Skip to main content

Terintimindasi "sendiri" dan "How to deal with it"






Iya beberapa waktu lalu, saat kantor saya mulai ramai dengan penghuni baru, yang mostly tentu lebih muda, fresh, dan masih unyu-unyu. Ada beberapa kejadian yang membuat saya belajar untuk mengendalikan diri agar tidak "jatuh" pada kondisi yang sama. Apa sih ini? absurd gitu Phi? wkwkwk.  Gegara obrolan di wag niih, lanjut ah ke blog. Jadi begini ceritanya...



Well, suatu pagi, seorang junior yang umurnya terbilang cukup jauh dari saya. Hmm baca 10 tahunan, sedang heboh curhat dengan teman-teman seangkatannya. Well saya kemudian memastikan karena saya mendengar tapi bukan dalam kelompok chat tersebut.

"Iya mbaa... jadi kan kemarin aku satu lift sama anak baru yang itu." 

sebut saja "mawar" eh 'X" aja kali ya? Hahaha

"Aku tuh ya Mba, udah pake seragam, ya mbak tahu sendiri seragam kita kan ga ada pantes-pantesnya dipake, kita ini pake seragam kantor, dah kayak OB."

Well, waktu itu memang pengadaan seragam petama kalinya di kantor kami dan jujur jauh lebih banyak pegawai yang kecewa dari pada yang puas. Saya maklum banget sih...

"Nah aku kan baru turun dari motor, kucel, mungkin bau asep, gak pake make up, seadanya lah mba, trus dia tuh kan turun dari mobil CRVnya,  udah pake baju stylish banget, dandan maksimal, emang orangnya juga kan tinggi besar gitu mba, nah aku kan pendek gini. Aku tuh merasa kayak upik abu gitu sebelahan di lift sama dia"

Hmm jadi rupanya junior saya ini merasa "terintimidasi sendiri"

Aku banget ini mah. Kalau berangkat dari rumah seringnya gak sempat pake bedak pun. Buru-buru ngejar kereta. Untunglah selalu pake masker, masker helps me a lot. Aslinya pake masker karena memang saya gak nyaman kalau berdesakan di kereta, udah kayak pepes tiap hari dan gak menutup muka dengan masker. You know lah ya kenapa.  

Bukan soal saya sok melindungi diri. Kita juga kan harus melindungi orang lain, in case kita yang sedang tidak sehat. Selain itu memang, rasanya kurang nyaman berhadapan atau bersebelahan tanpa jarak dengan orang yang tidak kita kenal dan mereka bisa melihat muka kita. Kadang saya merasa memakai cadar mungkin membuat saya jauh lebih nyaman dalam kondisi-kondisi seperti ini.

Back to the topic, kondisi kita yang seadanya kemudian menjadi salah satu potensi membuat kita merasa terintimidasi sendiri ketika lingkungan kita juga mulai berubah. Banyak orang baru, banyak wajah baru, dan tidak semua dari mereka behave as we would like to. Anak zaman now itu bedaa, beda banget cara bersikap dan bertata krama dengan zaman old kita dulu. Hmm mungkin mereka juga merasa gak nyaman yaa, untuk nge-blend sama emak-emak kek saya hahaha. Kondisi kayak ini lagi-lagi potentially make you "terpojok sendiri". Ini bukan salah siapa-siapa sih. Yaah memang segala sesuatu bakal berubah kecuali perubahan itu sendiri.

Kamu, para wanita di usia 30 an  jelang 40 atau bahkan yang sudah mulai melewati angka tersebut pernah atau sering mengalami hal tersebut kah? Lebih tepatnya merasa terintimidasi sendiri padahal gak ada yang berusaha mengintimidasi kita sengaja maupun tidak sengaja.

Saya pernah tapi enggak sering sih. Maksudnya, saya gak mau sering-sering juga sih dalam kondisi seperti itu. Jadi saya coba cari solusinya.

Nah barusan hal ini jadi perbincangan di salah satu wag yang saya ikuti.

Dalam kasus saya, beberapa tahun belakangan suasana yang potensial membuat terintimidasi tersendiri mulai terasa. Belakangan banyak wajah baru di lingkungan kantor. Naah banyaklah wanita muda yang fresh, unyu-unyu, dan kekinian mulai bertebaran di kantor. Lebih tepatnya di lingkungan terdekat saya lah yaa. Makanya salah satu cerita tentang junior saya tadi rasanya bukan yang terakhir karena makin hari makin banyak wajah baru yang beredar. 

Alih-alih merasa terintimidasi sendiri, kok aku buluk banget sih? kok aku tua banget yaaks (klo ini udah takdir buu, jadi nikmati aja :D ), mendingan cari solusinya, Me-release perasaan dan pikiran  negatif seperti ini wajib hukumnya supaya kita tetap punya mood berangkat ke kantor dan well-performed seperti biasanya. 

Jadi saya berusaha untuk bisa tetap merasa fresh aja meski sadar usia yang makin banyak merupakan hal yang tak bisa dihindari. Makanya meskipun saat baru datang masih kusut karena baru saja berdesakan dengan sekian banyak commuters dan ngos-ngosan berkeringat mengejar absen, sesampai di ruangan, setelah dhuha dan sebelum memulai aktivitas saya kemudian sempatkan diri mengeluarkan alat lenong. :D

Gak seyahud, gaya dandan dan make-up anak-anak zaman now itu sih. Cukup pake bedak, jangan lupa foundie-nya juga trus pake alis, eyeliner, lipstick deeh. Kalau mau sih pake blush on tipis biar tambah seger gitu. Udah deh. Untuk warna pilih juga warna kekinian, kayak warna-warna soft supaya tetap terlihat lebih segar. Baru deh setelah itu biasanya, alhamdulillah moodnya saya makin baik. Jadi lebih semangat aja gitu. Jangan lupa pasang senyum termanis, buat diri sendiri pas ngaca. Hahaha Kalian pernah ngerasain hal yang sama gak sih?

Habis ngelenong, jangan lupa senyum buar bahagia :)


Tapi, iya nih ada tapi-nya. Saya selalu luruskan niat saya. Niatnya bukan buat apa-apa tapi niatnya memang buat nyenengin diri sendiri, buat nyemangatin diri sendiri. Jadi motivasinya bukan lagi buat nyenengin orang lain atau karena pingin dilihat orang lain begini begitu. Beneran motivasinya lebih ke ngeboost semangat dan nyenengin diri sendiri aja.  Again bukan mencari validasi dari siapa-siapa.

Saya juga punya cerita lain soal being self-intimidated ini. :D

Dulu saya kadang merasa terintimidasi sendiri saat berada di suatu forum dan di sekitar saya banyak orang yang "pintar', "cerdas", lalu mereka menguasai forum dan saya "tidak tahu atau tidak menguasai materi yang sedang didiskusikan di forum tersebut. "Tuhan, mengapa engkau lemparkan aku di sini?" seketika saya merasa sangat terintimidasi.

Kalau orang melihat saya percaya diri bahkan saat bicara di depan suatu forum, maka dipastikan saya memang menguasai materi pembicaraan. Dalam kondisi sebaliknya, saya seperti mati kutu. Jadi saat akan berada di suatu forum yang baru, maka saya berusaha untuk tidak "kosong-kosong" banget. Saya bakal mengisi amunisi meski sedikit. Usahakan deh, sempatkan mengisi diri dengan info atau materi terkait yang bakal jadi topik pada forum tersebut. Even, just googling 10 minutes before the event started :D

Ketemu kelompok baru yang mereka sudah saling kenal, sedangkan saya "anak baru" dan sepertinya tak ada yang mau mengajak saya bicara. Wkwkwkw apa siiih. Kalau ini mostly saat saya lagi baper nih. Padahal biasanya saya selalu excited ketemu dengan orang baru, suasana baru, dan saat merasa sendiri saya biasanya terhitung aktif membuka pembicaraan. Naah kalau tampaknya lawan bicara ternyata kurang "mau" berbincang sama kita dan memilih dengan "klik" nya sendiri. Saat baper saya merasa "kok gitu sih?".

Well, bersama waktu saya kemudian memahami bahwa setiap orang memang beda personality-nya. Jadi jangan menyiksa diri dengan berharap orang lain berubah seperti harapan kita. Siapa elo? eh... Naah menghadapi kasus seperti ini biasanya kemudian saya lebih woles. Saya bisa membaca situasi dan gak langsung ngambek dengan memilih untuk mengajak bicara pihak lain yang sekiranya juga butuh dan mau diajak bicara.

ekspresi -  terintimidasi  wkwkwkwk

Kadang-kadang tak kenal maka tak sayang, kadang memang butuh waktu untuk bisa cair. Bersama waktu dan seringnya bertemu dengan kelompok dan lingkungan baru, kita akan makin bisa menghandel perasaan kita dan alih-alih merasa "terintimidasi sendiri",  mendingan kita cari solusi positif.

Hmm pernahkah merasakan hal yang sama? Gimana kalian mengatasinya? Ceritain yuuuk! :D


Comments

  1. Menjelang usia 40, saya pernah gelisah banget. Merasa udah tua, gak ada prestasi apapun, dll. Tapi, setelah masuk 40 dan sadar kalau yang saya khawatirkan itu agak berlebihan, malah sekarang saya santai, Mbak. :D

    ReplyDelete
  2. Hai mbaa. Sampai skarang aku juga ke kantor hanya pakai sunblock dan lipstik. Rata2 begitu karena emang berangkat pagi banget. Ada yang nanya apa saya juga pernah mengalami terindtimidasi dengan anak baru? Semoga saja tidak :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Popular posts from this blog

Melangitkan Sebuah Rindu Tuk Jadi Tamu di RumahMu

Duh semoga judulnya gak berasa lebay yaa. Tapi mengunjungi Baitullah merupakan satu rindu yang tidak hanya jadi mimpi di kala tidur buat saya. Mendengar orang bercerita tentangnya sering membuat hati saya bergemuruh. Melihatnya di televisi, di timeline medsos, di broadcast wa, atau bahkan jika tanpa sengaja melihatnya sekalipun sering membuat mata saya berkaca, tak jarang lalu ada yang mengalir di sudutnya. Pun ada yang menyentak-nyentak di balik dada. Saya merasakannya sebagai sebuah rindu.

Waspada Bahaya Racun Tomcat! Kenali dan Atasi Dengan Tepat!

Tomcat, keren sebutannya namun sayangnya efek dari racun yang berasal dari cairan tubuhnya baik melalui gigitan atau keluar dari tubuhnya karena dipencet atau terpencet ternyata sangat berbahaya bagi kulit. Sebuah sumber menyebutnya racun cairan Tomcat lima kali lebih kuat dari pada bisa Kobra. Bukan efek mematikan karena masuk dalam peredaran darah tetapi efeknya jika terkena kulit. Memang racun tomcat hanya menyerang kulit. Racun tersebut tidak mematikan walaupun sangat menyakitkan karena zat yang terkandung dalam cairan tomcat  yaitu paederin apabila terkena kulit kita akan menimbulkan gatal atau efek terbakar. 

FOCA Sachima: Cemilan Praktis untuk Keluarga di Segala Suasana

Morning Hectic Kehebohan rutin setiap pagi, -kecuali weekend -, rasanya hampir serupa untuk working mom tanpa asisten yang stay di rumah kayak aku. Apalagi kalau bukan seputar menyiapkan bekal untuk sarapan dan makan siang anak-anak,  plus bekal untuk aku dan suami karena kami juga berangkat kerja. Sesekali aku memang membawa bekal untuk makan siang di kantor.  Yang paling wajib adalah menyiapkan bekal untuk sarapan dan makan siang Ka Alin dan Ka Zaha. Sejak SMP, Dek Paksi menyempatkan sarapan di rumah lalu dibekali makanan ringan saja. Jadilah pagi hari harus jadi waktu yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas negara tersebut. Jujur lumayan PR memikirkan bekal dan menu apa yang harus disiapkan setiap paginya.  Bukan apa-apa karena bekal untuk Ka Alin dan Ka Zaha tuh wajib lengkap sih isinya. Secara mereka berdua berangkat pagi dan tidak sempat sarapan pagi di rumah, artinya sarapannya juga disiapkan di paket bekal yang mereka bawa. Mereka juga pulang petang, ...