Kalau ditanya, me time apa yang paling aku suka? ter-favorit? Jawabanku pasti Pijat. Iyes Massage bahasa canggihnya. Entahlah kenapa badan ini mungkin sudah terbiasa dari dulunya keenakan kena pijat yaa. Jadilah rutin sih aku tuu massage. Dua bulan atau tiga bulan sekali. Kalau kondisi tertentu bisa lebih sering dari itu. Misalnya, aku habis bolak-balik dinas keluar kota atau selama beberapa minggu marathon rapat malam. Pasti badanku meminta waktu untuk dipijat.
Ketimbang minum obat tertentu, aku lebih memilih pijat untuk memulihkan kesegaran dan kebugaran badan yang biasanya terasa ringsek dan rontok sesudah aktivitas panjang plus mungkin masuk angin. Tapi di luar itu aku menikmati pijat sebagai relaksasi dan me time. Kalau lagi dipijat, pasti bobo. Trus nanti sesudah pijat bobonya juga lebih nyenyak.
Selain alasan kebugaran dan relaksasi, aku percaya bahwa secara medis pijat memiliki manfaat dan khasiat tersendiri bagi tubuh. Dari banyak literatur setidaknya ada beberapa manfaat pijat yang sudah diakui secara medis. Pijat dapat melancarkan dan meningkatkan sirkulasi darah. Pijat juga mengurangi stress atau rasa cemas. Iyes, relaksasi tadi cyin. Trus ternyata pijat juga bisa meningkatkan imunitas, mengatur rekanan darah bahkan mengurangi rasa sakit. Pijat juga membantu para pasien arthritis dan bahkan mengurangi efek samping pengobatan pada pasien kanker.Manfaat Pijat
Nah jenis pijat juga macam-macam sih. Tapi kalau yang selama ini pernah aku coba, ya pijat seluruh badan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Kadang aku kombinasikan juga dengan lulur dan totok, trus pernah juga cobain pijat refleksi. Nah yang terakhir ini aku kok gak kuat yaa. Jadilah pijat yang rutin ku lakukan ya body massage.
Sudah puluhan pasang tangan wanita yang pernah merelaksasi otot-otot di sekujur tubuhku. Ihh kok horor sih bacanya :D. Iya memang aku sempat dan masih punya beberapa langganan pijat. Kalau di Cirebon, ada beberapa nama. Naah yang alhamdulillah masih bisa dipanggil saat pulang kampung buat pijat ada Bi Eni. Sudah makin sepuh, tapi masih belum tergantikan sih hehehe. Paling oke di antara yang lain di sana. #apaseeeh
Nah sepanjang merantau, bahkan sejak dulu zaman masih single dan ngekos aku juga punya beberapa langganan pijat. Entah kenapa pijat itu seperti jodoh-lah. Cocok-cocokan. Udah gitu ceritanya juga macam-macam. gak selalu mulus kayak hubungan kita #eaa. Yang cocok entah kenapa kadang juga gak bisa selamanya jadi langganan kita. Entah dia pindah atau aku yang beberapa kali pindah. Sampai akhirnya menetap sudah di rumah yangs ekarang for 10 last years.
Kadang saat gak ada channel ke tukang pijat yang recommended, ya aku ke salon buat ambil paket yang ada pijatnya. Tapi jujur saya lebih nyaman pijat di rumah sendiri. Lebih privacy...
Mbah Pijat Favoritku
Sampai saat ini, aku masih punya tukang pijat terfavorit. Kenal Mbahnya udah sekitar 7 - 8 tahun kayaknya sejak punya Dek Paksi dulu. Saya gak tahu nama aslinya, aku panggil Mbah Pijat. Dia juga maunya dipanggil begitu. Jadi di Hp, namanya ku simpan "Mbah Pijat". Sepanjang sejarah perpijatan, Mbah ini lah ter-the best buat aku. Pijatnya tuh pelan aja sih gak yang pake tenaga kayak gimana tapi semua urat kena. Kalau sekali pijat sama Mbah bisa 2-3 jam baru kelar dan aku tertidur nyaman sambil dengerin cerita dan curhatan Simbah.
Sayangnya Simbah ini sibuk sekali. Sementara aku tu bisanya kan weekend. Kalau gak janjian dari berapa hari sebelumnya, Mbah udah fully booked di Sabtu Minggu. Hmm segitu legend-nya Simbah. Blom lagi Mbah yang aslinya Solo ini dalam satu tahun selalu ada beberapa bulan, bolak balik ke Solo. Beliau di "tua"kan di kampung dan setiap kali ada hajatan, wajib beliau jadi panitia dari yang sepuh-sepuh. Udah gitu kalau di Kampung bisa lama banget. Kadang sampai dua sampai tiga bulan. Karena katanya dalam 3 bulan ada beberapa event yang harus Mbah gawangi. Huhuhu...Lha aku piye Mbah.
Yang cocok sama Simbah nih di rumah bukan cuma aku lho. Ayahnya anak-anak, Ka Alinga, Dek Paksi, bahkan Ka Zaha yang paling gak bisa dipijat karena mudah geli juga bisa menikmati pijat Simbah. Kadang kalau Simbah lagi kosong seharian bisa mijat di rumah. Ngantri yaa :D
Awalnya akutu fanatik banget sama Simbah. Klo bukan simbah ya aku gak mau pijat, tapi karena Mbah sering pulang kampung atau pas aku butuh Mbah lagi sibuk jadilah aku kadang terpaksa cari tukang pijat lain. Simbah juga punya anak yang terima pijat selain jualan jamu gendong. Pernah ku panggil juga, tapi aku gak cocok. Beda gaya pijat meski satu darah. Entahlah! Mbah juga bilang kalau memang gaya pijat dia sama pijat anaknya beda. Baeklah Mbah.
Beberapa tahun lalu Gojek hadir dan kemudian dilengkapi layanan GoMassage. Serasa ketemu sama alternatif yang lumayan solutif saat kepepet butuh pijat tapi Simbah gak available. Saat tak berjodoh dengan Simbah, aku pilih pesan Go Massage. Yah, siapa tahu nanti bisa ketemu yang cocok kan? jadi aku gak tergantung sama Simbah yang akhir-akhir ini malah lebih banyak di kampung dari pada di Tangsel.GoMassage: Alternatif yang Solutif
Dulu layanan GoMassage belum pakai aplikasi GoLife. Beberapa kali menggunakan jasa ini. Macem-macem lah pengalamannya, karena kan selalu dapet orang yang berbeda. Pernah pesan untuk Pak suami juga sih. Enaknya kita bisa fair aja nih. Misalnya kurang sreg ya tinggal review apa adanya. Gitu juga kalau ternyata dapat yang enak dan bagus, kasih bintangnya full dan review yang bagus.
Awalnya ragu-ragu memang mau pesan GoMassage, karena kan kita hampir selalu gak tahu bakal dapat siapa yang pijat kita. Selain soal keahlian pijat, tentu "manner" dan kenyamanan komunikasi juga jadi pertimbangan. Apalagi saya punya standar yang cukup tinggi karena sudah punya langganan pijat yang memang ahlinya hayyah! Jadi memang susah buat berpaling dari Simbah.
Sepanjang menggunakan GoMassage (secara umum dari hasil obrolan sambil memijat) para therapist kebanyakan bukan hanya sekedar melamar jadi therapist tanpa latar belakang bidang ini. Sebagian memang punya pengalaman pernah menjadi therapist baik di salon atau sejenisnya maupun secara mandiri.
Namun selain latar belakang, kabarnya para therapist ini juga mendapatkan semacam training dan pelatihan yang diadakan khusus oleh Gojek untuk calon therapistnya. Jadi memang betul-betul dibekali dengan keahlian tersebut. Mereka juga punya aturan dari pihak Gojek semacam "Do & Don'ts" yang harus dipatuhi agar bisa tetap menjadi therapist Gojek.
Naah tahun ini, aku udah install aplikasi GoLife. Bulan Juni 2019, aku pertama kali pesan GoMassage lewat aplikasi GoLife. Pas banget ada promo tuh. Gak nyangka juga kalau ada promo. Lumayan kan?
Namanya juga pertama kali, masih agak bingung tuh waktu mau pesan. Kategori layanannya buanyak. Jadilah aku cermati dulu satu persatu. Takut salah pesan.
Service at Event: Ini layanan GoMassage khusus pada saat ada venet-event tertentu. Skip ya... kan aku gak lagi ngadain event.
Body Rejuvenation: Pijat relaksasi untuk seluruh anggota keluarga. Nah ini nih kayaknya pilihannya. Lalu aku klik dan ternyata di menu inipun ada beberapa pilihan lagi.
- Body Massage
- Express Massage
- Body Massage & Foot Reflexology
- Body Massage & Totok Wajah
- Body Massage & Scrub
- Body Massage & Kerokan
- Kerokan & Light Massage
Selain Body Rejuvenation ada beberapa kategori layanan lain yang saat bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Karena bisa jadi hanya therapist dengan kehalian tertentu/khusus yang bisa melayani kategori layanan tertentu. Jadi gak sembarangan kan. Aku simpulkan sih, professional. Well, ada kategori layanan apa saja?
Ada Reflexology. Kita biasa menyebutnya pijat refleksi yang memijat pada titik-titik tertentu. Nah inipun ada beberapa sub kategori layanan. Kita bisa lebih spesifik sesuai dengan apa yang kita mau dan butuhkan. Terus juga ada Beauty Massage yang mengkombinasikan pemijatan dengan perawatan kulit. Yang mau ke salon tapi mager atau malas antrian, bisa banget nih pilih paket ini. Pilihan layanannya juga lumayan lengkap gak kalah sama di Salon. Bisa Body Massage & totok wajah, masker, foot spa, hand spa, body mask, body wrap spa, lengkap kaan?
GoMassage juga sebenarnya punya layanan Advanced Massage nih. Pijat spesial dengan treatment khusus ada Sport Massage, Thai Massage, dan Hot Stone Massage. Cuma layanan ini udah pindah ke GoLife Service Marketplace, jadi pesannya gak lewat menu GoMassage lagi yaa. Bagitu juga layanan Mom & Kids Massage yang terdiri dari Pregnancy Massage, Post Natal Massage, Post Natal Complete Package, dan Kids Massage. Semua bisa dipesan lewat GoLife Service Marketplace juga ya.
Oke back to review yang mau ku ceritain yaa.
Setelah mencermati masing-masing jenis layanan, aku prefer mau mencoba Body Massage dulu deh. Nah untuk layanan ini ternyata pihak therapist nanti akan menyediakan matras, seprai, kain panjang, dan minyak pijat. Untuk bagian pemijatan ada kaki, punggung, tangan, dada atas, leher, dan kepala.
Kenapa dibuat detail dan rinci? Hm ini pastinya untuk kebaikan kedua belah pihak supaya jelas hak dan kewajiban serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merugikan salah satu pihak. Good lah, ini artinya GoLife concern terhadap perlindungan konsumen dan sebaliknya juga aware terhadap keamanan dan kenyamanan therapist mereka.
Concern ini ditujukan dengan detailnya penjelasan pada aplikasi saat kita akan memesan layanan, jenis layanan, bagian pemijatan, data jenis kelamin customer, durasi dan harga layanan, termasuk pilihan/preferensi jenis kelamin therapist. Yang penting lagi ada kolom yang harus kita tandai bahwa kita sebagai konsumen memahami bahwa GoLife mengawasi dan menindak tegas pelanggaran termasuk pelecehan seksual sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan.
Waw salut ya. Jempol deh... ini artinya pihak perusahaan paham terkait hukum dan aturan yang berlaku. Jadi gak perlu was-was, khawatir, dan sejenisnya nih. Aman dan nyaman bagi customer dan therapistnya juga. Supaya bisa fokus untuk memberikan treatment terbaik ye kaan.
Aku semakin yakin untuk memesan GoMassage melalui GoLife, setelah terakhir menggunakan layanan ini melalui aplikasi Gojek yang lama.
Nah sekalian aku ngulik aplikasi ini tentunya. Maklum tak kenal maka tak sayang...
Jadi akhirnya aku pesan Body Massage, karena belom tahu bakal dapat therapist yang seperti apa, aku mau coba dulu yang 1,5 jam nih. Padahal biasanya sama Simbah minimal 2 jam lho hahaha. Betaah!
Jadi untuk layanan 90 menit kan harusnya kena charge Rp.115.000 tuh, aku dapat voucher promo Rp.25.000,- Yayy lumayan kan, hanya tinggal bayar Rp.90.000 aja via GoPay.
Gak lama, ada therapist yang ambil pesananku.
Kami langsung chat
"Alamatnya di mana bu?" Trus aku jelasin.
"Saya baru selesai dari customer lain bisa ditunggu sebentar ya bu." katanya.
Tentu saja...
"Oh iya bu, nanti saya mau sholat dulu ya bu...saya belum sholat. Ada musholla gak di komplek Ibu?"
"Ada Mba, tapi sholat aja di rumah saya, ada musholla juga kok".
Iya mendingan si mbaknya sholat dulu biar tenang kan mijatnya. Kasian kalau belum sholat takut habis waktu juga. Emang jam sholat Zhuhur juga sih.
"Baik Ibu terimakasih, saya otw ya bu".
Tak lama, Mbaknya datang.
Namanya Mba Vivien. Saya langsung nebak, Mba Vivien yaa? saat di depan rumah tampak ada yang seperti menerka-nerka alamat.
"Iya Bu, maaf saya sedang gak pakai seragam Bu."
"Oh iya Mba, gak apa-apa, masuk Mba."
Mba Vivien masuk dan langsung minta izin sholat dulu seperti yang disampaikan via chat.
"Iya Mba sholat aja dulu. Saya udah sholat. Wudhu di belakang sebelah musholla."
"Baik makasih Bu..."
"Ibu mau pake matras?"
"Enggak Mba, saya ada kasur yang biasa Saya pakai buat pijat."
"Minyak dan yang lain-lain juga saya ada kok"
"Oh begitu, silahkan gimana baiknya Ibu aja. Saya sih ada Bu, tapi kalau biasa pake punya Ibu ya gak papa."
Nah emang harusnya matras, kain, dan minyak pijat disediakan therapist. Tapi aku selalu pakai dan sediakan semua sendiri. Bahkan kalau pijat sama Simbah juga aku prefer sama minyak yang aku pakai. Sejenis olive oil gitu trus sesekali dicampurkan dengan minyak rempah atau tradisional yang sering dan sengaja aku atau suamiku beli kalau lagi dinas di beberapa daerah terutama saat bertugas ke Indonesia Timur.
Jadi lebih nyaman aja kalau matras atau kasur, alas, dan kainnya milik sendiri. Akutu gitu, makanya kalau ke Salon suka malas karena harus pake perlengkapan dari salon walaupun ada juga salon yang memberikan pilihan kalau kita mau bawa perlengkapan sendiri. Tapi kan rempong cyiin.
Saya sudah dalam posisi siap dipijat. Mba Vivien izin dulu sebelum memulai. "Maaf ya Bu, saya mulai pijat ya Bu."
"Iya mba...silahkan."
Mba Vivien menjelaskan bagian apa saja yang akan dia pijat. Apa saja yang bukan atau tidak bisa dilakukan. Dia menegaskan kalau layanannya kali ini tidak termasuk refleksi. Well jadi memang sesuai dengan pilihan layanan yang kita pilih lewat aplikasi. Mungkin semacam SOP kali ya untuk memastikan pada pelanggan.
"Tapi Mbak bisa juga pijat Refleksi?"
"Bisa Bu, kalau ada yang order dengan refleksi Saya bisa dan ambil juga."
Kami sempat ngobrol juga untuk mencairkan suasana. Ternyata Dia tinggal tidak jauh dari komplek perumahanku.
"Tapi tadi Saya dari rumah customer Bu, makanya agak lama. Pas banget ngambil Ibu, nanti saya pulangnya dekat ke rumah."
10 menit pertama saya udah bisa merasakan kalau pijatan Mba Vivien cocok buat saya. Entahlah karena udah sering pijat jadi saya bisa deh membedakan mereka yang pintar memijat karena skill dan terlatih dengan mereka yang memang dari sananya talented gitu.
Iya lhoo, ada orang-orang yang memang punya talent ini. Naah kalau dilatih dan biasa mempraktikkan plus tahu ilmu terkait pijat memijat, bisa makin mantap kan?
Dari berpuluh kali dipijat, pijatan Mba Vivien termasuk yang enak dan saya langsung cocok. Seneng banget aku tuu. Macam jomblo yang bolak balik gonta ganti pacar trus ketemu jodoh hahaha. Artinya aku gak tergantung lagi sama Simbah yang udah makin lama stay di kampung. Trus Simbah juga sudah pindah dari kontrakan lama deket rumah mertuaku ke kontrakan cucunya di daerah Pondok Cabe. Jadi semakin sulit diakses. Mba Vivien harapanku berikutnya, jiyaa.
Satu jam setengah terasa sangat sebentar. Rasanya baru saja mau terlelap karena menikmati pijatan Mba Vivien yang pas. Hmm ya gitu, gak pake tenaga yang besar jadi gak bikin sakit, tapi pas kena ke urat-urat kita yang lelah. Jadi meskipun lembut atau pelan gak grusak grusuk tapi tepat sasaran. Intinya saya puas banget sih. Bahkan dibandingkan sama langganan di Kampung, Bi Eni, kok saya masih lebih prefer dengan pijatan Mba Vivien ya.
"Yaah Mbak..kok udahan yaa. 90 menit sebentar banget ya..."
"Enak Mba mijitnya.." Kata saya jujur.
"Alhamdulillah makasih Bu.."
"Nanti saya order lagi.."
"Iya bu...silahkan."
Tidak lupa saya review sangat puas dan klik tombol favorit.
"Emang bisa ya nanti dapat order Mba Vivien lagi"
"Bisa bu, nanti check aja di riwayat bu."
"Oh oke..."
Sekitar sebulan kemudian aku pesan GoMassage lagi. Karena aku ingat rumah Mba Vivien tidak jauh, aku berharap untuk orderan kali ini juga saya dapat Mba Vivien.
Eh ternyata yang menerima orderku namanya Mba Teti. Well, mau dicancel gak enak. Ya udah akhirnya tetap ku lanjutkan.
Mba Teti malah datang dengan menggunakan seragam Therapist. Seperti biasa dia menawarkan matras dan perlengkapan lainnya.
"Ga usah Mba, pakai punya Saya aja."
"Owh baik bu.."
Hmm sayangnya pijatan Mba Teti tidak seenak Mba Vivien. Sebenarnya bukan gak enak sih, ya so so lah. Standar aja.
Ya gitu yaa, again seperti beberapa kali saya sebutkan di atas. Cocok-cocokan deh. Mungkin karena aku pecinta dan penikmat Massage. Jadi lebih picky kali yaa.. hahaha.
Hmm perasaan waktu itu Mba Vivien pernah bilang bisa pesan dan memilih dia lagi, gimana caranya yaa?
Akhirnya aku coba kulik-kulik lagi aplikasi GoLife. clue-nya di riwayat, I see mungkin maksudnya history pemesanan yaa.
Dan ternyata benar. Kita bisa klik riwayat pemesanan dan di list pesanan itu kita bisa "pesan lagi" therapist yang pernah melayani kita.
Waah ternyata begitu caranya geng!
Jadi kalau sudah cocok, bisa pesan orang yang sama. Asiik. Dapet deh clue-nya.
Seminggu setelah pesan GoMassage terakhir, saya order lagi dan bisa memilih Mba Vivien. Yayy!!!
Mba Vivien tidak terlalu banyak bicara sebetulnya. Dia tampaknya type pendiam. Bicara hanya sesuai dengan yang kita tanyakan saja. Aku juga bukan yang kepo jadi ya bicara sekedarnya. Karena pernah sih dapat tukang pijat yang sepanjang bekerja ceritanya gak berhenti hahaha. Aku yang cenderung pingin santai sambil dipijat (dan biasanya kemudian tertidur) jadi harus mendengarkan obrolan yang sebetulnya gak terlalu pingin tahu hahaha.
Jadi selain pijatannya yang enak, type kayak Mba Vivien yang sangat tahu batas dan gak ember ini aku lebih suka. Biar fokus sama kerjanya dan aku juga bisa menikmati plus istirahat dan bobo saat dipijat. Ngobrol boleh aja sih tapi gak sepanjang waktu memijat juga dung.
Biasanya saat aku mulai merasa ngantuk dan pingin melelapkan diri, aku selalu bilang ke therapist. "Mbah/Bu/Mbak, saya merem yaa, ngantuk nih... " Jadi semacam pemberitahuan kalau Ia bakal saya tinggal tidur hehehe. Jadi kalau diajak ngobrol trus akunya gak repson mereka gak kaget atau merasa dicuekin karena akunya dah bobo.
Waktu aku mau review tentang Mba Vivien di Blog ini aku cerita dung sama dia via WA.
"Boleh ya mba, Saya tulis reviewnya di Blog."
"Boleh bu..silahkan" Sayangnya memang dia type yang gak suka diphoto.
Pun saya blom punya photo Mba Vivien. Bahkan photo profile dan identitasnya yang saya screenshot dari aplikasi dia minta disamarkan.
"Maaf Bu... Saya ngga mau terlalu dikenal..."
Hahaha saya nyengir aja membaca balasan WA Mbak Vivien. Baiklah Mba, tentu saya menghormati sikap dan pilihan Mbak.
"Tapi kalau saya tulis reviewnya masih berkenan kan Mba?"
"Boleh Bu.."
Di Ujung percakapan kami:
"Dah lama ngga massage, kapan mau massage lagi Bu.."
"Mba Vivien bisa ajaah, segera ya Mba kalau saya lagi longgar. Mba Vivien juga semoga pas bisa yaa."
Well, itu tadi review jujur aku pakai layanan GoMassage... yang akhirnya udah ketemu therapist yang insyaAllah cocok setelah beberapa kali memesan. Jadi coba aja dulu gais, #PastiAdaJalan. Semoga bermanfaat ya #ReviewGoLife versi aku.
Jadi kapan kamu ketemu yang cocok Mblo?
Semangat yaa... Kalau dah cocok pesan lagi eh maksudnya langsung dipinang aja.
Mbak Ophiiii.. bisa aja nih. Aku tipikal orang yang jarang pijit malah, Mbak. Pengen pijat sih kadang-kadang, tapi nyari perempuan yg bisa pijat di sini agak susyah ya. Jadinya yaa.. pengen install Go Life juga, semoga ada layanan go massage juga di kota kecil nih.
ReplyDeleteNikmatnya dipijet sampe bobo mba, aku juga doyan pijet tapi suka bingung pijet sama siapa, pengen nyoba go message ini tapi maju mundur, ternyata reviewnya enak-enak ya,,, jadi pengen cobain
ReplyDeleteIni bodiku juga rasanya ambyaaarr, lagi banyak acara belakangan ini Mba
ReplyDeleteEnakeun banget euy, kalo order terapis di Go_massage
karena standar mereka kan udah bagus banget ya
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Aku di kotanya suami belum nemu langganan pijet mbak. Susaaaahhh banget cari tukang pijet. Jadi kalo pengen pijet harus nunggu pulang kampung ke desaku. Hiks.
ReplyDeleteKayaknya go-massage jawaban atas masalah itu yaaa. Kapan-kapan nyobain, Insya Allah.
Aku dulu dipjat sama embah2 malah rasanya digebukin satu RT dari situ aku trauma mba wkwkwk untunglah ada GoMassage aku juga udah cobain kemarin asik bener deh emang merek profesional ya mba sudah dibekali do n dontsnya :)
ReplyDeleteKok sama ama aku sukanya dipijaaat. apalagi pas abis kerjaan dan kerjaan seolah ga habis, habis tuh abis pijat beneran rasa lebih zegaar dan sehaat :)
ReplyDeleteMbak, ini bisa milih ga ya, terapis nya mau cewek atau cowok? Aku pengen pesenin buat suami, kasian begadang mulu. Tapi istrinya ga jago mijit. Hehe. Pengennya dapet terapis cowok, kalau sama cewek takut dia ga nyaman. Kebetulan aku juga ada voucher go massage 25rb juga nih.
ReplyDeleteAku blm pernah mbak nyoba go massage nih.. kayaknya mau coba juga deh soalnya sekarang udah punya kruculs jd ssh ada waktu nyaman
ReplyDeleteaku langganan banget sama Go Massage dari tahun 2015 sampai sekarang. semua terapisnya berpengalaman dan profesional. Enaklah pijatannya
ReplyDeleteEnaknya Go Massage bisa menghilangkan pegal. Bisa dipanggil kerumah. Nyaman
ReplyDeleteSaya juga suka di pijat mbak, dan kalau pas dipijat, keenakan terus sampai ketiduran.
ReplyDeleteGo massage ini tarifnya lebih mahal dari tukang pijat tetangga. Tapi masih jauh lebih murah di banding kalau ke salon khusus buat massage. Bisa jadi alternatif juga nih kalau pas tukang pijat langganan sedang berhalangan
Sekarang di jaman digital ini yg apa2 serba bisa kita pakai aplikasi emang memudahkan kita ya. Sama aku jg gitu mikirnya. Contohnya Go Massage ini. Tapi terkadang lebih privacy di tempat reflexy juga mba, drpd di rumah digangguin anak2. Tp kalo kepepet gak bs keluar rumah, ya mau gak mau dimassage di rumah juga :))
ReplyDeleteKalau sudah enakeun dipijat sama satu orang, bisa berlangganan memanggil lagi orang itu ya. Asyik...
ReplyDeleteKalau di Cianjur layanan ini blm sampai. Hikz! Keburu ibukota negaranya pindah, prioritas pembangunan nya bergeser lagi deh nanti. Hehehe
Baca artikel ini, badan ku jadi reflek pengin di pijat mbak, aku beberapa bulan lalu juga pernah merasakan pijatan dari therapist Go-massage dan pijatannya enak banget sampai membuat aku tertidur
ReplyDeleteWahh ... salut ya mbak sama si Mbah Pijat ini. Walau sudah sepuh order pijatannya gantri, bahkan jadi pinisepuh juga di kampung. Penasaran bagaimana ngatur waktu dan kondisi tubuh beliau, ya?
ReplyDeleteBtw kalo Mbah Pijat sering merelakan orderan dan diambil orang lain, ntr pelanggan Mbah Pijat beralih ke gomessage semua bgmn itu, hehe.
Jadi pengen massage nih mba hehe, aku juga penikmat massage dan emang bener mba cocok2an juga sih klo massage hhe :)
ReplyDeleteMba Ophi aku juga dari jaman remaja dulu suka banget dipijaaat.. bener bener hiburan dan me time. Sekarang ada Go Massage juga makin enak dan praktis, pernah dapet juga dulu mbaknya selain mijitnya enak, trus disetel di hp dia kayak backsound relaksasi ala di sungai gunung gitu ya ampuuun enak banget berasa di spa beneran haha. Langsung kasih bintang 5 deh hehe
ReplyDeletePengen nyoba nih go massage...sy blm pernah mba klo golife lbh seringnya pesan layanan goclean
ReplyDeleteSekarang mau massage lebih gampang, bahkan bisa di panggil ke rumah. Lebih rileks aja tanpa harus cape-cape jalan lagi.
ReplyDeleteKalau aku kadang suka ke salon yang bisa pijet
Salam kenal Mbak Ophie. Saya Nanik dari Sidoarjo.
ReplyDeleteBtw golife sangat membantu bagi pelanggan go massage, ya mbak. Oh ya mbak, mau nanya ... fitur Go life ini apa berlaku untuk semua fitur aplikasi gojek misal go ride maupun go car kah?
Kalau iya, lumayan ya. Penyedia jasa jg saling berkompetisi mencari pelanggan. Pelanggannya jg enak bs mendapatkan layanan cepat dan terpercaya dengan sdh mengenal penyedia layanannya krn mearasa cocok, misal sdh di go massage sdh sreg dg therapis-nya, go ride sdh cocok dg driver-nya, hehe.
Saya pernah pakai GoMassage ini waktu saya pulang ke rumah orang tua saya di Bandung. Cara pemesanannya efisien, bayarnya juga cashless, saya suka.
ReplyDeleteCuman mungkin saya kurang sregnya adalah karena teteh pijetnya curhat terus sepanjang mijet, wkwkwkwk.. Saya juga nggak bisa diem karena takut ketiduran. Menurut saya, kalau lagi pijet itu jangan ketiduran, karena rugi jadi nggak menikmati pijetannya, wkwkwk...
Mau saya review "tetehnya mijetnya enak, tapi ngoceh melulu sepanjang mijet" pun sungkan, takut tetehnya sedih :))
Sayang sekarang GoLife sudah nggak ada lagi semenjak pandemi. Saya ngerti sih, demi alasan keamanan medis. Moga-moga nanti kalau pandemi sudah berlalu, GoLife, termasuk GoMassage, bisa ada lagi. Dan sebisa mungkin, para pemijatnya kudu divaksin anti Corona dulu :)
pijet emang paling pas buat hilangin masuk angin hehe
ReplyDelete