In Harmony Clinic: Karena Pencegahan adalah Investasi Kesehatan di Masa Depan. Saya agak kaget saat bulan Februari lalu Mimi (Ibu saya, 68 tahun) menelpon saya dan bercerita akan pergi umroh dalam waktu dekat. Cukup mendadak! Selain masalah biaya tentu saja kesiapan fisiknya menjadi concern saya. Rupanya Mimi mendapat penawaran dari sepupu saya, keponakan beliau. Sepupu saya ini rupanya baru saja membuka travel umroh dan haji dengan teman-temannya. Mimi mendapatkan penawaran harga khusus yang menurut saya cukup signifikan bedanya dengan paket sejenis.
Singkat kata, Mimi dan adik bungsu saya kemudian direncanakan berangkat dalam waktu sekitar satu bulan kemudian. Saya cukup optimis melepaskan Mimi dan adik saya pergi karena sepupu saya akan menemani sekaligus sebagai pembimbing. Dia sudah punya pengalaman yang cukup terkait penyelenggaraan haji dan umroh. Sebagai alumni salah satu universitas di sana yang selama kuliah dan menetap setelahnya bahkan sering mendapat tugas mendampingi penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Tahun 2007 saat Mimi melaksanakan ibadah haji, sepupu saya ini juga mendampingi Mimi. Jujur kami merasa tenang dan terbantu karena Mimi bahkan sempat sakit dan harus dirawat ke dokter. Dialah yang mengurus Mimi saat itu.
Meski pernah berhaji namun tentu saja kondisinya sudah berbeda. Usia Mimi sudah bertambah hampir 10 tahun. Kondisi kesehatannya juga tentu berbeda. Meski tidak ada sakit berat yang diderita, Mimi punya keluhan dengan sendi/rematik, maag, dan tekanan darahnya yang tinggi. Sementara adik saya meski "casing"-nya tampak segar dan sehat, dia sebetulnya memiliki sakit di paru-parunya. Dia juga punya asma. Jadi pergi kemanapun mereka harus selalu siap membawa obat-obatan pribadi. Nah saat sepasang "kekasih hati" saya ini harus pergi berdua, sejujurnya saya agak risau.
Saya terus berusaha memantau persiapan keberangkatan mereka mulai dari urusan administratif hingga kesiapan fisik dan kesehatan. Saat akhirnya urusan paspor dan visa selesai saya merasa cukup lega. Saya pikir sudah 95 persen persiapan sudah terpenuhi. Nah ternyata saya agak kaget karena mereka bahkan belum melakukan vaksinasi meningitis padahal seminggu lagi dijadwalkan berangkat.
"Teu nanaon ceu, lamun hente di-vaksin oge moal nanaon." Well, kalau saya terjemahkan bebas..." Gak apa-apa ceu (kakak perempuan), kalau gak divaksin juga gak apa-apa kok". Duh saya langsung meninggi. Enggaklah bukan soal urusan administratif semata sih menurut saya. Selain memang syarat mendapatkan visa adalah sudah ada surat keterangan vaksinasi, menurut saya vaksinasi ini penting. Penting banget malah! Hmm jangan karena paket "hemat" trus salah satu syarat pentingnya dilewati. Pun saya heran, kok visanya bisa keluar tanpa keterangan vaksinasi ya? Apa karena sepupu saya ini sudah biasa bolak balik ke tanah suci? ah entahlah!
Memang di "paket hemat" ini untuk urusan vaksinasi dilakukan sendiri oleh calon jamaah. Saya menekankan pada Mimi, jangan sampai tidak dilakukan. Soal biaya menjadi tidak penting saat kita ingat bagaimana pentingnya vaksinasi ini. Biaya yang dikeluarkan dan bahaya yang ditimbulkan akan jauh lebih besar jika vaksinasi tidak dilakukan. Bukan tanpa alasan mengapa saya sangat parno dan akhirnya sangat menekankan Mimi dan adik saya untuk melakukannya. Apalagi waktu berangkat tinggal seminggu lagi.
Pengalaman: Guru yang Paling Berharga
Saya teringat pada almarhum atasan saya di kantor. Beliau pejabat eselon I di lingkungan kerja saya yang saat itu tengah berada di puncak karirnya. Sosok pendiam dan berwibawa ini, mengalami sakit yang secara drastis menurunkan kondisi fisiknya hingga mengantarkannya ke kepulangannya yang terakhir. Sakit beliau cukup mengagetkan kami semua. Sebelumnya beliau tidak tengah mengidap sakit apapun. Pola hidupnya cukup sehat dan stamina yang terjaga baik. Isteri beliau juga pejabat di instansi pemerintah dan mereka memiliki dua putri cantik yang beranjak dewasa. Sang kakak sudah di bangku kuliah, adiknya menjelang kelulusan SMA. Such perfect family.
Tak lama setelah beliau kembali dari umroh terakhir (entah yang ke berapa kali), kondisi kesehatannys menurun cepat dan drastis. Saya masih ingat karena saat itu sempat ditugaskan mendampingi beliau tugas ke Surabaya saat kondisi beliau sudah tampak kurang baik. Rupanya itu tugas terakhir saya mendampingi beliau. Saya memiliki kesan yang baik terhadap beliau karena sejak pertama bergabung di unit yang dipimpinnya, saya hampir selalu disupport saat meminta berbagai izin belajar, training, workshop dan sejenisnya.
Biasanya ada saja atasan yang agak mempersulit saat pegawainya sering meminta izin cuti belajar. Namun beliau tidak demikian. "Ini kamu dibiayai funding luar, gak pakai APBN kan? masak saya gak setuju. Ini penting untuk institusi kita ke depannya." Katanya sambil menandatangani surat izin. "Terimakasih Pak". Beliau bukan type pejabat yang mempersulit hal yang bisa dipermudah. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Tidak dalam waktu lama beliau akhirnya pergi. Baru setelah beliau tidak ada, saya kemudian mendengar kabar bahwa beliau terinfeksi virus saat beribadah umroh dan menyebabkan meningitis. Rasanya tak berhitung tahun. Kami semua masih terkaget-kaget, saat kemudian mengantarkan beliau ke peristirahatan terakhir. Meningitis cepat sekali membawanya pergi.
Karena Mencegah Lebih Mudah dari Mengobati
Oke kembali ke laptop! Berdasarkan pengalaman tersebut saya memang kemudian sempat agak marah kepada sepupu saya. Buat dia yang memang sudah lama pernah tinggal di tanah suci dan biasa pulang pergi ke sana mungkin, tidak merasakan adanya kekhawatiran seperti yang saya rasakan. Tapi mengingat kondisi Mimi dan adik saya dan pentingnya vaksinasi ini saya kekeuh mereka segera divaksin. Saya baru lega ketika akhirnya Mimi menelpon bahwa mereka berdua sudah melakukan vaksinasi di salah satu RS yang ditunjuk.
Secara administratif, Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan sertifikat atau keterangan vaksninasi meningitis menjadi syarat wajib bagi calon haji untuk mendapatkan visa haji atau umroh. Selain kesehatan tubuh yang prima agar bisa beribadah dengan optimal. Beribadah bersama ribuan orang dari berbagai penjuru dunia tentu menimbulkan risiko terpapar bakteri dan virus berbahaya. Vaksinasi ini dapat mengurangi risiko tersebut.
Penyakit Meningococcal atau Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan inflamasi pada selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini sering ditemukan di negara tertentu yang merupakan endemis meningitis. Indonesia bukan Negara endemis meningitis, namun karena banyaknya jamaah haji yang pergi ke Arab Saudi dari berbagai negara termasuk negara endemis meningitis, mereka bisa menjadi pembawa bakteri atau virus meningitis untuk keluarganya dan lingkungannya di tanah air.
Jenis Meningitis sendiri beragam, demikian pula penyebabnya ada yang disebabkan bakteri, virus, jamur, atau parasit. Untuk jenis vaksinnya sendiri di Indonesia ada dua jenis. Vaksin meningokokus polysakarida dan vaksin meningokokus konjugat. Vaksin meningokokus polysakarida bisa diberikan untuk semua usia dan mampu melindungi hingga 90-95 persen. Vaksin ini bisa bertahan 1-3 tahun untuk anak di bawah usia 5 tahun, dan mempu memberi pelindungan hingga 3-5 tahun untuk usia dewasa.
Sedangkan untuk vaksin meningokokus konjugat hanya untuk usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji atau umroh dan tidak dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin. Selain kondisi kesahatan dan stamina tubuh yang baik. Cara terbaik untuk mencegah meningitis adalah dengan vaksinasi.
Alhamdulillah selama sekitar 10 hari Mimi dan adik saya bisa menyelesaikan ibadah umroh dengan baik. Mereka pulang dalam kondisi sehat. Saya bisa merasa lega karena mereka baik-baik saja. Soal kelelahan dan sejenisnya tentu saja hal yang wajar. Setidaknya saya merasakan sendiri bahwa mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Terlambat mencegah atau bahkan enggan mencegah hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Apalagi tindakan pencegahan ini sesederhana melakukan vaksinasi.
Vaksinasi memang bukan hanya dilakukan dan dibutuhkan bayi atau anak kecil. Untuk kasus-kasus tertentu vaksinasi juga dilakukan dalam konteks pencegahan terhadap suatu penyakit terhadap orang dewasa. Ke depan, akan muncul trend di masyarakat bahwa pencegahan jauh lebih baik dan penting, daripada harus mengidap penyakit dan melakukan pengobatan. Menurut saya ini trend yang sangat positif. Berkembangnya beragam pola makan sehat, pola olah tubuh, dan sejenisnya merupakan pergerakan cara pandang masyarakat bahwa mencegah itu sesungguhnya investasi kesehatan masa depan.
Ketika mencegah lebih mudah bahkan daripada harus melakukan pengobatan kelak, mengapa kita tidak melakukannya? Dalam pencegahan pilihan ada di tangan kita. Saat sudah terlanjur, kadang kita tak lagi punya pilihan. Mau tidak mau harus diobati. Kita dipaksa kalah oleh penyakit. Hmm jadi jangan sampai menyesal dan kalah pada penyakit, kita harus bisa menghindari dan mencegahnya. Salah satunya melalui kegiatan vaksinasi.
Selain Meningitis, beberapa jenis penyakit yang dapat dilakukan proses pencegahan melalu vaksinasi pada orang dewasa antara lain: HPV (Human Papiloma Virus), Japanese B, Hepatitis A, Hepatitis B, Pneumonia, dan Typhoid / Tipes (Dewasa).
In Harmony Health Clinic merupakan salah satu klinik yang berkomitmen untuk menciptakan pusat pelayanan kesehatan holistik, yang menyediakan berbagai pilihan layanan medis baik bersifat alternatif maupun preventif. Klinik ini memiliki kerjasama strategis antara berbagai institusi dan penyedia layanan terkait dan bertekad untuk menjadi pelopor klinik imunisasi dan vaksinasi terlengkap, terdepan, serta pengembang layanan preventif terkemuka di Indonesia, dengan jangkauan pelayanan terluas di Indonesia. Sejalan dengan munculnya trend preventif kuratif, tentu kehadiran klinik semacam ini merupakan kemajuan bagi dunia kesehatan kita.
Jika kita masih bisa memilih untuk terus sehat, mengapa tidak? terlambat bertindak, hanya akan mendatangkan penyesalan. Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Mencegah selalu lebih mudah daripada menanggulangi. Pencegahan hakikatnya adalah investasi terhadap kesehatan kita di masa depan. Salam Sehat!
Sedangkan untuk vaksin meningokokus konjugat hanya untuk usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji atau umroh dan tidak dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin. Selain kondisi kesahatan dan stamina tubuh yang baik. Cara terbaik untuk mencegah meningitis adalah dengan vaksinasi.
![]() |
Mimi dan adik saya, Alhamdulillah kembali dalam kondisi sehat |
Alhamdulillah selama sekitar 10 hari Mimi dan adik saya bisa menyelesaikan ibadah umroh dengan baik. Mereka pulang dalam kondisi sehat. Saya bisa merasa lega karena mereka baik-baik saja. Soal kelelahan dan sejenisnya tentu saja hal yang wajar. Setidaknya saya merasakan sendiri bahwa mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Terlambat mencegah atau bahkan enggan mencegah hanya akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Apalagi tindakan pencegahan ini sesederhana melakukan vaksinasi.
Vaksinasi memang bukan hanya dilakukan dan dibutuhkan bayi atau anak kecil. Untuk kasus-kasus tertentu vaksinasi juga dilakukan dalam konteks pencegahan terhadap suatu penyakit terhadap orang dewasa. Ke depan, akan muncul trend di masyarakat bahwa pencegahan jauh lebih baik dan penting, daripada harus mengidap penyakit dan melakukan pengobatan. Menurut saya ini trend yang sangat positif. Berkembangnya beragam pola makan sehat, pola olah tubuh, dan sejenisnya merupakan pergerakan cara pandang masyarakat bahwa mencegah itu sesungguhnya investasi kesehatan masa depan.
Ketika mencegah lebih mudah bahkan daripada harus melakukan pengobatan kelak, mengapa kita tidak melakukannya? Dalam pencegahan pilihan ada di tangan kita. Saat sudah terlanjur, kadang kita tak lagi punya pilihan. Mau tidak mau harus diobati. Kita dipaksa kalah oleh penyakit. Hmm jadi jangan sampai menyesal dan kalah pada penyakit, kita harus bisa menghindari dan mencegahnya. Salah satunya melalui kegiatan vaksinasi.
Selain Meningitis, beberapa jenis penyakit yang dapat dilakukan proses pencegahan melalu vaksinasi pada orang dewasa antara lain: HPV (Human Papiloma Virus), Japanese B, Hepatitis A, Hepatitis B, Pneumonia, dan Typhoid / Tipes (Dewasa).
In Harmony Health Clinic merupakan salah satu klinik yang berkomitmen untuk menciptakan pusat pelayanan kesehatan holistik, yang menyediakan berbagai pilihan layanan medis baik bersifat alternatif maupun preventif. Klinik ini memiliki kerjasama strategis antara berbagai institusi dan penyedia layanan terkait dan bertekad untuk menjadi pelopor klinik imunisasi dan vaksinasi terlengkap, terdepan, serta pengembang layanan preventif terkemuka di Indonesia, dengan jangkauan pelayanan terluas di Indonesia. Sejalan dengan munculnya trend preventif kuratif, tentu kehadiran klinik semacam ini merupakan kemajuan bagi dunia kesehatan kita.
Jika kita masih bisa memilih untuk terus sehat, mengapa tidak? terlambat bertindak, hanya akan mendatangkan penyesalan. Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Mencegah selalu lebih mudah daripada menanggulangi. Pencegahan hakikatnya adalah investasi terhadap kesehatan kita di masa depan. Salam Sehat!
Isu vaksin haji mngandung babi itu benar ngga ya mba. Pengen deh pergi umroh
ReplyDeletesudah ada fatwa MUInya kok mbak
Deletekita mah ngikut MUI aja, setau saya juga bukan mengandung babi tetapi ada ekstrasi dari apaya babi tetapi sudah di urai sehingga gak papa.
DeleteBetul banget, mencegah lebih baik daripada mengobati. Kalo sudah sakit riweuh banget mengobatinya, belum biaya pengobatannya juga bikin pusing :)
ReplyDeleteBiayanya bs berpukuh kali lipat mba
DeleteBetul banget Mom Ophi, mencegah itu lebih baik dari mengobati...
ReplyDeleteYup..much better
DeleteSaya menurut dengan rules aja kalo diharuskan melewati serangkaian pemeriksaan dan vaksin ya hayooo demi keselamatan n kenyamaan semua.
ReplyDeleteBetul mba...manfaatnya akan terasa kemudian
DeleteBetul banget.. Ada banyak tindakan pencegahan sederhana yang bisa kita lakukan untuk tetap sehat :). Dan vaksinasi salah satunya
ReplyDeleteYg sederhana yg kadang kita tak hiraukan ya mba...pdhal efek luar biasa
DeleteSetujuuu, mencegah lebih baik daripada mengobati
ReplyDeleteiya bu dokter...repot klo sdh sakit
Deletebenar banget jika sudah aturan pemerintah maka ikuti saja, sudah ada fatwa MUI juga, masalah isu diluar karena kandungan baby ya itu belum ada fakta yang terungkap. baru berisik diluar.
ReplyDeleteiya sudah ada aturan dr yg berwenang ya mba
DeleteSetuju banget bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Alhamdulillah Mimi kembali dari umroh sehat ya Mba.. :)
ReplyDeleteiya alhamdulillah mba
DeleteKalau sudah aturan pemerintah mah kita ngikut aja ya Mbak. Ibu saya juga pas umroh ikut aturan aja, disuruh disuntik ya disuntik. Eh, jadi inget artis yang kena radang selaput otak, jadi bercermin juga akan pentingnya vaksin.
ReplyDeleteiya...klo sdh terjangkit kan pengobatannya rumit dan lebih sulit...tinggal nyesel deh belakangan
DeleteIya mbak, lebih baik mencegah daripada mengobati. Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah datangnya penyakit gak sebanding jika kita harus mengobati penyakit yang sudah terlanjur ada.
ReplyDeleteAlhamdulillah Mimi dan adik bisa kembali dengan sehat wal afiat ya mbak :)
iya alhamdulillah bangeet. legaa
DeleteKlinik holistik ya Mbak. Bagus konsepnya. Karena kadang sudah telat baru tahu penyakitnya. Padahal bisa dicegah dgn konsep semacam ini
ReplyDeleteKlinik holistik ya Mbak. Bagus konsepnya. Karena kadang sudah telat baru tahu penyakitnya. Padahal bisa dicegah dgn konsep semacam ini
ReplyDeleteiya mba...jd bukan hanya menangani pengobatan tp concern dg pencegahan konsepnya
DeleteTerkadang memang baru terasa menyesal pas terakhir ya. Ahh mengingatkan diri sendiri baiklah, memang bener mencegah ituh sangat2 jauh lebih baik dari pada mengobati ya
ReplyDeletebener teh penyesalan tuh selalu di akhir...klo di awal namanya pendaftaran #eh...si teteh mah sy jd ngocol deh!
DeleteMb apa karena pas di arab banyak ketemu seluruh penjuru dunia umat ya, jadi banyak kemungkinan ada yg bawa virus
ReplyDeleteiya ribuan jamaah dr berbagai negara termasuk negara yg epidemic meningitis...jd kan kita harus menajga kekebalan tubuh kita sendiri mbul
Deletesudah ada beberapa memang yg meninggal karena penyakit ini. Kita memang lebih baik mencegah dan berhati2 thdp penyakit ini
ReplyDeleteiya sy menyaksikan sendiri jd memang harus lebih aware
DeleteTermasuk yg concern jg y mba In Harmony ini dalam hal preventif, keren...
ReplyDeletesedia payung sebelum hujan banget ya mba ��
iyaa...be well prepared
DeleteBetul ya mbak, mencegah lebih baik dan lebih hemat daripada mengobati.
ReplyDeletelebih hemat dan lebih mudah sebetulnya yaa
DeleteUntuk urusan kesehatan ini memang harus jeli ya mba. Meski belum keliatan manfaatnya tapi jauh lebih baik drpada nanti kalau sudah kena. Apalagi ada klinik yg holistik.. jadi lebih mudah urusannya. Tinggal memastikan diri pentingnya pencegahan...
ReplyDeleteiya mbaa...tp klo blom punya pengalaman sendiri kita suka abai...makanya pengalaman tuh guru yg terbaik deh
DeleteBetul mbak, mencegah lebih baik daripada mengobati, tapi masih aja ada orang yg mencegahnya dg cara yg salah.
ReplyDeleteSuka sedih kalo ada yg ngajarin buat nyogok dokter aja gak usah vaksin.. gara2 perdebatan vaksin halal haram, padahal udah jelas ada fatwa halalnya,, dan ini kan untuk kesehatan orang itu sendiri.. serem banget ah kalau kena meningitis..
semoga masayarakat lebih bs bijak yaa memilah informasi dan mengetahui mana yg urgen
DeleteAku dan suami 3 bln sebelum berangkat haji juga imunisasi meningistis dan tambahan lagi, imunisasi flu. Krn pihak dinas kesehatan yg meminta, ya manut aja. AAlhamdulillah ibadah haji kami lancar sehat hingga detik ini����
ReplyDeletewaah alhamdulillah ya mba..sdh membuktikan sendiri alangkah lebih baiknya mencegah drpd mengobati
Deletebener mbak,,dari pada mengobati lebih baik mencegah agar hal-hal terburuk bisa kita hindari.
ReplyDeletesepakat mas
DeleteJadi ingat dosenku dulu. Pulang umroh sakit meningitis dan akhirnya meninggal.
ReplyDeleteMencegah memang investasi mba, sepakat.
inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun
Deletekarenanya mencegah memang jauh lbh aman yaa
Syukurlah jika selalu sehat ya, mba. Aku sepakat kesehatan yang terbaik yang harus dilakukan
ReplyDeleteiya mba..kesehatan harus dijaga..pas sakit gak enaknya baru terasa
DeleteKeren tulisan Ophi, semoga sukses dalam lombanya. Aamiin.
ReplyDeleteamiin makasih bunda
DeleteKesehatan jelas investasi paling berharga, yuk lakukan pencegahan sebelum terlanjur sakit
ReplyDeletebetul mbaa...yuuk semangat sehat!
DeleteAlhamdulillah, sehat-sehat ya mbak semuanya. Berkat tindakan pencegahan juga tentunya.
ReplyDeletealhamdulilah mak dame... iyaa
Deletelebih baik mencegah ya mak *tosss*
ReplyDelete*toss
Deletepastinya
Alhamdulillah mimi pulang sehat walafiat ya mb :)
ReplyDeleteiya alhamudlillah mba
DeleteMemang mencegah lebih baik daripada mengobati, disamping saat ini pengobatan mahal bisa menimbulkan efek samping pula !
ReplyDeleteIya, Mbak. Mencegah memang jauh lebih baik daripada mengobati.
ReplyDeleteSehat itu mahal, tapi yang bikin mahal bukan biayanya. Nikmat sehat itu yang nggak bisa diukur dengan uang.
betul sepakat neng..klo sdh sakit baru terasa mahalnya sehat
Delete