Nah pada postingan terakhir dari #BookReviewSeries Buku Melihat Dunia ini, saya ingin mengutip beberapa quotes yang menginspirasi dari Buku Melihat Dunia. Check this out yaa...
"Bagi saya, Izzan seperti "menyimpan energi" yang akan membuat saya tidak bisa membatasi atau banyak melarang perilakunya yang sangat eksploratif. Kontak batin antara saya dan dia begitu kuat. Dunia saya menjadi begitu sempit karena sedikit yang bisa memahami kami. Dunia saya adalah dunia Izzan dan dunia Izzan adalah dunia saya." (hal 49)
"Iya, kalau manusia yang meninggal itu artinya tugas-tugasnya di dunia sudah selesai karena Allah telah memanggilnya kembali!" ... "Gini Bu, Seperti orang yang meminjam sepeda. kalau pemilik sepedanya minta, orang itu kan harus ngembaliin sepedanya!" ... "Iya Bu, Seperti orang yang minjem sepeda. Cuma yang dipinjem manusia itu hidup. Manusia di bumi itu cuma minjem hidup sama Allah. Kalau pemilik hidup minta dikembalikan, ya harus dikembalikan. Karena manusia, kan hanya "pinjam hidup"!" (hal 93 - 94)
"Yang susah-susah dulu dikerjakan, baru yang gampang-gampang" (hal 106)
"Sulitnya, sebagai pendidik konservatif kita sering terjebak dengan pakem "menjawab benar" yang mementingkan hasil daripada proses. pakem menjawab 'cepat dan benar" dalam waktu yang secepat-cepatnya supaya mampu menyelesaikan soal tes bejibun. pakem "nilai tinggi " telah membius kita agar banyak berlatih mengerjakan beraneka macam soal dengan cara singkat dan cepat" (hal 116)
"saya berpendapat bahwa kata-kata yang dibangun seorang anak adalah mimpi dan imaginasi serta harapan yang akan menuntun jalan hidupnya ke depan. Jika baru sebatas mimpi kita hancurkan, bukankah kita sedang memotong atau mengotori masa depan kehidupan mereka?Bahkan, dengan bahasa yang lebih keras, kita sedang membunuh masa depannya yang hebat secara perlahan." (hal 178)
"Saya tak ingin semata-mata menggolongkan atau memberi label kepada Izzan. bagi saya, label atau penggolongan hanyalah semacam alat bantu untuk lebih mengenal karakteristik (talent factors), seperti potensi intelegensi, kualitas kemampuan kreativitasnya, kemampuan praktikal, artistik, musikal, dan skill psikomotoriknya, itu saja tidak lebih." (hal 258)
"Semarah-marahnya saya pada anak, saya harus bisa menjaga kontak bathin dengan anak. Sekalipun amarah meluap, kontak bathin kami harus tetap terjaga sehingga anak tahu bahwa saya tetap sayang dan mencintainya dengan tulus. Berusahalah di dalam marah kepada anak untuk selalu mengingat anak dengan cinta. Dan di dalam kemarahan kita, si anak merasakan cinta kita. Ketiga anak itu terikat erat dengan saya, karena sifat dominan saya yang melekat kepada diri mereka. Sayalah yang paling tahu cara mendidik mereka dan mereka bergantung pada saya" ( hal 328-329)
It's Giveaway Time!
Sekarang waktunya untuk bagi-bagi buku Melihat Dunia kepada semua pembaca yang sudah mengikuti #BookReviewSeries: Buku Melihat Dunia. Tiga orang dari pembaca akan mendapatkan buku tersebut.
Caranya gampang saja. Baca setiap postingan dari 5 postingan #BookReviewSeries: Buku Melihat Dunia dan tinggalkan komentar pada masing-masing postingan. Untuk komentar pada postingan yang terakhir ini, jawab pertanyaan ini ya? Mengapa kamu ingin mendapatkan Buku Melihat Dunia? jawabnya sesuai kata hati aja yaa. Jangan dibawa serius, emm gak usah pake teori atau rumus matematika ya #Eh! Jangan Lupa sertakan datamu ya, nama, email, akun FB/twitter.
Caranya gampang saja. Baca setiap postingan dari 5 postingan #BookReviewSeries: Buku Melihat Dunia dan tinggalkan komentar pada masing-masing postingan. Untuk komentar pada postingan yang terakhir ini, jawab pertanyaan ini ya? Mengapa kamu ingin mendapatkan Buku Melihat Dunia? jawabnya sesuai kata hati aja yaa. Jangan dibawa serius, emm gak usah pake teori atau rumus matematika ya #Eh! Jangan Lupa sertakan datamu ya, nama, email, akun FB/twitter.
Untuk membantu memudahkan mengikuti mini Giveaway ini berikut 5 tulisan #BookReviewSeries: Buku Melihat Dunia yang bisa kamu baca dan tinggalkan komentar:
- [Book Review] Melihat Dunia: Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda
- Mengapa Para (calon) Ibu Harus Membaca Buku Melihat Dunia?
- Ibu: Madrasah bagi Anak-Anak sekaligus Pembelajar dari Anak-Anak
- Bagaimana Anak Gifted dan Berkebutuhan Khusus Melihat Dunia?
- Inspirational Quotes Buku Melihat Dunia & Mini Giveaway
Hmm syarat berikutnya tidak mengikat sih. Boleh yaa di follow blog milik Mom of Trio ini, klik aja tuh "Join This Site" di sidebar kanan, kalau tidak keberatan boleh like juga FB fanpage, follow Twitter, dan Instagramnya. Makasyiii. Hadiah akan dikirimkan langsung dari Penerbit yaa. Saya tunggu partisipasinya :) Tiada kesan tanpa keikutsertaanmu temans!
Tidak lupa karena hari ini bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Saya ingin secara khusus mengucapkan selamat Hari Anak Nasional untuk seluruh anak Indonesia, anak-anak kita, dengan segala potensi mereka semoga selalu ada ruang yang nyaman untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi tangguh Indonesia di masa depan.
Note: Giveaway Berlangsung sampai Tanggal 15 Agustus 2016 yaa.
Hai, Mbak Ophi.. senang sekali saya bisa berkesempatan membaca postingan pertama hingga terakhir #BookReviewSeries: Buku Melihat Dunia.
ReplyDeleteKalimat demi kalimat dari mbak Ophi begitu bertenaga, bersemangat sekali, sehingga saya juga greget membacanya. Apa seperti itu juga isi dari bukunya? Semoga, ya.
So, saya jadi tertarik ingin membaca (memiliki) buku hebat itu juga.
Tapi selain itu, saya juga ingin belajar dari bu Yanti, bagaimana cara beliau mendidik putra-putranya, terutama Izzan yg punya keluarbiasaan ganda.
Tiap anak memang berbeda, yg memungkinkan berbeda pula cara mendidiknya. Tapi saya ingin tau juga dong, cara mendidik anak dari berbagai sudut pandang, termasuk cara bu Yanti. Dengan begitu saya berharap bisa lebih baik lagi dalam mendidik anak-anak saya :).
Oiya, selamat Hari Anak Nasional juga, ya, Mbak Ophi. Salam buat Alinga, Zaha, dan Paksi (lupa urutannya :D ).
Mba Diah...datanya mana hehe
DeleteAh iyaa.. saya emang niat ikutan GA-nya, kok :D
DeleteIni data diri saya, yaa, Mbak Ophi..
Nama: Diah Kusumastuti
Email: d3kusumastuti@gmail.com
FB: Diah Kusumastuti
Twitter: @dekamuslim
*ngarep dapet bukunya :)))
Wah quotesnya bagus2 ya mba Ophi. Aku pengen juga baca buku ini karena kebetulan sekarang lagi pengen lebih fokus ngurusin anak2 bukan hanya secara fisik tp juga dalam artian seluas2nya, pengen bantuin dan nemenin mereka belajar dan mengeksplorasi banyak hal. Sepertinya buku ini bisa jadi 'makanan' jiwa buat saya...
ReplyDeleteSip, semangat mba! Hayuk belajar terus jadi Ibu..
Deletenyook ikutan GAnya..
datanya Mba Zata?
keren keren deh
ReplyDeleteHai Mbak Ophie, huhuhu itu qute2nya terutama yg di foto bikin melow. Bikin melow krn aku seorang anak, jauh dari ortu saat dewasa, trus tetiba ngebayangin anak2ku jg kelak akan punya kehidupannya sendiri2. Org bilang waktu kita sbg ibu menemani anak2 yg kecil sangat terbatas, meski kyknya kok lama, krn pikiran2 ini penuh ide2 yg kepengen banget diujudkan, namun blm memungkinka krn "ada anak". Iyaaaa ada anak yg butuh perhatian. Lha ini malah mengandung curcol komennya.
ReplyDeleteKdng saya kepengen deh, mengetahui gmn caranya spy "gak nyesel jd ibu". Yah mungkin satu2nya yg saya inget2 cuma petuah bijak, gak tau dr siapa, kalau anak itu investasi kita di masa mendatang dan akherat... Moga2 yaaaaa
amiin, semangat mba April. sy pun kadang ada perasaan spt itu, padahal dg mewujudkan mimpi anak2... kita tengah mewujudkan mimpi kita juga
DeleteAku paling suka pada kalimat2 ini, Mba Ophi. ""saya berpendapat bahwa kata-kata yang dibangun seorang anak adalah mimpi dan imaginasi serta harapan yang akan menuntun jalan hidupnya ke depan. Jika baru sebatas mimpi kita hancurkan, bukankah kita sedang memotong atau mengotori masa depan kehidupan mereka?Bahkan, dengan bahasa yanglebih keras, kita sedang membunuh masadepannya yang hebat secara perlahan." (hal 178)
ReplyDeleteSungguh bikin mata terbuka dan nyadar untuk tidak sekali-kali (lagi) memenggal impian maupun ucapan harapan anak2 kita.
Jadi pengen punya bukunya euy, untuk dibacakan bagi seorang adik angkat yang masih punya anak kecil, tapi dianya kurang lancar baca tulis. Pasti buku ini, jika aku dibacakan padanya, bisa diterapkan bagi parenting her daughter.
Sukses untuk giveawaynya ya!
Sip Mba Al...
Deletesok atuh ikutan GA ku hehe..
Buku ini memotivasi semua Ibu untuk berjalan tegak dg apapun kondisi anak..apalgi mrk yag tampak tak biasa pdhal luar biasa
Kutipan2 halaman yg di tulis mba ophi membuat saya penasaran banget sama isi buku ini secara keseluruhan.
ReplyDeleteSelain rasa penasaran itu, saya pengen banget punya buku ini utk review diri saya sendiri, seperti apa selama ini terhadap anak saya. Apakah saya jg bs jd madrasah terbaik buat anak2. Bukan membandingkan anak sy dgn yg di buku. Tp utk melihat anak2 dari sudut yg berbeda spy sy pribadi tdk selalu merasa benar. Semoga bs punya bukunya.. aamiin ;)
Amiin...semangat mba
DeleteAku menyimak aja mbak ophii
ReplyDeletesiap, makasih bu dokter
DeleteIbunya sabar dan keliatan tawakkal banget ya mbak. Insya Allah anaknya pun akan tumbuh menjadi anak yang hebat, suatu hari nanti.
ReplyDeleteAmiin...
DeleteEh ketinggalan datanya mba
ReplyDeleteNama : ruli retno
Email : ruliretno@gmail.com
Fb/twit : ruli retno mawarni / @ruliretno
Semua syaratnya uda di lakuin mba.. wish me luck ya..
good luck mba
Deleteaku menyimaak juga dipinggir bu dokter lizaaa..
ReplyDeleteAku suka .Ibu : Madrasah bagi anak2 dan pembelajaran dr anak2..
Makasih ikut menyimak teh Nchie
DeleteSaya tak ingin semata-mata menggolongkan atau memberi label kepada Izzan. bagi saya, label atau penggolongan hanyalah semacam alat bantu untuk lebih mengenal karakteristik (talent factors), seperti potensi intelgensi, kualitas kemampuan kreativitasnya, kemampuan prakikal, artistik, musikal, dan skill psikomotoriknya, itui saja tidak lebih." (hal 258)
ReplyDeletesaya suka yang ini, mbak :)
yup..kita sebagai orang tua atau sebagai Ibu sebetulnya harus lebih kenal anak2 kita yaa..semua teori ilmiah sebetulnya hanya membantu, alat bantu
DeleteJadi penasaran banget sama bukunya nih. Apalagi pas liat quote-quotenya. Itung-itung belajar ilmu mengasuh dan membesarkan anak sebelum punya anak dan terjun dalam 'praktikum' yang sebenarnya.
ReplyDeletehahaha iya mba...belajar sebanayk2nya supaya pas menjalani sdh lebih siap
Deleteyang susah-susah dulu di kerjakan baru yang gampang..hmm simpel tapi nampol ya..maklum kadang apa-apa maunya enak aja, susahnya di tinggalin. Buku ini bisa jadi role model dan motivasi buat para ibu, apapun kondisi anaknya, karena sejatinya tiap anak itu istimewa.
ReplyDeletesepakat mba..apapun kondisi anaknya, krn setiap anak unik dan istimewa
DeleteTurut hadir dan menyimak mbak :)
ReplyDeletesalam sehat dan semangat
sip..makasih sudah menyimak mas agung
DeleteWaaa...aku ketinggalan Mba, belum baca postingan sebelumnya. Mau baca2 dulu deh nanti. Semoga bisa ikutan GAnya juga :)
ReplyDeleteayo mbak ikutan. Aku tungguin kok :)
DeleteDulu saya baca quote, buku itu adalah jendela melihat dunia. Di mana yak...kok lupa. Tapi sepertinya buku ini menarik kalau dari sedikit ulasan di atas. Jadi tertarik untuk baca, supaya bisa mengetahui dunia lain yang belum saya kenal sebelumnya.
ReplyDeleteiya mba...buku memang jendela dunia
Deleteitu old quotes yg bener bangeet
Keren mbak ophi ... Sukses giveaway nya yaaa :)
ReplyDeletemakasih mba Riri..ayooo ikutan!
DeleteKenapa aku ingin mendapatkan Buku Melihat Dunia?
ReplyDeleteSaya adalah ibu baru yang masih perlu belajar menjadi ibu. Kutipan kutipan dari postingan mba ophi bikin saya penasaran dengan keseluruhan isi bukunya. Basicnya saya doyan banget sama buku, tapi saya juga jadi tertarik karena baru kemarin lusa "ngga sengaja" ketemu bu yanti nya di. Sebuah acara diskusi parenting. Beliau sangat vokal dan menyemangati para ibu2 yang ada. "Syukuri setiap hal kecil yang kita lalui sekarang, karena nantinya kita akan begitu rindu, dan sadar bahwa hal itu tak akan terulang." Kalimatnya terlihat klise, tapi akan beda kalau melihat sendiri bagaimana bu yanti mengungkapkannya :)
Saya ingin membaca habis bukunya, menyerap hal hal terbaik dan semangat ketangguhan beliau, untuk saya praktekan sebagai ibu.
Saya ingin tahu bagaimana rasanya dikaruniai anak yang gifted, serta bagaimana menyikapinya. Saya juga ingin tahu bagaimana cara beliau istiqomah mengungkap keluarbiasaan anaknya, sementara kadang dunia mengatakan anak kita "beda".
Alhamdulillah.
Ini datanya buat GA ya mba ophi :)
Hajah sofyamarwa rachmawati
hajahsofya(at)gmail(dot)com
Fb : Hajah Sofyamarwa Rachmawati
Tw : @hajahjahe
Jazakillahu khairan, semoga ada rejekinya :)
Amiin...semoga beruntung yaa
Delete"Dunia saya menjadi begitu sempit karena sedikit yang bisa memahami kami". Dalam quote ini terlihat bagaimana seorang ibu itu rela mendedikasikan diri secara penuh untuk merawat dan mendidik anaknya. Ketika dunia melihat anaknya berbeda, sang ibu seolah mengungkapkan "cukuplah dunia itu hanya tentang aku dan anakku". Mungkin gak ada kekuatan cinta di dunia melebihi kekuatan cinta seorang ibu yang seperti ini.
ReplyDeleteSaya yang sedang hamil pertama dan menantikan buah hati yang insyaallah lahir 3 bulan lagi merasa harus banyak belajar cara memahami anak, dan buku Melihat Dunia bisa menjadi salah satu bekal berharga, memiliki bukunya akan menjadi kado terindah.
Baiq Rosmala
baiqrosmala.com
www.facebook.com/baiqrosmala
www.twitter.com/baiqrosmala
Sukses ya mba untuk kontes GAnya, salam kenal :)
Amiin makasih jg sdh ikutan mba...
DeleteSalam kenal juga ya.
Semoga beruntung
Saya sangat senang sekali membaca quotesnya mba, semuanya bagus-bagus.
ReplyDeletetapi yang paling berkesan adalah "Iya, kalau manusia yang meninggal itu artinya tugas-tugasnya di dunia sudah selesai karena Allah telah memanggilnya kembali!" ... "Gini Bu, Seperti orang yang meminjam sepeda. kalau pemilik sepedanya minta, orang itu kan harus ngembaliin sepedanya!" ... "Iya Bu, Seperti orang yang minjem sepeda. Cuma yang dipinjem manusia itu hidup. Manusia di bumi itu cuma minjem hidup sama Allah. Kalau pemilik hidup minta dikembalikan, ya harus dikembalikan. Karena manusia, kan hanya "pinjam hidup"!" (hal 93 - 94)
Betul sekali. Kita hanya jalan-jalan saja di dunia ini, kita hanya mengumpulkan tiket kita dengan berbuat kebaikan, menabung pahala supaya nanti kelak kita akan tinggalkan semuanya, hanya pahala kita lah yang menentukan apakah kita masuk surga atau tidak. Selagi masih hidup, mari kita berbuat kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain.
Jujur saya sangat tertarik dengan tema dan cerita Ibu yanti dan Izzan. Saya ingin mengetahui lebih detail lagi cerita mereka. Saya juga sering menemui murid yang pintarnya luar biasa dikelas, kalau sudah dibuat tugas, dia akan santai-santai dan bilang kalau test nya sangat mudah, macam nggak kayak soal katanya.Padahal, sebagian temannya susah sekali memecahkan soal tersebut.
ReplyDeleteSebagai seorang guru, saya tentunya harus bisa membuat dia tetap mengikuti pelajaran dan paling tidak dia bisa mengajari murid yang lain. Saya juga sebagai calon ibu, penasaran dengan setiap pertanyaan luar biasa dari sang anak nantinya.
untuk itu saya tertarik membaca buku ini, selain ceritanya yang inspiratif dan begitu banyak pelajaran yang didapat ketika membaca reviewnya tadi . Saya percaya, tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua, hanya pengalaman lah yang menjadikan mereka semakin kuat.
Ikutan GA ya mba,
Nama : Yohana Siallagan
Twitter :@MrsSiallagan
Email : yohanasiallagan23@gmail.com
Waah pasti seru klo bs ketemu murid yg briliant kayak gt ta.
DeleteMakasih mba Yohana sdh ikutan
Noted yaa...semoga beruntung
Waah pasti seru klo bs ketemu murid yg briliant kayak gt ta.
DeleteMakasih mba Yohana sdh ikutan
Noted yaa...semoga beruntung
Keren reviewnya mba, suksesnya selalu ya.
ReplyDeletemakasih neng,,,
DeleteSelamat hari anak nasional semoga kita bisa jadi orang tua yang membimbing anak dijalanNya.
ReplyDeletebagus2 kata2nya ya mak
amiin...
DeleteYa, pengalaman yang indah. Apalagi sampai dibukukan ya. Tak mudah memang menjadi ibu ditambah ABK. Tapi kita bisa mengatasinya dengan ilmu. Salah satunya seperti yang terpapar dalam buku ya, Mbak Ophi. Hihi, saya mah belum baca cuma ngintip di postingan. Umm, meskipun mahasiswa (baca: belum nikah :D) buku ini pastinya menjadi pegangan referensi ngurus di kehidupan perumahtanggaan. Ingin tahu juga roller coaster seorang ibu dari anak gifted. Karena setiap berharga dan seorang ibu harus memperlakukannya dengan istimewa
ReplyDeleteSemangat Dek Izzan :*
Hafidzah Cumlaude
hafidzahcumlaude@gmail.com
@hafcoum
makasih sdh ikutan...ditunggu ya pengumumannya
DeleteAku mau dapet bukunya, sebetulnya sudah lama mengetahui saat launching nya tetapi bacaan saya mengenai gifted masih ada buku yg antri. Tergabung di grup gifted belom baca jd merasa ketinggalan, walaupun buku buku sebelumnyansaya di pinjamkan juga.hahaha. mau donk kali ini punya sendiri apalagi hasil giveaway... bisa mamer ama temen temen di grup gifted hehehe. Sebelumnya saya mencurigai Babam (Abraham) krna terlambat bicara seperti komentar saya di postingan pertama. Lalu saya cari informasi bertemulah teman-teman di grup gifted. Akhirnya melakukn pemeriksaan dan menjalani intervensi utk Abraham. Skrg Abraham 3,5 tahun dan saya masih melakukan stimulasi juga saran yang ada di buku mengenai gifted, juga sharing dr teman-teman di grup. Nah sekarang buku bacaan terakhir mengenai gifted tinggal lembar lembar akhir, klo dapat buku ini pas banget untuk melanjutkan pendidikan Abraham dirumah, krna utk di TK atau PAUD Babam hanya 2 bulan krna sklh untuk saat ini belum sanggup handle Babam. Jika dapat ilmu lagi makin byk energi semangat saya untuk ide belajar Babam dirumah yang kadang lelah lari sana sini panjat sana sini. Walaupun bb sy jd ideal hahahay. Sudah ready buat baca lagi dan nabung kesabaran buat Babam, klo cenderung ke arah gifted nanti diagnosa final Babam pasti akan sangat berguna banget sampai 8 tahun 10 tahun bahkan tahun tahun kedepan..
ReplyDeletemira utami
miramiut87@gmail.com
IG : @miramiut (udh polo poloan ) haha
makasih sdh ikutan mba Mira...ditunggu pengumumannya yaa
Delete"Semarah-marahnya saya pada anak, saya harus bisa menjaga kontak bathin dengan anak. Sekalipun amarah meluap, kontak bathin kami harus tetap terjaga sehingga anak tahu bahwa saya tetap sayang dan mencintainya dengan tulus. Berusahalah di dalam marah kepada anak untuk selalu mengingat anak dengan cinta. Dan di dalam kemarahan kita, si anak merasakan cinta kita. Ketiga anak itu terikat erat dengan saya, karena sifat dominan saya yang melekat kepada diri mereka. Sayalah yang paling tahu cara mendidik mereka dan mereka bergantung pada saya" ( hal 328-329)
ReplyDeleteSaya harus pegang kuat kutipan ini kayaknya. Thanks ya Mbak review-reviewnya. Semakin pengen banget saya punya buku ini :')
Pengen dapet bukunya karena sarat akan informasi. Quote-quote yang Mbak Ophi jabarkan bikin meleleh dan pasti di bukunya lebih lengkap lagi. Honestly, saya suka sekali dengan dunia anak-anak. Dan baca 5 postingan yang mengulas tentang buku ini membuat saya penasaran dan memiliki hasrat untuk memiliki *tsaaah
ReplyDeleteNama : Ayaa
twitter : @cahayatheprince
FB : cahaya thepeinces
Mba Ophiii, ini bneran inspirational books :(
ReplyDeleteQuotesnya aja bagus-bagus, apa kabar isi keseluruhan buku pasti menginspirasi banget. penasarannya makin menjadi sama keseluruhan bukunya :)
ReplyDeletesaya seorang guru TK dan mungkin suatu saat nanti bertemu dengan anak gifted, jadi tahu bagamana mengajar dan berteman dengan mereka. seharusnya sih bukan hanya guru atau orang tua saja yang harus baca buku ini tapi semua orang, agar mereka juga tahu bagaimana memperlakukan anak-anak seperti izzan. saya sering melihat nak-anak yang berkebutuhan khusus spt ADD/ADHD diperlakuakan tidak baik bahkan oleh keluarganya karena mereka tidak tahu apa yang terjadi pada anak tersebut padahal mereka baik dan pintar2. mungkin beda sama anak gifted tapi intinya mereka sedikit berbeda dari anak biasanya, jadi kita mesti belajar bagaimana bersahabat dan bersikap terhadap mereka. saya rasa saya wajib baca buku ini, kalau pun ga menang ya beli saja ya. terima kasih mba ophi. sukses selalu.
ReplyDeleteBukunya sangat inspiratif ya Mbk, aku penasaran banget, pernah mengajar anak SD dan ada muridku dengan tipe kayak gini. Rekomendasi juga buat para guru deh
ReplyDelete