Skip to main content

Bengkel Diri: Sekolah Baruku Memperbaiki Diri



Alhamdulillah, awal Era 2020 ini Mom of Trio's Jadi anak sekolahan lagi. Ups... Iya, sekolah online kok. Kalau sekolah yang itu, blom ada lampu hijau dari Trio's. Ya sudah fokus membersamai mereka dulu bertumbuh. Tanpa mengubur cita-cita untuk lanjut studi. Hanya menyimpannya sejenak di lembar yang semoga bisa dibuka kembali pada waktunya. Hikss aku kok jadi agak syahdu dan pingin nangis. Huhuhu... Mamak-mamak yang bercita-cita namun masih tertunda, mana semangatnya. :)

Oh iya, Mungkin teman-teman sudah pernah dengar tentang "Bengkel Diri". Setelah di tahun lalu sempat penasaran dengan postingan beberapa teman di lingkaran pertemanan di media sosial terutama IG tentang sekolah bengkel diri, akhirnya aku menemukan sedikit jawaban dan gak ragu pingin ikut belajar juga. Pas dapat info, langsung registrasi di awal tahun ini. Alhamdulillah meski baru dapat infonya di hari-hari terakhir jadwal registrasi, tapi masih bisa masuk kelas. Qadarullah.

Sekolah ini buat apaan?

Hmm ini juga yang ditanya pihak penyelenggara saat saya daftar. Dalam form pendaftaran yang harus saya diisi calon student, saya jawab dengan "memperbaiki diri", karena inilah resolusi saya pribadi dari tahun ke tahun. Perjalanan hingga akhirnya saya masuk kelas, bikin saya agak merinding dan terharu.

Karena gak ujug-ujug juga dikasih jalan untuk bisa ketemu sama sekolah online dan benar-benar make it real dengan mendaftar. Pencarian disertai dengan permintaan dan do'a rasanya kok seperti IA jawab. "Ya Allah saya pingin belajar lagi, beri jalan ya Rabb." Selama ini saya selalu pegang prinsip untuk terus bergerak mencari, karena hanya dengan bergerak kita akan sampai. Makasih ya Rabb...semoga Engkau ridho.

Untuk yang belum tahu apa itu Bengkel Diri, Monggo silahkan cuss aja cek di IG-nya Bengkel Diri.

Oh iya, saat tulisan ini publish di Blog. Saya sudah memasuki minggu pertama masa belajar di bulan pertama. Sudah ada 3 sesi. Ada orientasi, lalu masuk ke materi pertama, dan lanjut materi kedua. Meskipun ini sekolah online, saya merasa Bengkel Diri ini sangat well-organized. Bukan tidak pernah saya ikut kelas-kelas online dengan materi yang beragam. Kulwap di beberapa Grup yang saya pernah ikuti. Pengalaman ini membuat saya meyakini bahwa ternyata sarana ini (whatsapp dan sejenisnya) bisa lho mendatangkan manfaat. Gak melulu jadi sara sebar hoax. :D

Baca: Usia 40 dan Saya dan Proses Belajar

Saat masuk kelas Bengkel Diri, saya makin yakin bahwa kendala waktu dan ruang untuk mencari ilmu dan mengupgrade diri memang bisa diatasi salah satunya dengan media komunikasi digital seperti Whatsapp ini. Cara kelas - yang muridnya ribuan ini diorganisir- membuat saya yakin bahwa "men (women) behind this school must be cool". Iyes pasti mereka orang-orang yang keren bisa mengorganisir dengan rapi dan efektif.

Apalagi menghadapi para perempuan yang cenderung agak sulit diatur apalagi kalau digabungkan dalam satu ruang yang padat hahaha. Bayangkan, satu kelas saya jumlahnya 200 orang wanita lho. Pembagian ruang kelas dan ruang ngobrol juga membuat sekolah lebih teratur. Salutlah. Oh iya saya masuk kelas Jumada at Thani. Kalau ada yang bingung nama apa itu? itu nama bulan Hijriyyah. Jumaditsaani atau Jumadil akhir, kedua istilah ini mungkin  lebih sering kita dengar.

Sebelum materi diberikan, kami diberi jadwal belajar selama sebulan lengkap dengan judul, materi/tema, narasumber dan waktu diskusi. Wih keren deh materinya. Gak nyangka juga kalau bakal ada beberapa materi yang saya pikir gak bakalan diajarkan di sini. Jujur saya belum banyak mengekplore tentang Bengkel Diri bahkan saat akhirnya mendaftar kemarin. Maklum sudah mepet waktunya, takut ketinggalan. Ya udah daftar dulu. Naah baru setelah daftar dan akhirnya diterima, saya mulai mencari tahu lebih jauh. Itupun infonya minimalis. Sejujurnya saya pakai intuisi saja. Hehehe, well hidayah Allah sih pastinya.

Konsep balancing Ukhrowi dan Duniawi sangat terasa dalam materi yang dijadwalkan akan disampaikan kepada kami. Hmm seru juga saya pikir. Selain mendapatkan materi ajar dan diskusi, layaknya sekolah juga ada tugasnya lho. Ada tugas harian dan tugas yang diberikan oleh para narasumber atau fasilitator terkait dengan materi ajar. Naah ini yang sempat saya agak ragu. Bisa gak ya selesaikan nantinya?jeng jeeeng.

Setelah tahu lebih detail, tugas hariannya adalah laporan amaliah harian. Which is saya pribadi tiap hari juga menulis to do list termasuk amaliyah dan melakukan cek keesokan harinya. Intinya jika biasanya saya keep sendiri catatan ini harus saya laporkan ke pengampu kelas yang akan mereka data. Eitss tapi ini dilakukan secara personal yaa. Jadi anggota kelas yang lain gak akan tahu laporan kita. Data yang diberikan akan direkap dan menjadi pegangan penyelenggara (mungkin) untuk melihat sejauh mana progress student-nya satu persatu.

Baca Juga: Adab Menuntut Ilmu

Saya jadi ingat buku pemantau amalan harian anak saya di sekolah nih. Buat saya pribadi ini jadi pemicu untuk menjaga semangat. Meskipun amaliyah yang dilaporkan bukan hal baru dan biasa dilakukan namun jujur banyak tantangan untuk konsisten melakukannya. Ada aja tantangannya,  terutama kesibukan pekerjaan (di kantor dan di rumah) dan anak-anak yang sering menyita waktu dan menggangu konistensi melakukannya. Belum lagi rasa malas. Nah ini yang paling wajib digempur. Kendala waktu serasa jadi PR banget untuk konsisten. Nah laporan amaliyah ini menjadi pengingat sekaligus penyemangat. 

Karena konsistensi atau istiqamah adalah hal yang berat dalam melakukan suatu kebaikan bahkan dalam kebaikan yang tampak kecil atau ringan sekalipun.  Jadi mencari "kawan" dan "sokongan semangat" kadang-kadang perlu untuk menjaga konsistensi dan pengingat diri. Oh iya insyaAllah saya akan sharing juga intisari materi yang saya terima di kelas nanti. Siapa tahu ada yang bisa memanfaatkannya juga kan?



"Teruslah bergerak karena hanya dengan bergerak engkau akan sampai."

Again saya hanya berharap keridhoan Allah dalam usaha memperbaiki diri ini. Kewajiban kita berusaha, biar Allah yang bantu dan perbaiki.

Selamat belajar saya :) Semoga bermanfaat dan konsisten. Do'akan ya gengss.

Comments

  1. Sekarang banyak kelas online yang hampir sejenis ya, mba. Saya belum pernah ikutan satu pun kelas2 tersebut. Ditunggu sharing2 ilmunya ya mba.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.

Popular posts from this blog

Melangitkan Sebuah Rindu Tuk Jadi Tamu di RumahMu

Duh semoga judulnya gak berasa lebay yaa. Tapi mengunjungi Baitullah merupakan satu rindu yang tidak hanya jadi mimpi di kala tidur buat saya. Mendengar orang bercerita tentangnya sering membuat hati saya bergemuruh. Melihatnya di televisi, di timeline medsos, di broadcast wa, atau bahkan jika tanpa sengaja melihatnya sekalipun sering membuat mata saya berkaca, tak jarang lalu ada yang mengalir di sudutnya. Pun ada yang menyentak-nyentak di balik dada. Saya merasakannya sebagai sebuah rindu.

Waspada Bahaya Racun Tomcat! Kenali dan Atasi Dengan Tepat!

Tomcat, keren sebutannya namun sayangnya efek dari racun yang berasal dari cairan tubuhnya baik melalui gigitan atau keluar dari tubuhnya karena dipencet atau terpencet ternyata sangat berbahaya bagi kulit. Sebuah sumber menyebutnya racun cairan Tomcat lima kali lebih kuat dari pada bisa Kobra. Bukan efek mematikan karena masuk dalam peredaran darah tetapi efeknya jika terkena kulit. Memang racun tomcat hanya menyerang kulit. Racun tersebut tidak mematikan walaupun sangat menyakitkan karena zat yang terkandung dalam cairan tomcat  yaitu paederin apabila terkena kulit kita akan menimbulkan gatal atau efek terbakar. 

FOCA Sachima: Cemilan Praktis untuk Keluarga di Segala Suasana

Morning Hectic Kehebohan rutin setiap pagi, -kecuali weekend -, rasanya hampir serupa untuk working mom tanpa asisten yang stay di rumah kayak aku. Apalagi kalau bukan seputar menyiapkan bekal untuk sarapan dan makan siang anak-anak,  plus bekal untuk aku dan suami karena kami juga berangkat kerja. Sesekali aku memang membawa bekal untuk makan siang di kantor.  Yang paling wajib adalah menyiapkan bekal untuk sarapan dan makan siang Ka Alin dan Ka Zaha. Sejak SMP, Dek Paksi menyempatkan sarapan di rumah lalu dibekali makanan ringan saja. Jadilah pagi hari harus jadi waktu yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas negara tersebut. Jujur lumayan PR memikirkan bekal dan menu apa yang harus disiapkan setiap paginya.  Bukan apa-apa karena bekal untuk Ka Alin dan Ka Zaha tuh wajib lengkap sih isinya. Secara mereka berdua berangkat pagi dan tidak sempat sarapan pagi di rumah, artinya sarapannya juga disiapkan di paket bekal yang mereka bawa. Mereka juga pulang petang, ...