Pengalaman pertama saya menjejak tanah matahari terbit tiga tahun lalu adalah dalam rangka travel writing and education. Selain mau travel dan menikmati Jepang, memang saya ikut rombongan Mba Saleha ini untuk sekaligus belajar menulis dan menghasilkan buku.
Travel writing ini digawangi langsung oleh Coach yang merupakan penulis puluhan buku dan founder komunitas menulis Mba Deka Amalia. Perjalanan kali itu beneran penuh buat saya, penuh pengalaman, keseruan, ilmu, persaudaraan, dan pastinya penuh kenangan.
Travel dalam group itu emang idealnya tidak terlalu banyak. Jauh lebih ideal jika bisa kurang dari 10 peserta saja. 15 orang saja sudah terasa banyak. Jadi lebih mudah diorganisir. Yang paling penting jadi lebih hangat. Saya hanya kenal dan pernah bertemu dengan satu dari anggota rombongan. Dengan Mba Deka, saya hanya kenal di dunia maya.
Jumlah yang tidak terlalu banyak memudahkan kami untuk kemudian bisa langsung saling kenal dan lebih dekat. Mayoritas peserta ibu-ibu, anak seorang gadis muda yang punya passion menulis dan 3 orang anak yang ikut bareng Ibunya membuat perjalanan menjadi lebih berwarna.
Sebagai informasi, Japan Traveling kami waktu itu berfokus pada 3 lokasi: Osaka, Nara, dan Kyoto. Kalau kita lihat di peta, dari sekian banyak prefektur di Jepang, ketiganya terletak berdekatan satu sama lain. Saya kira inilah kenapa kami memilih tiga kota tersebut supaya lebih banyak destinasi wisata yang bisa dinikmati.
Salah satu sesi belajar menulis diagendakan akan dilakukan di Nara Park.
Sepanjang Naramachi dan Nishinokyo, Nara Park merupakan salah satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi di Kota Nara. Area seluas 660 hektar ini dipenuhi oleh kijang atau rusa-rusa cantik yang berkeliaran bebas dan beberapa temple/kuil/candi terkenal seperti Todaiji, Kasuga Taisha, dan Kofukuji. Di sini ada juga Nara National Museum.
Nara Park terletak di pusat kota Nara dan bisa ditempuh dengan berbagai transportasi publik. Hanya sekitar 5 menit berjalan kaki dari Kintetsu Nara Station, atau 20 menit 20 JR Nara Station. Selain itu Nara Park juga bisa dicapai dengan bus, Banyak pemberhentian bus di sekitar taman ini.
Baca juga: Mengajukan Visa Jepang dengan Paspor Biasa
Tak cukup sehari sebetulnya untuk bisa mengcover dan menikmati suasana alam yang khas dan keindahan budaya di Nara Park. Selain rusa liar yang luar biasa cantik dan sehat, banyak pedagang makanan ringan tradisional dan tentu saja deretan penjual souvenir dan makanan ringan di sekitar taman.
Untuk memudahkan, kami diantarkan untuk terlebih dahulu masuk melalui lokasi Kofukuji Temple. Salah satu kuil yang cantik dan penuh nilai historis dan merupakan situs warisan dunia versi UNESCO. Selain Kuil Kofukuji ada Todaiji dan Horyuji, yang sering disebut sebagai "the big three" must see temples of Nara.
Kuil ini merupakan kuil keluarga Fujiwara, klan aristokrat paling berkuasa pada masa kekuasaan Nara dan Heian. Kuil ini dibangun bersamaan dengan dijaidkannyanya Nara sebagai Ibukota yakni pada tahun 710. Pada puncak kekuasaan Fujiwara, kuil-kuil ini mencapai 150 bangunan.
Yang paling khas dari Nara Park ini adalah rusa-rusa yang berkeliaran bebas. Dianggap sebagai utusan para dewa, lebih dari 1000 rusa Nara telah menjadi simbol kota dan bahkan telah ditetapkan sebagai harta karun alami. Kerupuk rusa dijual di sekitar taman, dan beberapa rusa telah belajar membungkuk kepada pengunjung untuk meminta diberi makan.
Rusa Nara ini sebetulnya cukup jinak, meskipun mereka bisa menjadi agresif jika mereka berpikir bahwa kita akan memberi mereka makan, jadi pastikan untuk tidak menggoda mereka dengan makanan. Hmm apalagi musim dingin saat kami datang, cuaca dingin tampaknya membuat mereka lebih lapar.
Kami mencari tempat duduk untuk berkumpul. Setelah cukup jauh berjalan dan berkeliling ditemani dinginya musim semi yang baru akan menjelang. Ternyata duduk dan berdiam di satu tempat justru membuat tubuh terasa makin dingin. Saya tak bisa duduk diam. Sesekali bangun berdiri, berjalan, di sekitar meja dan kursi tempat kami berkumpul.
Pada sesi inilah kami baru mendengar dan berkenalan lebih jauh mengenai masing-masing peserta terutama apa motivasi mengikuti travel writing ini. Latar belakang kami sangat bervariasi. Ada beberapa yang memang sudah menjadi penulis buku, sisanya memiliki passion, minat, dan keinginan kuat untuk menulis dan memiliki buku solo, termasuk saya.
Baca juga: Kimono Show Nishijin Kyoto
Kami memutuskan untuk meneruskan materi dari Mba Deka sambil kembali berjalan menjelajah Nara Park ke area lainnya. Well, sejujurnya saya merasa lega karena tak kuasa lebih lama berada di ruang terbuka diterpa angin dingin tanpa bergerak. Menggerakkan badan membuat suhu tubuh sedikit lebih hangat. Pun kami bisa melihat lebih banyak keindahan Nara.
Perjalanan yang cukup jauh, namun udara dingin membuat kami memilih terus bergerak. Sambil bercengkrama dan mengambil gambar. Kami juga bergerak menuju ke kuil berikutnya untuk kemudian menuju kendaraan kami di parkir. Tak jauh dari gerbang utama tersebut berjajaran toko souvenir dan makanan kecil. Semua tampak lucu dan menarik. Para pedagang pun sangat ramah menyambut tamu. Yang unik di sepanjang jalan di dalam Park ini, kami kerap menemukan pedagang ubi rebus yang apinya dibakar dengan kayu. Padahal mereka menggunakan gerobak dorong.
Next saya akan ceritakan tentang kunjungan kami ke beberapa destinasi di Osaka dan Kyoto ya. Jangan lupa tinggalkan komentarmu ya..:)
Iiihh, Jepaaangggg!
ReplyDeleteSeru banget ya Mbaaa, menikmati negara yg indah, sembari meraup ilmu sama teman2 yg satu minat pulaaakk
duh, aku jadi mupeengg
Senangnya yang traveling, kalo sedikitan jadi lebih terarah dan fokus ya Mak.
ReplyDeleteTrus pagi2 gini lihat ubi rebus jadinya gleeeek,,, anget2 pulaak
Menarik sekali. Waktu itu saya sempat ikut grup FBnya. Tapi kemudian left karena sikon yang blm memungkinkan untuk meninggalkan anak-anak. AKhirnya cuma mupeng liatin foto Mbak Ophi dan teman-teman. Hehe. Ditunggu next ceritanya.
ReplyDeletepengen bgt travelling ke jepang. udah ada rencana, semoga bisa diwujudkan setelah pandemi berakhir aamiin ya robbal alamin
ReplyDeleteWah rusanya ada banyak banget ya sampai 1000.. Moga-moga nanti saya juga punya kesempatan menjejakkan kaki di Nara Park
ReplyDeleteCantik banget tempatnya, Mbak. Rombongan kalau gak banyak begini memang asik. Jadi bisa lebih fokus menikmati lokasinya sambil belajar
ReplyDeleteSeru banget belajar nulis sambil jalan2 ke Jepang pula. Sekarang halan2 dekwt aja susah apalagi k ln . Semoga pandemi cepat selesai
ReplyDeleteAsik banget sih mbak ini perjalanannya, btw jadi ingin main ke Nara Park. Seharusnya bulan November tuh ada perjalanan ke Jepang juga sama teman-teman fotografi tapi sepertinya kita gak bakal berangkat melihat situasi sekarang ini.
ReplyDeleteWah... Bikin ngiri kak, bisa travelling sekaligus belajar sama ahlinya dan serombongan yang satu frekuensi. Salah satu yang saya kagumi dari jepang ini, mereka negara modern tapi tetap mempertahankan tradisi mereka.
ReplyDeleteSukses proyek bukunya kak 👍
Wah senang banget bisa piknik ke Jepang menikmati kebudayaan dan kekayaan alamnya juga bisa mendapat ilmu menulis buku ya Mbak Ophie langsung dari ahlinya, Mbak Deka..mupeng..
ReplyDeleteYa ampun nyenengin banget ya berada di situ, rusanya banyak banget ya mba, kalau udh overload apa diadopsi kah?
ReplyDeleteWow, Jepang. The unique Country at Asia. Thank for your sharing Mba, give me more information and be fight to actif write again. Might I know investation your prepare.
ReplyDeleteAku sempat terpikir juga mau ikutan traveling writingnya mbak Deka ini, tapi batal karena pas dengan ujian masuk kuliah anakku yang sulung.
ReplyDeleteKalau langsung ke lokasi obyek menulis, asyik ya, langsung brainstorming.
Waah seru sekali. Jepang ini salah satu destinasi yang ingin aku kunjungi di tahun ini, tapi sepertinya belum bisa karena corona huhuhu
ReplyDeletePerjalanan di 3 kota di Jepang itu selama berapa hari, kak?
ReplyDeleteSenangnya..
Bisa travelling dan kemudia menghasilkan inspirasi kemudian karya yang bisa dinikmati banyak orang.
Waaaw...asyik sekali kegiatan ini, Mbak. Seru mengikuti cerita perjalanannya. Rusanya kek udah punya sopan santun, yaa. :D Btw, di sana ada ubi juga. Serasa di desa, dong.
ReplyDeleteTeeeeh, Jepang ini destinasi impianku juga. Seru ya sambil kasih makan rusa. Aku pernah dikerubungi rusa mau kasih makanan dan rasanya repot hahaha. Padahal mereka ga gigit tapi akunya tetep keder sampe-sampe foto bareng rusanya ngeblur ih
ReplyDeleteWah berkesan banget mbak perjalanannya. Jadi pengen ikutan kalo ada travelling macam ini lagi. Bisa sekalian belajar nulis perjalanan
ReplyDeleteOsaka, kyoto, tokyo, hiroshima, nagasaki...nama-nama yang sudah lama masuk dalam wish list destinasi yang saya kunjungi.
ReplyDeleteWow buanyak ya mba ada 1000 rusa gitu di Nara parknya utusan Dewa kepercayaan sana ya mba duh jadi pengen deh ke sana hehhs semoga bisa jg ke sana
ReplyDeleteAku kangen Jepang mba.. berkali - kai mampir ngg pernah boseen ya hehehe. Musti mampir lagi nanti kalau sempaat
ReplyDeleteSeru banget ya Mbak bisa jalan-jalan ke Jepang. Saya pengen kesanaaa etapi pas musim sakura gitu. Ngebayangin asik banget kayaknya photo photo di sakura.
ReplyDeleteSeneng banget ya mba bisa merasakan indanhnya Nara pArk dan berkomunikasindengan rusa rusanya di sana
ReplyDeleteMasyaallah. Jalan-jalan sambil belajar menulis itu keren banget mbak opi. Aku kepingin juga. Apalagi ke Jepang. Semoga pandemi ini segera berlalu dan traveling sambil belajar nulis ini diadakan lagi
ReplyDeleteLucu lucuuuuuk rusanyaaa :D. Aku waktu itu main2 dengan rusa gini di miyajima mba, ga sempet ke Nara. Di sana juga jinak2 rusanya, dan aku ga tau kalo miyajima juga banyak rusa, jd ga bawa makanan samasekali.
ReplyDeleteAhhhh, jadi kangeeen banget Ama Jepang. 2021 awal plan ku k Jepang rasanya hrs direschedule lagi sih :(. Mungkin jadi akhir 2021 ato awal 2022. Aku memang slalu pengennya pas winter tiap ksana. Biar ga terlalu capek jalan kalo cuaca dingin :D