23 Desember 2021, Ruang Pustakaloka Gedung Nusantara IV.
Datang akan pergi
Lewat 'kan berlalu
Ada 'kan tiada
Bertemu akan berpisah
Awal 'kan berakhir
Terbit 'kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah
Hey, sampai jumpa di lain hari
Untuk kita bertemu lagi
Kurelakan dirimu pergi
Meskipun ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap tanpa dirimu
Kuharap terbaik untukmu.
Sampai Jumpa - Endank Soekamti
Duh kenapa sih lagunya yang ini?Tetiba saya tidak bisa menahan air mata. Sesungukan sambil memeluk satu demi satu anak-anak yang saya ampu sekitar 4 bulan terakhir ini. Mereka yang saat itu dibalut jaket hijau dengan nuansa cream tampak seperti anak-anak yang harus saya relakan pergi padahal saya belum siap. Saya tidak berencana untuk menangis. Beneran deh! Masak iya sih nangis.
Tak terlintas pikiran bakal ada adengan tangisan atau air mata yang keluar. Sedih pastinya, tapi menangis? Hmm enggak deh. Gak terbayang kalau tiba-tiba tangki emosi saya bocor. Dada saya sesak dan tangis membuncah. Untungnya suara back song lagu tadi membuat tangisan terasa samar di antara riuhnya suasana di Ruang Pustakaloka Gedung Nusantara IV.
Haru dan sedih dan berbaur dengan entah rasa apa di antara riuhnya suasana. 4 bulan sudah dan saatnya kami secara official berpisah. Pagi ini sebelum akhirnya kejadian berpelukan dan bertangisan, kami baru saja mengikuti ceremony penutupan kegiatan Magang di Rumah Rakyat 2021. Purna sudah tugas saya sebagai mentor. Ups masih ada PR sih mengecek weekly report anak-anak, submit monthly report untuk kali terakhir, dan ternyata masih ada final evaluation yang harus di isi. Ada 9 katergori penilaian untuk masing-masing anak, totally 19 anak. Hmm semangat!
Bagaimana menggambarkan 4 bulan ini?
Kalau permen Nano-Nano bisa mewakili semua rasa, mungkin pas lah seperti itu rasanya. Tapi dari semua rasa yang ada di dalamnya kesan yang tertinggal adalah seru. Ada kejutan rasa dari bercampurnya banyak rasa yang meninggalkan kesan seru dan segar. Iyes, itu rasa permennya. Gak beda dengan rasanya menjadi mentor dari 19 anak magang di kantor kami selama sekitar 4 bulan ini.
Emang ga capek? pastinya. Bukan karena harus mengkoordinasi dan menghandle 19 anak dengan 19 karakter ini juga sih. Tapi lebih karena tugas ini datang di saat loading kerjaan yang merupakan tugas pokok fungsi justru tengah banyak-banyaknya. Waktu! serasa sulit berbagi waktu. Di saat kerjaan harian saja sudah menuntut kadang double zoom, mentoring ini bahkan menuntutku bisa triple atau bahkan empat zoom sekali waktu. Pening-pening deh! Trus maksimalkah? Pastinya ada yang akhirnya terasa kurang maksimal dari "multi tasking" things tersebut.
Btw gak suka lagi deh sama istilah multi tasking. Capek euy, gak fokus, dan jadi gak maksimal gak sih? Efek pandemi ini sistem kerja menuntut kita eh saya untuk makin multi tasking. Please deh, lebih baik sih tetap dibagi dalam fokus yang terbatas supaya tidak melelahkan! Kok paragraf ini penuh dengan curhatan yaak! *Budak corporate mode on* Tapi kondisi per hari ini sekalipun tetap menuntut kita untuk selalu multitasking.
Tapi to sum up, mendampingi 19 orang anak yang pastinya pintar-pintar dan alhamdulillah baik-baik ini memberi energi tersendiri sih buat aku. Basically aku yang memang punya passion mengajar dan kalau ditugasi untuk melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan, pembimbingan, dan sejenisnya selalu excited. Bukan karena merasa bisa, tapi karena suka mencoba hal baru dan bakal bertemu dengan jiwa-jiwa muda dengan energi yang masih lebih fresh!
Baca juga: Senangnya Mengajar Lagi
Soal substansi atau materi yang harus kita transfer ke para mahasiswa ini mungkin bukan hal yang terlalu berat. Karena kita memang berkecimpung sehari-hari di area ini. Jam terbang kita menjadi support system DPR bahkan melewati beberapa periode keanggotaan DPR namun yang lebih penting buat aku adalah bagaimana meninggalkan kesan yang memberi efek tersendiri bagi anak-anak ini yang kelak akan bermanfaat pada waktunya mereka benar-benar terjun ke dunia nyata. Eits dunia mahasiswa kan bagian dari dunia ala-ala, yang gak sih! Hahaha.. Gak ding!
Nilai dan skill yang diamanahkan kepada saya untuk bisa ditanamkan pada masing-masing anak dalam 4 bulan ini merupakan hal yang lebih penting untuk saya. Bagiamana anak-anak ini mengadaptasi, berproses, lalu berkembang dan terasah sebagaimana mestinya terkait dengan skill dan nilai tersebut. Skill dan nilai itu meliputi: leadership, administration skill, collaboration skill, resource management, data analysis, information gathering, data reporting and presentation, critical thinking, dan customer service orientation.
Saya mengikuti proses pelaksanaan magang ini sejak awal. Sejak masih proses perencanaan yang terasa sangat mendadak waktu itu. Kemudian dalam waktu sangat cepat kami harus segera menyiapkan instrumen untuk proses seleksi. Tidak menyangka jumlah kuota kemudian diperbanyak hingga 200 orang karena peminatnya berlipat-lipat dari dugaan awal. Sehingga proses seleksipun diperketat. Mengingat waktu yang tidak terlalu panjang sementara peminat membludak.
Program mahasiswa magang di Rumah Rakyat merupakan bagian dari kegiatan yang diusung Mas Menteri sebagai kebijakan Kampus Merdeka. Mas Menteri hadir pada saat ceremonial pembukaan kegiatan Magang di Rumah Rakyat bersama anggota Komisi X DPR RI dan ada sambutan virtual dari Ibu Puan sebagai ketua DPR. Saya masih ingat euforia dan kehebohan adik-adik ini bisa satu event dengan Mas Menteri dan masuk dalam satu frame. Hahaha... Lucu aja lihatnya!
Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Klik aja linknya ya untuk info lebih langkapnya.
Tentu Sahabat Mom of Trio familiar dengan tagar #MerdekaBelajarKampusMerdeka. Cuss deh dikulik untuk info lengkapnya.
Nah program Magang di Rumah Rakyat yang punya tagar #MDRR2021 ini merupakan salah satu program dari Kampus Merdeka. Namanya, Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kampus Merdeka. Program ini ditujukan guna memberi pengalaman bagi para mahasiswa bagaimana mengecap dunia profesi. Mitra kegiatan ini adalah berbagai perusahaan dan kementerian lembaga. Kami di DPR lebih tepatnya Sekretariat Jenderal DPR salah satunya.
Ketika DPR kemudian masuk sebagai salah satu Mitra yang bakal menjadi salah satu institusi yang menerima peserta MSIB, kuota yang disediakan hanya untuk 50 orang peserta. Nah ternyata antusiasme sangat tinggi. Dalam waktu singkat peminat yang mendaftar mencapai belasan ribu hinggu akhirnya ditetapkan kuota hingga 200 orang dan pendaftaran ditutup saat jumlah pendaftar mencapai angka 17.000 orang. Sejujurnya surpise sih, wah banyak juga ya mahasiswa yang minat untuk magang di Rumah Rakyat ini. Mereka yang kemudian lolos serangkaian seleksi dan akhirnya mengikuti kegiatan ini ada sekitar 191 orang dari berbagai universitas di seluruh Indonesia dari barat hingga ke timur.
Sebagai program pioneer, baik di Kementerian maupun di DPR sendiri tentu masih banyak juga PR yang harus kita evaluasi dan tingkatkan untuk perbaikan ke depan. Untuk program magang reguler di lingkungan DPR RI sebetulnya bukan hal baru. Penyelenggaranya pun mulai dari unit-unit kerja di Sekretariat Jendral dan Badan Keahlian DPR terutama unit eselon II seperti pusat-pusat dan biro-biro, ada juga magang reguler yang juga diadakan oleh fraksi-fraksi di DPR dan bahkan oleh anggota DPR secara perseorangan.
Baca juga: Mengintip Gedung Parlemen Swedia
Nah agak berbeda untuk program MDRR2021 ini, karena memang bagian dari program MSIB Kampus Merdeka. Secara keseluruhan, banyak sekali pihak internal kami yang akhirnya dilibatkan. Jadi bagi kalian yang berminat cuss mendaftar ke program kampus merdeka tadi ya. Hmm tunggu tahun depan ya. Beda dengan magang reguler yang biasanya langsung ditujukan ke unit kerja yang akan dituju dan bisa mendaftar anytime.
Nah untuk #MDRR2021 saya hanya akan gambarkan secara garis besar apa saja kegiatannya. Ada dua program dalam #MDRR2021 ini:
Yang pertama Program Parliament Trainee di mana mahasiswa yang magang belajar pengetahuan dan merasakan pengalaman tentang bagaimana business process bekerjanya DPR dan supporting systemnya. Mereka terlibat langsung dan tidak langsung dalam setiap proses pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI baik pada masa sidang maupun masa reses.
Yang kedua Program Satu Data di mana mahasiswa akan melakukan kajian dan analisis untuk perancangan sistem terintegrasi satu data DPR RI berdasarkan proses bisnis yang ada dan aplikasi-aplikasi unit yang sudah ada. Program perancangan Satu Data DPR RI terdiri dari Programmer/developer, Website Designer, Mobile programmer, dan Data Analyst.
Mahasiswa magang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bisa berkolaborasi dan menjalani magang dengan lebih terstruktur, yang juga disesuaikan dengan kapasitas ruangan dan protokol kesehatan yang berlaku. Kebetulan saya mendampingi kelompok 2 Achmad Sjaichu yang terdiri dari 19 orang anak Mahasiswa. Penamaan kelompok ini berdasarkan nama-nama pimpinan DPR dari masa ke masa. Oh iya ada sesi khusus di mana para mahasiswa ini berkesempatan mempresentasikan tokoh-tokoh yang menjadi nama kelompoknya. Cuss cuplikan video kelompok Achmad Sjaichu berikut ini:
Pembelajaran untuk mahasiswa magang dilakukan melalui enam mekanisme pembelajaran, yakni kuliah umum sebagai pembekalan dasar-dasar pengetahuan terkait ketatanegaraan dan DPR secara keseluruhan; audiensi bertemu dan berdiskusi secara lebih intents dengan beberapa tokoh penting di lingkungan DPR maupun kesekjenan; observasi pada beberapa unit kerja yang menjalankan fungsi dukungan di lingkungan Setjen, magang/sit in di 11 alat kelengkapan DPR maupun unit-unit supporting system di Badan Keahlian DPR selama 11 minggu secara bergiliran, kemudian ditutup dengan kegiatan simulasi dan evaluasi. Simulasi sendiri berupa simulasi sidang, mahasiswa simulasi melakukan sidang dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan legislasi DPR.
Jangan dibayangkan bahwa mahasiswa yang bergabung dalam program ini hanya mereka dengan latar belakang social studies seperti hukum, administrasi publik, politik dan sejenisnya. Peserta magang ini lintas studi. Jadi banyak anak-anak science yang juga bergabung. Tentu hal ini menjadi tantangan sekaligus hal yang sangat menarik bagi kami penyelenggara terutama mentor maupun bagi para mentee sendiri.
Namun DPR memang dalam faktanya merepsesentasi semua aspek bidang dalam masyarakat. Yang dibahas dalam proses pelaksanaan fungsi DPR baik legislasi, pengawasan, maupun budgeting memang hal-hal yang sifatnya kebijakan, -policy- namun substansi yang menjadi muatan dari kebijakan itu hakikatnya sangat lintas bidang, sangat luas, dan beragam.
Dari soal pendidikan, HAM, budaya, seni, olahraga, telekominukasi, ekonomi, pertanian, kehutanan, kelautan, energy baru terbarukan, praktik psikologi, jalan, landas kontinen, bahkan soal kebijakan di bidang yang sangat eksakta sekalipun. Itulah mengapa sedemikian beragam juga latar belakang mahasiswa yang bergabung dalam kegiatan ini. Ternyata ini juga menjadi warna tersendiri dalam kolaborasi antar mahasiswa maupun bagi kami mentor dan fasilitator.
Baca juga: Desentralisasi Pendidikan di Swedia
Mahasiswa: mereka sosok yang sangat unik, bukan kanak-kanak, sudah meninggalkan masa remaja, namun belum dewasa. Mendampingi mereka tentu memiliki kesan dan kenangan tersendiri. Sebagaimana mereka belajar, sejujurnya saya juga belajar. Menjadi orang tua untuk anak-anak usia kuliahan menjadi hal baru meskipun aku adalah Bibi dari belasan ponakan yang ada pasa usia ini. Pastinya aku bukan mentor yang sempurna, tapi aku mencoba berusaha yang terbaik menjalankan peran ini dalam berbagai tantangan di lapangan yang harus dihadapi.
Berada di antara jiwa-jiwa muda dengan semangat muda, memberikan semangat dan kehangatan tersendiri. Dalam penatnya hari-hari dan padatnya kegiatan, kadang saat kemudian bertemu dan berbincang dengan mereka baik langsung maupun virtual membuat aku bisa tertawa lepas. Iya melepaskan penat meski lelah mungkin tak berkurang. Ya semacam refreshing aja sih. Untungnya anaknya baik-baik dan gak ada yang gimana-gimana. Masing-masing unik dengan kepribadiannya sendiri. Sejujurnya saya membayangkan bagaimana kelak 19 orang ini di masa depannya. Hahaha...
Oh iya simak deh, Yel-yel mereka:
“Kampus Merdeka
Ambil Kendali Masa Depanmu
Rumah Rakyat DPR RI
Meraih Asa Menggapai Mimpi
Mahasiswa Indonesia,
Bersatu padu, Membangun Bangsa
Indonesia
Jaya jaya jaya”
Hingga akhirnya masuk ke bulan ke 4, tak terasa aroma perpisahan mulai merasuk. Anak-anak ini bahkan yang mengingatkan bahwa kebersamaan kami tak akan lama lagi. Saya punya banyak rencana dan keinginan untuk mereka, hanya saja banyak yang belum bisa saya wujudkan karena satu dan lain hal. Saya juga sadar belum bisa maksimal mendampingi mereka.
Namun satu hal yang membuat saya bangga, dalam beberapa keterbatasan yang ada pada saya (dan kami sebagai mentor, pun penyelenggaraan secara keseluruhan) mereka tetap bisa mengelola sumber daya yang ada untuk tetap bisa menjalankan proses magang ini dengan baik, berbagai penugasan, tantangan, dan tuntutan mereka bisa kerjakan dengan memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan dan tidak fokus pada kekurangan yang ada. Proud of you mentees!
Tidak hanya aktif di kegiatan magang saja, mereka juga aktif dalam berbagai kegiatan di luar kegiatan magang. Para mentees terutama yang berasal dari daerah tampak aktif dan memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan baik untuk belajar dan meng-explore "Jakarta" dengan kegiatan positif dan membangun networking yang lebih luas.
Serunya anak-anak ini bahkan ikut kegiatan budaya. Memenangkan beberapa lomba yang bahkan menhasilkan cuan dan bahkan sepeda. Seru yaa. Kalau saya jadi mahasiswa dan mendapatkan kesempatan seperti ini juga saya bakalan manfaatkan waktu seseru ini kayaknya. Halah!!! waktumu sudah lewat phi!
Saya menilai beberapa aspek dari nilai dan skill yang kami tanamkan dan coba kembangkan dalam program magang ini tampak banyak bertumbuh, berkembang, dan terasah dengan lebih baik. Di samping basically mereka yang lolos program magang ini memang anak-anak dengan kepintaran dan kelebihan masing-masing terbukti lolos dari seleksi yang cukup ketat.
Pada sesi-sesi terakhir kami mengadakan kegiatan gathering bersama. Bertukar cerita, bertukar kado, dan bertukar kenangan. Mereka yang menginisiasi dan mengelola acara "A Day to Remember" itu. Seru deh! Pokoknya kalau lagi bareng anak-anak ini saya lupa kalau sudah tua dan emak-emak ber anak tiga hahaha. jadi berasa mahasiswa lagi. Ketawa-ketawa dan menikmati keseruan dan kekonyolan mereka juga.
Puncak acaranya memang di 23 Desemeber 2021 lalu. Selepas kegiatan ceremonial penutupan kegiatan magang kami kemudian menghabiskan waktu nonton bersama. Iya, karena selama 4 bulan ini kamipun juga banyak kesibukan sehingga waktu kebersamaan yang sifatnya informal tidak terlalu sering bisa kami lakukan. Pernah ada kegiatan olahraga bersama, main bulu tangkis dan futsal serta gathering di tempat wisata. Awalnya anak-anak berencana mengadakan staycation untuk perpisahan tapi waktu dan kelengkapan kami berkumpul menjadi PR tersendiri.
So far, alhamdulillah dalam kurang dan lebihnya mudah-mudahan anak-anak kami di Kelompok Achmad Sjaichu bisa memetik pelajaran dan memanfaatkannya dalam kehidupan mereka bahkan kelak jika mereka terjun langsung dalam dunia profesi apapun dan di manapun. Karena kami bukan semata-mata memberikan mereka nilai yang berguna bagi kehidupan akademik mereka namun berharap pengembangan skill dan nilai yang mereka dapatkan selama 4 bulan ini kelak menjadi sesuatu yang memberi efek positif dalam perjalanan karir mereka masing-masing.
Baca juga: Book Review 30 Paspor di Kelas Sang Profesor
Next time mungkin aku bakal share siapa-siapa saja nih 19 orang mahasiswa/i ku yang kece-kece, cerdas, dan baik hati itu hehehe. Happy to know you all. Mungkin aku juga akan sharing potongan fragmen dan kisah dari 4 bulan mentoring ini. Keceriaan yang terserak dari interkasi dengan para jiwa muda. Optimisme dan semangat juang
Yang pasti pesan saya buat mereka adalah terus belajar dan berkembang! Selalu saling berkabar, karena silaturahim inilah yang akan memperluas khazanah mereka kelak. Simpan dan kenang yang baik, buang jauh yang unfaedah!
Good luck for your future, Anak-anak Ibu!
Notes: Untuk bisa melihat cuplikan kegiatan #MDRR2021 bisa cek ya di highlight Instagram Mom of Trio yaa.
Lagu ini yang selalu terngiang setiap ada perpisahan apalagi di suasana yang kayak gitu pasti bikin nangis kejer. Kayak perjalanan bersama selama ini, apa yang dilalui kembali berkeliaran dan bikin ga rela kalau harus berpisah.
ReplyDeleteSeruuuu banget kalo baca ceritanya mbaaaa. Sayang pas zaman aku kuliah ga bisa ikutan kegiatan ini 😅. Tapi sepertinya ga ada juga zaman itu 🤣.
ReplyDeleteBerasa sih memang kalo sampe jadi mentornya 4 bulan, dan kemudian pisah. Pasti ada sedihnya, tapi juga bangga udah berhasil mengajari mereka selama itu 😊. Untungnya sih komunikasi skr bisa lebih cepat dan kapan aja Yaa. Kebayang zaman dulu kalo mau komunikasi harus nelpon mahal atau surat 😅.
Informatif sekali saya simpen ya buat ponakan sapa tau bisa ikut magang dikemudian hari di rumah rakyat.
ReplyDeleteAda pertemuan pasti ada perpisahan itulah hidup ya mak, sedih pasti yaa semoga ilmunya bermanfaat.
kegiatan magangnya lumayan lama juga ya mba.. 4 bulan dan pasti lumayan intensif sehingga semua merasa berat berpisah
ReplyDeleteSeru ya kegiatannya. Seneng deh karena unsur pemerintah juga memberikan dukungan untuk mensukseskan program kampus merdeka dengan menyediakan diri sebagai tempat magang untuk para mahasiswa.
ReplyDeleteAlhamdulillah kini sudah mulai membaik kondisinya ya mbak, Dua tahun kemarin tuh ngerasain betul, walau di rumah aja tapi jadwal zoom bisa dobel-dobel, malah kadang diadakan malam hari, atau sabtu minggu. Padahal itu itungannya udah diluar jam kerja
Auto mupeng jadi mahasiswa S-1 jaman now!
ReplyDeleteSeruuu banget ini mah
Keren niiihhh #MDRR2021
Semoga makin banyak mahasiswa se-Indonesia yg bisa ikutan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kampus Merdeka ini ya.
Ciamiikk!
Wah aku baru tahu Mba Ophi seneng ngajar ya. Aku juga seneng ngajar makanya dulu pilih jurusan pendidikan. Sehabis ngajar eh sekarang jadi ngajar anak sendiri dulu. Soalnya masih kecil kecil. Jadi aku tahu banget apa yang mba ophi rasakan. Karena menurutku mengajar itu pekerjaan hati. Jadi karena melibatkan hati ketika berpisah sedih juga
ReplyDeleteMentoring 4 bulan lumayan juga emang ya mbak, apalagi kalau kesehariannya selalu seru dan asyik, pasti bakal sedih saat berpisah. Semoga anak² dapat bekal pengalaman dan sukses lalu mba akan kembali mentoring mahasiswa yang baru lagi jadi pengalaman makan banyak
ReplyDeleteWahh seru banget program baru dari Mas Meneteri ini ya mbak
ReplyDeletePasti jadi tempat belajar yang terlupakan bagi para mahasiswa
Magang selama 4 bulan pasti banyak pengalamannya
Penuh cerita juga pastinya
Magang selama 4 bulan termasuk lumayan lama juga ya mba. Semacam KKN gitu mahasiswanya. Pastinya banyak suka duka dalam mendampingi para mahasiswa ini ya mba. Menjadi pengalaman yang mengesankan dan tak terlupakan..
ReplyDeleteSeru banget program magangnya. Zaman pandemi kaya sekarang, pas ada Jessy buat nimba ilmu, pasti lah dimanfaatkan dengan baik. Anak-anak ini pasti juga keren. Mereka gak bakal lupa pengalaman tersebut
ReplyDeletewah saya baru tahu mbak kerja di DPR. hehe. jadi penasaran nih mahasiswa yang magang itu ikutan pas rapat dewan juga nggak ya? trus ini apakah programnya juga bisa buat daerah?
ReplyDeleteBisa membayangkan keseruan 19 anak magang di rumah rakyat 2021.
ReplyDelete19 personaliti, semakin memperkaya diri, pastinya ya Mak.
Jadi ingat program KKN waktu kuliah dulu.
Langsung terjun memberikan pengalaman belajar bersama masyarakat, mengidentifikasi masalah, menangani masalah sehingga diharapkan bisa mengembangkan potensi masyarakat dan meramu solusi di masyarakat.
Pasti ada rasa sedih juga dengan kepergian mereka apalagi sudah 4 bulan sama-sama ya mbak. Tapi Insya Allah kepergian mereka untuk jadi yang terbaik juga.
ReplyDeleteBener banget mbak memang multitasking bisa menyelesaikan beberapa pekerjaans ekaligus tapi gak maksimal jadinya. Jadi dikondisikan aja ya baiknya
Menarik sekali nih, magang di Rumah Rakyat pastinya memberikan insight tersendiri bagi mahasiswa. Program Kampus Merdeka memang sangat futuristik, cocok dengan Gen Z. Pengalaman seperti ini tentunya tidak mungkin terjadi jika tidak karena revolusi dalam dunia pendidikan kita.
ReplyDeleteKeren banget mba kegiatan magangnya... Pengalaman sekali seumur hidup yang berharga. Semangat terus untuk berkarya ya..
ReplyDeleteSeru banget ya pengalaman yang pastinya menambah banyak ilmu jadi ingat zaman menjadi mahasiswa. Itu lintas studi apakah pertanian juga. bisa ikut ya?
ReplyDeletehuaa, keren banget sih mba, bisa jadi mentor magang di rumah rakyat 4 bulan gitu ;) seru banget pasti, dapet ilmu, dapet pengalaman, langsung terjun. jadi pengen kuliah lagi deh aku, haha.
ReplyDeleteKeren banget Kak jadi mentor, apalagi membawahi 19 pemuda. Ternyata kegiatan ini bagian dari Kampus Merdeka ya, coba kalau dari dulu ada pasti seru banget.
ReplyDeleteSeru banget pengalamannya Mbak Opho mendampingi anak-anak magang yang cerdas dan berprestasi dapat ilmu yang bermanfaat juga jadi iri dengan kegiatan seru anak muda sekarang
ReplyDeleteJadi berasa punya 19 anak remaja yang punya jiwa semangat tinggi buat membangun Indonesia, ga sih? Seruuu yah walau kudu 3-4 zoom sekaligus. Huhuuu itu gimana deh baginya. Telinga kanan kiri cuma 2.
ReplyDeleteSehat-sehat Mba Ophi. Semoga lelahmu menjadi lillah.
Waaah yang mendaftar sampai 17 ribu orang yang diterima 200. Pasti mereka adalah mahasiswa mahasiswa pilihan ya mbak dari seluruh Indonesia. Bisa jadi salah satu dari mereka akan jadi wakil rakyat juga nantinya.
ReplyDeleteSedih pasti ya sebagai mentor. Aku kalau jadi mentor dan berpisah gitu pasti sedih. Soalnya anaknya mewek an. Heeheh
sehat dan sukses selalu ya kak :D
ReplyDeletewah 4 bulan bersama anak anak pintar 19 orang pasti seru dan pasti juga nggak terlupakan ya mba. Tapi begitulah hidup ya, dia yang datang ya pasti juga pergi..nggak papa, yang penting kenangan indah sukses terukir di hati.
ReplyDeleteProgramnya menarik. Mahasiswa magang bukan hanya belajar tapi juga terjun langsung merasakan proses yang terjadi di Rumah Rakyat.
ReplyDeleteSuper seru banget dan memorable ya mbaa. Jd mentor 4 bulan dan mahasiswa/i nya super rajin2 pula yaa dan semangat banget deh buat ikut kegiatan ini itu
ReplyDeleteSeru banget kegiatannya mba bisa main ke tempat kerja para wakil rakyat semoga anak-anak tadi bisa meneruskan ilmu yang baik setelah dari sana
ReplyDelete