Para mommies di Whatsapp Group kelas IE ketar ketir menunggu info ulangan anak-anak.
"Iya nih, Kakaknya yang kelas III sudah mulai daily test lho dari dua minggu lalu...""Kok anak-anak kita belum ada tanda-tanda mau ulangan ya moms..."
"Hmm apa mungkin untuk anak kelas I ulangan harian ditiadakan?? .."
"Aduuh saya deg-degan niih, tiap hari pulang sekolah aja dag dig dug tanya gimana sekolah hari ini, gimana kalau ulangan ya?""Masih banyak yang perlu penyesuaian ritme belajar dari masa bermain ke masa sekolah mungkin ya.."
"Hmm XXX malah baru mulai ngelancarin baca nih di kelas remedial... gimana nanti kalau ulangan??"
Begitulah kurang lebih percakapan kami. Anak-anaknya mungkin malah gak tahu soal ulangan ini, Para mommies sudah gadung di ruang maya. Ada yang dag-dig-dug, ada yang ketar-ketir, kalau yang tenang-tenang aja malah gak comment hahaha.
Kalau saya?? jujur termasuk yang dag-dig-dug. Seperti pernah saya ceritakan dalam postingan sebelumnya. Ka Zaha yang meski mendapat nilai dan skor yang bagus saat test masuk SD, namun jika dibandingkan dengan Kakaknya Alinga dulu saat masuk SD, kemampuan akademiknya agak tertinggal dari kakaknya. *Buuk ditimpuk buku, Pliss Ibuuu, jangan banding-bandingin terus #suarahati. Enggak kok, saya gak bermaksud membandingkan untuk tujuan negatif. Justru akhirnya saya jadi belajar. Mereka berbeda dan saya harus bisa menyesuaikan dengan kondisi mereka masing-masing.
Ka Zaha tidak masuk kelas remedial. Saya bukannya senang, malah gak yakin dan mengonfrimasi Miss Fera. "Iya bunda, Zaha tidak remedial."
"Yeee aku gak remedial.." Begitu celoteh Ka Zaha pada Kakaknya saat dipastikan dia tidak remedial.
"No no no, ..Ka Zaha tidak remedial di sekolah tapi tetap harus belajar membaca setiap hari di rumah, ada atau tidak ada Ibu, tuh buku bacaanya satu rak, tinggal pilih.
Saya bukan mau galak, bukan mau perfectionists. Pliss deh buku tematik saja yang pake bahasa Indonesia itu tebalnya lumayan bikin manyun. Belum lagi buku pelajaran lain yang berbahasa Inggris, science, math, dan englishnya sendiri.. eh ada pula religion dan bahasa arab.
"Yeee aku gak remedial.." Begitu celoteh Ka Zaha pada Kakaknya saat dipastikan dia tidak remedial.
"No no no, ..Ka Zaha tidak remedial di sekolah tapi tetap harus belajar membaca setiap hari di rumah, ada atau tidak ada Ibu, tuh buku bacaanya satu rak, tinggal pilih.
Saya bukan mau galak, bukan mau perfectionists. Pliss deh buku tematik saja yang pake bahasa Indonesia itu tebalnya lumayan bikin manyun. Belum lagi buku pelajaran lain yang berbahasa Inggris, science, math, dan englishnya sendiri.. eh ada pula religion dan bahasa arab.
Gimana ibunya gak ketar ketir kalau ka Zaha belum lancar membaca. "Maaf ya nak, kamu tetap harus berjuang lagi agar belajar di sekolah menjadi lebih menyenangkan karena kamu sudah lancar membaca buku-buku itu." Justru Ibu mau membantu kamu agar bisa lebih mudah menjalani masa tahun pertama sekolahmu. Bukan dengan malas-malasan, banyak alasan, hanya dengan sedikit lebih rajin membaca kok. Lagi pula yang dibaca buku cerita yang seru-seru, jadi tetep yaa, baca! tiada hari tanpa membaca.. Okeh? "Deal!!!
Belum lama setelah kami para mommies membincangkan soal daily test, ada dua informasi sekaligus di buku penghubung. Yup dua ulangan dalam satu minggu. Dua hari berturut-turut. Pelajaran tematik dengan sub tema yang berbeda. kalau dihitung dari halaman totally ada sekitar 100 halaman lebih untuk dua kali daily test tersebut. Gubrak... ! tenang, ambil nafas, tahan di perut, hembuskan pelan2 lewat mulut. "pliss be calm mom..." Kalau Ibunya rusuh, gimana anaknya bisa tenang?
Sebelum sampai ke rumah dan memeriksa sendiri buku penghubung Zaha. Untungnya, saya sudah mendapat infonya dari para mommies di Grup. Jadi alhamdulillah di depan Ka Zaha saya sudah bisa "calm down". "Ka Zaha, nanti bakal ada ulangan ya sayang..." Agak kaget, Ka Zaha kemudian menyahut. "Iya bu, Ada di buku penghubung, Miss sudah tempel, Kok Ibu udah tahu?" Inilah bedanya, Ka Alinga tanpa dipancing biasanya langsung melapor jika ada ulangan atau informasi apapun dari Missnya apalagi sudah disampaikan dalam buku penghubung. Ka Zaha adeknya ini memang lebih "slow", santaiii...kayak di pantaii... Hihihi. Jadi ngaca deh. Yang satu kayak siapa? yang satunya lagi kayak siapa hayooo??? Ayahnya cuma mesem-mesem deh kalau kayak gini.
"Ulangannya masih hari kamis dan jumat ya Ka, supaya gak berat dicicil dari sekarang belajarnya ya...baca-baca bukunya." Ka Zaha tidak membawa pulang buku tematik, untung saya sudah print-kan dari buku eletronik yang saya donlod dari website kemdikbud. Sudah tahu belum mom? yang belum tahu bisa dilihat di http://bse.kemdikbud.go.id/buku/kurikulum2013 ya. Semua buku pelajaran sekolah kurikulum 2013 ada di sana.
Saya tidak menargetkan apapun untuk ulangan pertama Ka Zaha ini. satu hal yang ingin saya tanamkan adalah bahwa Ka Zaha punya rasa tanggungjawab. Dia tahu akan ada daily test dan untuk bisa melewatinya dengan baik Ka Zaha harus berusaha, "harus berjuang" begitu motivasi yang sering saya sampaikan. Kalau sudah berusaha, bersiap, insyaAllah jadi lebih mudah, setidaknya sudah siap secara mental.
Soal hasil saya selalu tekankan bahwa Ibu tidak menilai Zaha hanya dari hasilnya. Kalau Ka Zaha sudah mau berjuang, berusaha, Apapun hasilnya Ibu tetap bangga sama Ka Zaha. Karena Ka Zaha sudah bertanggungjawab dengan tugas dan kewajiban. Saya rasa hal ini juga akan menguatkan mentalnya dan menghadapi ulangan dengan lebih siap dan relax karena merasa sudah bersiap.
Oke, Fixed! dua hari menjelang ulangan saya masih bisa menemaninya membaca dan menjawab latihan di buku tematik. Hari pertama ulangan, malamnya saya masih temani belajar. Tak saya tampilkan wajah khawatir sama sekali. Pagi sebelum berangkat, saya masih sempat menyemangati. "Siap ya, Ka Zaha bisa, karena sudah belajar, sudah berjuang." Hari kedua saya dinas luar kota. Saya sudah wanti-wanti, Ayah yang menenami Ka Zaha belajar. Kalau tidak pesan seperti itu, biasanya mogok. "Aku maunya sama Ibu..."
Sepulang tugas dinas luar kota. Ka Zaha langsung lapor dengan wajah cerah. "Ibuuu, ulangannya gampang. Aku bisa isi..." "Alhamdulillah...Nah kan, kalau belajar jadi lebih mudah". Sampai hari ini, saya tidak penasaran dengan hasil daily test Ka Zaha. Dua hari lalu juga daily test Arabic, bahasa arab. Yang ini jujur saya takut Zaha merasa kesulitan, karena Iqronya saja masih Iqro 3 dan tidak maju-maju. *santaiii kayak di pantai hahaha*.
Sambil menemaninya di boncengan motor saat berangkat ke sekolah, saya mengulang semua kosa kata yang harus dihapalkan sepanjang jalan. Ka Zaha mengikuti dalam hati, kalau pake sistem tanya jawab (seperti yang saya terapkan pada Ka Alinga), hasilnya kurang efekstif. Iyess, karena Ka zaha bakal lama menjawab dan saya kehabisan waktu, "mikir dulu buuuu..." Hahaha. Baiklah, saya terapkan cara yang berbeda. Tidak bisa disamakan karena mereka berbeda.
Tadi pagi sambil mengingatkan kalau besok Kamis ulangan Religion, Ka Zaha dengan wajah cerahnya mengulang laporan semalam. "Ibu ulangan Arabicnya gampang. Aku bisa kok bu.. cuma cocok-cocokin aja bu, tarik garis yang sesusai. kayak kita belajar kemarin..." Ups Pede-nya kamu Kak.."Waah alhamdulillah kalau begitu, pasti karena Zaha sudah belajar ya malamnya..." "Iya bu...bener kata Ibu, kalo kita berjuang jadi lebih mudah ya bu, harus berjuang dulu ya bu...Kalau gak berjuang jadinya susah ya kan buu..."
Alhamdulillah ada yang terasa dingin di balik dada saya. "Ini bukan soal ulanganmu nak. Ini adalah prinsip yang harus kamu pegang, segala sesuatu harus diperjuangkan...semangat menghadapi apapun, semua masalah bisa diatasi jika kita mau berjuang. Cemunguth sayangkuuh. Love you as always"
Ternyata apa yang ada di pikiran emak-emak kayak kita sama aja ya mbak....ada rasa takut anak kita nggak bisa menghadapi tugas-tugas sekolahnya...
ReplyDeletehihi naluri ke-emak-an ya mak. wajar tapi klo berlebihan kasian anak2 yaa
DeleteJadi ingat dulu masih kecil dicecar ibunda agar lancar membaca sebelum masuk sekolah. Kayak militer sampai nagis nangis tapi hasilnya mantap. Cuma setelah bisa baca anak sebaiknya memang jangan ditekankan akan hasil dan ranking. Setuju kalau lebih ke penekanan pentingnya tanggung jawab. Yang penting juga supaya anak senang belajar atau belajar dg nyaman dan perlu ditanamkan rasa ingin tau. Pengalaman pribadi.
ReplyDeleteIya maksudnya justru ingin membantu atau memudahkan anak-anak. karena system pendidikan saat ini ada Gap, di tingkat pra sekolah dilarang belajar Calistung, masuk SD bukunya bejibun. bikin orangtua stress
Deletewah anak yang pinter :)
ReplyDeleteamiin...makasih aunty....
Deletecemungut ya :D
ReplyDeleteYang ulangan anaknya....yang deg-deg an ibunya.. Prestasi anak, prestasi ibunya juga Mak..:-)
ReplyDeleteIyaaa bunda...
DeleteKadang2 anaknya malah santai2 ajah tuh
Namanya juga emak-emak, anak yang mo ujian, emaknya yg lebih heboh nyiapin agar si anak bs menjawab ujian. Yang ujian anak tapi yg lebih jantungan emaknya
ReplyDeletehahaha iya mak, bener bangeet. apalagi kita tahu anaknya belum siap dengan situasi belajar beneran di SD, setelah belajar smbl main di TK yaa
DeleteBunda, percaya dong sama akuuu, aku kan pinter, kaya bunda
ReplyDeleteKita kadang perlu inner change mba, agar tak terlalu mencemaskan anak kita.
iya ya mak hiks..beginilah kadang ibunya yang lebih galau. harus terus belajar
Deletehmmm .... smangat terus belajarnya buat zaha ^^
ReplyDelete