahkan putrinya saat ini tengah menjalani masa kuliah post graduatenya di Canada. Oh iya isteri Pak Rahman seorang dokter, sedangkan pak rahman juga bergelut di bidang kesehatan masyarakat. Mereka berdua berkerja di Kementerian Kesehatan dan memiliki posisi signifikan.
Pak Rahman bercerita bahwa sebagian besar keluarganya saat ini menjadi PR (permanen resident) bahkan sudah menjadi warga negara Amerika. Bukan sebagai pekerja informal atau sektor yang tidak seksi, tapi sebagai lecturer dan researcher. Hmmm luar biasa..Bahkan putrinya saat ini tengah menjalani masa kuliah post graduatenya di Canada. Oh iya isteri Pak Rahman seorang dokter, sedangkan pak rahman juga bergelut di bidang kesehatan masyarakat. Mereka berdua berkerja di Kementerian Kesehatan dan memiliki posisi signifikan.
Tak terasa 40 menit berlalu, kami berenam tiba di stasiun kereta Uppsala, disambut hujan. Menunggu hujan rasanya akan menghabiskan waktu. Kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan di bawah rinai hujan. Beruntung beberapa di antara kami termasuk saya selalu membawa payung.
Keluar dari stasiun, kami langsung mencari peta. Posisi Uppsala University tak jauh dari stasiun dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Suasana khas eropa langsung terasa. Puluhan sepeda terparkir rapih di luar stasiun. Kami menyebrangi jalan di depan stasiun dan menyusuri jalan menuju universitas. Selain derai hujan, suasana semakin menggelap. bukan sekedar karena mendung tetapi juga karena malam mulai menjelang.
Meski hanya sekilas, rasanya kota kecil yang rapih dan apik ini memang nyaman untuk jadi tempat belajar. Suasana kampus yang khas. Kebetulan kampus ini juga memiliki botanical garden, sayangnya kami hanya lewat tanpa bisa masuk. Kami sempat melihat ada beberapa gedung yang tengah digunakan sebagai tempat ospek bagi mahasiswa baru. Terlihat dari kostum yang mereka kenakan. Hari sudah makin gelap. kami menyusuri jalan, mengambil poto di tengah rinai hujan, dan memutar untuk kembali ke arah jalan kami berangkat. Kami memang mengejar jadwal kereta agar bisa kembali sebelum hari terlalu malam.
Agak terburu-buru kami kembali ke stasiun, karena jarak satu kereta dengan kereta lainnya cukup lama. Kami berharap tak ketinggalan kereta dengan jadwal terdekat. Sebagai kota kecil, suasana sangat tenang dan cenderung sepi rasanya kami akan kesulitan kalau harus mencari makan malam di sana.Pun malam itu kami disediakan makan malam di tempat menginap. Uppsala yang cantik dan tenang, masih menyisakan rasa penasaran di balik dada. Sungguh kunjungan yang singkat. Tapi setidaknya sedikit membayar rasa penasaran saya. Siapa tahu suatu waktu bisa kembali ke sana untuk kunjungan yang lebih lama.
keren sekali dirimu mak :) bikin iri...
ReplyDeleteAiih alhamdulillah mak...rezeki niih bs dpt pengalaman seru ini...tp aku blm ke jepun spt dirimu mak... *sdh masuk di dream list sih....😊 amiiin...
Deletesuasana sekolahnya enakeun ya, kalo malem agak mencekam sih. fotonya kekecilan :D hueheehehe pengen liat background foto2nya
ReplyDeleteAda bbrp gambar uni yg tuanya mak..tp krn dah malem.gambarnya kurang oke...
DeleteCoba nti gambarnya dibezarin yaa...
Cantik bgt universitasnya..kotanya apalagi.... meuni mupeng euy jdnya :(
ReplyDeleteSeperti yoygamu lah mak muna...*serasa nyanyi lagu nya KLA gitu deh
Deletewidih manteeeeeeeeeep :)
ReplyDeleteMakasih maak
Deletembak Ophi ternyata nun jauh disana., enak ga mbak tinggal disana hehe
ReplyDeleteuwaaa....keren banget mbk,sepi ya ^^
DeleteMak Mocen Susan...saya numpang di sana cm 1 bulan..skrg sih dah ke Jakarta tercintahhh hehehe...keliatannya sih nyaman dan tenang gt di sana mak...
DeleteKlo org yg tak suka hiruk pikuk kayak di jakarta...mestinya betah di sana.
Waktu aku ke sana sore2 sih dah sepi gitu mak Hanna...
Kotanya kecil namun dari foto-fotonya tampak artistik. Tentunya sangat membetahkan kalau dijadikan tempat tinggal sementara ya Mbak )
ReplyDeleteIya mak...sayangnya kunjungan sy sangat singkat...tergoda juga utk bs sekolah lagi di sana hihihi
DeleteKatanya ada jg program beasiswa utk international student jg...tp blm smpt serius hunting
Mantaaapp, mantaaap mak Ophi... Cerita soal Pak Rahman Bangladeshnya inspiring bgt
ReplyDeleteIya sy juga terkesan n terinspirasi bgt sm ceritanya pak rahman ini mak.
DeletePun beliau sangat sopan dan humble...sy bahkan smpt email2an sm.isteri beliau stlh bulan april lalu kami ketemu di regional seminar di beijing
Mupeng, Mak. fotonya keren, emaknya juga kerennnnn
ReplyDeletehihi makasih mak...aslinya suasananya lebih keren,,,,teknologi secanggih apapun ada kekurangan mengcaptute alamnya mak
DeleteSelalu ngiri pangkat sejuta sama mereka yang udah pernah menginjakkan kaki ke Eropa. Hiks...
ReplyDeleteApalagi itu suasanya dreamy banget mak, pake payung, jalan aspal basah, ada daun-daun oranye gitu..... pengeeennnn. Kalau aku ke Sweden, mau cari rumahnya Mas Maher ah, katanya di Stockholm...
smoga bisa menginjakkan kaki di sana juga ya mak..iya aku juga berharap bs ketemu Maher. sempet terpikir mau ikut temen cowok yang sholat ke masjid utk sholat jumat hahaha..
Deletesapa tahu ada Maher hihihi niat bingiiits
Bangunannya kereeen..wah beruntung sekali dirimu Mak, bisa merasakan indah kehidupan di luar sana.
ReplyDeletealhamdulillah mak Ety...iya cantik banget apalagi aslinya...di dukung musimnya yang bikin makin romantis hahaha
DeleteWaw....Swedia... Salah satu tempat asyik di Eropa... Alhamdulillah banget ya Mbak bisa menginjakkan kaki di sana.... Tempatnya yang dingin... tak terlalu ramai... bangunan lama berjaya...berjalan di bawah rinai hujan... Ugghh aku membayangkannya seandainya aku ada di sana...betapa indah dan romantisnya suasana... Semoga Mbak Opphie bikin lagi nih tulisan lanjutannya tentang Swedia ...diriku akan setia menanti dan membaca ...wonderfull Swedia...
ReplyDeletesudah ku tulis sebagian ceritaku di Swedia di blog ini mak..monggo di search
Deletemudah2an bs menginspirasi dan membuat kita berani bermimpi dan smoga melangit impian kita dan diridoiNya amiin