Potsdam City
Potsdam: a land of gardens, palaces, and lakes.
The city, over 1000 years old, is widely known for its palaces, lakes, and overall historical and cultural significance.
Ketika meng-googling "Potsdam Germany", maka keterangan yang paling banyak muncul menggambarkan kota ini adalah 3 hal di atas: taman, istana, dan danau. Kota Potsdam memang menarik dan menjadi khas sebagai kota yang terletak tidak jauh dari Kota Berlin, Ibukota Jerman. Jika bukan karena ada dinas ke Berlin tentu saya tidak akan bisa menceritakan suasana magis khas kota tua yang indah, penuh dengan jejak sejarah dan kaya akan budaya.
Well, sebelumnya disclaimer dulu yaa. Jadi ini semacam #throwbackpost, #latepost karena sebetulnya saya berkunjung ke Potsdam di Bulan April Tahun 2018. Beginilah kalau Blogger sok syivuuk, baru bisa dan bersemangat menyelesaikan postingan setelah sekian lama. Tak apa, semacam healing dengan mengingat kembali jejak langkah saat menelusuri Sanssouci Palace dan Dutch Quarter di Kota Postdam yang hanya bisa kami jejaki setengah hari mencuri waktu sebelum tugas menanti di esok harinya.
Baca juga: One day - Istanbul - Short Trip
Saya mencoba merangkum tentang Potsdam City dari berbagai sumber yang saya telusuri.
Potsdam adalah sebuah kota di perbatasan Berlin, Jerman. Sekitar 24 km dari pusat kota Berlin. Potsdam merupakan ibu kota dari Negara Bagian Brandenburg Land, Jerman timur. Terletak di perbatasan barat daya Berlin di mana Sungai Nuthe mengalir ke Sungai Havel, pertemuannya menjadi serangkaian danau.
Kota ini pertama kali disebutkan pada tahun 993 sebagai pemukiman Slavia yang dikenal sebagai Poztupimi, yang menerima piagamnya pada tahun 1317. Kota Ini menjadi kediaman elektoral Brandenburg pada tahun 1640 di bawah Frederick William (Pemilih Agung) dan kediaman kerajaan Prusia di bawah Frederick II (Agung). Pada masa pemerintahannya (1740–86) kota ini adalah pusat intelektual dan militer serta ibu kota virtual Prusia.
Pada abad ke-18, sebuah koloni imigran Belanda memberi bagian kota mereka, dan beberapa bagian lainnya, cita rasa Belanda yang khas. Potsdam mengalami kerusakan parah dalam Perang Dunia II, tetapi banyak monumen yang selamat dan yang lainnya telah dipugar. Istana Cecilienhof adalah tempat Konferensi Potsdam para pemimpin Sekutu (17 Juli–2 Agustus 1945); sekarang menjadi museum dan tugu peringatan, serta hotel.
Dari tahun 1952 hingga 1990 kota ini kemudian menjadi ibu kota Potsdam Bezirk (distrik) Jerman Timur. Kota ini pernah menjadi pusat industri, namun perekonomiannya kini didominasi oleh jasa, termasuk administrasi, ritel, pendidikan, produksi film, dan pariwisata. Pinggiran kota Babelsberg merupakan pusat industri film Jerman.
Baca juga: Perjalanan Pertama ke Eropa: langsung ke Eropa Utara
Landmark termasuk Sanssouci Palace (1745–47), mahakarya arsitektur Rococo Jerman dengan lahan seluas lebih dari 700 acre (285 acre); Neue Kammern (“Kamar Baru”; 1747); Bildergalerie (“Galeri Gambar”; 1755–63); Orangerie (1851–60); dan Neues Palais (“Istana Baru”; 1763–69). Gereja St. Nicholas (1830–37) dan Gerbang Brandenburg (1770) lolos dari kerusakan serius selama Perang Dunia II.
Istana-istana Potsdam dan taman-taman indahnya yang besar ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1990 (area yang dicakup oleh situs Warisan Dunia diperpanjang pada tahun 1992 dan pada tahun 1999).
Universitas Potsdam didirikan di kota ini pada tahun 1991. Kota ini juga merupakan situs beberapa observatorium dan Institut Koloid dan interface Max Planck, Fisika Gravitasi, dan Fisiologi Tumbuhan Molekuler. Potsdam memiliki museum tentara, prasejarah, dan film. Biosfer Potsdam menampilkan sekitar 20.000 tumbuhan.
Merujuk pada introducingberlin dotcom:
Declared a World Heritage Site by UNESCO, Potsdam is one of the most beautiful cities in Europe. It was once home to the former royal palace and gardens of the Prussian Royal Family and German Kaisers.
Potsdam dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, Potsdam diclaim sebagai salah satu kota terindah di Eropa. Potsdam pernah menjadi rumah bagi bekas istana kerajaan dan taman Keluarga Kerajaan Prussia dan Kaiser Jerman. Mengingat letaknya yang tidak jauh dari Kota Berlin (24 km), Potsdam menjadi salah satu dari one of the most-visited cities in Germany. Karena kota ini menawarkan kombinasi sempurna dari art dan nature.
Baca juga: Archipelago Tour: Stockholm and Its Islands
Didirikan sekitar abad ketujuh oleh Slavia Polabia, Potsdam dipilih sebagai markas perburuan pada tahun 1660 oleh Frederick William I. Selanjutnya menjadi kediaman Keluarga Kerajaan Prusia. Selama periode ini banyak bangunan dan istana megah dibangun di daerah tersebut, sebagian besar masih berdiri sampai sekarang. Istana -istana di Potsdam yang megah dan taman yang elegan menjadikannya Situs Warisan Dunia UNESCO yang penting sejak tahun 1990.
Meskipun Potsdam adalah kota yang relatif kecil namun sejumlah architectural gems di sana worth to discover. Beberapa tempat yang menjadi tujuan wisata utama di antaranya: Sanssouci Palace, Dutch Quarter, Inner City/Old Market, Marble Palace, Babelsberg Palace, Naeues Palais, Glienicke Bridge, Cecilienhoff Palace, Charlottenhof Palace, dan Brandenburg Gate.
Dari sekian banyak tujuan wisata yang sungguh bikin penasaran, karena waktu kami hanya setengah hari maka kami putuskan untuk fokus ke dua tujuan wisata yaitu Sanssouci Palace dan Dutch Quarter. Sisanya? Who knows one day ada kesempatan bisa ke sana yaa. Amiin.
Sanssouci Palace
Sering dibandingkan dengan Istana Versailles, Istana Sanssouci merupakan salah satu landmark yang paling terkenal di Potsdam. Jadi memang wajib hukumnya ke sini, jika ke Potsdam. Istana Sanssouci pernah menjadi rumah musim panas Frederick Agung, mantan Raja Prusia. Di lahan kompleks, Istana Orangery Renaisans menghadap ke taman bergaya Italia dengan air mancur.
Historic windmill menawarkan pemandangan kota. Kincir angin yang dibiarkan klasik menjadi icon tersendiri di lingkungan tamaman Istana Sanssouci. Ada taman bergaya Inggris mengelilingi Istana Charlottenhof bergaya neoklasik. Di sisi kompleks, terdapat pemandian Romawi abad ke-19 yang dibangun dalam beberapa gaya arsitektur. Tamannya yang luar biasa luas juga sangat worth exploring.
Istana yang sangat megah dengan nuansa biru turquoise yang mewah dan taman-tamannya yang luas ini memang mengajak kita kembali ke beberapa abad yang lalu. Suasana magis mulai terasa berkurang saat matahari tampak bersinar cemerlang meski angin tetap dingin bagi orang Asia seperti saya. Pengunjung lokal mulai banyak berdatangan karena mereka ingin menikmati matahari dan cuaca yang buat mereka hangat. Sanssouci hari itu tidaklah ramai namun musim semi tengah beranjak meninggalkan dinginnya musim dingin. Meski bukan weekend tampak beberapa pengunjung selain kami berdatangan.
Baca juga: Destinasi Wisata Kota Baku yang Cantik
Tidak ada istana lain yang terkait erat dengan kepribadian Frederick Agung seperti Sanssouci. Nama Sanssouci, harus dipahami sebagai keinginan utama dan motif utama raja, karena ini adalah tempat di mana dia paling suka menyendiri dan menyepi ditemani anjing-anjingnya. Kediaman musim panas raja pada akhirnya menjadi tempat terfavorit sekaligus "sanctuary" di masa-masa sulit.
Lokasi istana di samping teras kebun anggurnya yang terkenal dan dekorasi interior abad ke-18 yang semula dilestarikan memungkinkan pengunjung untuk mempelajari dunia "filsuf Sanssouci". Interiornya dicirikan oleh keanggunan dan tampilan keagungannya yang bergaya. Sanssouci juga merupakan ekspresi yang jelas dari kecintaan raja terhadap lingkungan yang indah - "Arcadia Prusia" -nya. Galeri photo yang megah dan istana Kamar Baru juga milik Istana Sanssouci.
Saking cintanya pada tempat ini bahkan kabarnya raja ingin dimakamkan di ruang bawah tanah di teras paling atas kebun anggur. Bahkan dalam kematian, dia ingin berada di dekat Sanssouci tercinta. Keinginannya dikabulkan, meski tidak sampai dimakamkan di sana pada tahun 1991. Makam Frederick Agung terletak di teras tertinggi. Tampak ada sisa bunga dan buah-buahan yang diletakkan di atas makam.
Kebun anggur yang berundak-undak memberi kesan tersendiri, sayangnya saat itu sedang tak satupun daun apalagi buah anggur yang berbuah. Musim dingin yang belum lama berlalu membekukan semua pohon dan rantingnya yang tak berdaun. Semua pepohonan juga belum sepenuhnya kembali "hidup" sisa musim dingin masih terasa. Undakan berujung pada kolam di tengah taman yang saat itu terlihat tenang tanpa air mancur.
Yang mencolok dari pemandangan taman yang masih terasa membeku adalah kereta kuda yang berwarna merah cerah dan berani. Banyak pengunjung menaikinya untuk berkeliling di seluruh area istana yang luas. Terlalu banyak spot yang cantik untuk mengambil gambar. Bukan hanya di dalam namun juga di luar. Di kawasan istana Sanssouci ini juga ada hamparan taman yang luas ada sungai dan danau-danau yang indah. Pilar-pilar yang tinggi dengan lengkungan yang anggun. Kursi-kursi taman disediakan di beberapa titik. Sangat membantu bagi yang lelah berkeliling atau sekedar mengambil gambar estetik.
Ada juga toko souvenir juga yang menawarkan beragam macam hiasa, kaos, dan pecah belah bernuansa Sanssouci.
Ada beberapa icon favorit di Sanssouci selain istana dan kebun anggurnya. Ada kincir angin bersejarah, pemandian, serta rumah china. Ketiganya merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah istana ini. Kincir angin bersejarah sebagai pajangan dekoratif istana ini juga memiliki kisah yang unik. Saya tidak sempat mengeksplor pemandian Romawi hanya sempat ke Rumah China dan Windmill iconic tersebut.
Historical Windmill
Kincir angin di Istana Sanssouci adalah salah satu kincir paling terkenal di Jerman. Legenda mengatakan bahwa Frederick the Great terganggu oleh dentingan layar kincir angin dan bersikeras agar penggilingan, bernama Grävenitz, merobohkannya. Raja menyetujui, meskipun ketika itu tukang giling mengancam untuk membawa kasus ini ke pengadilan tinggi.
Kincir angin tiang asli tahun 1738 terpaksa dirobohkan karena kondisinya yang bobrok. Lalu digantikan oleh kincir angin berdasarkan model Belanda. Meskipun struktur ini sebagian besar hancur dalam Perang Dunia II, layar Kincir Angin Bersejarah Sanssouci, terlihat dari jarak yang cukup jauh, telah berputar lagi sejak tahun 1993. Kincir ini dioperasikan oleh asosiasi Mühlenvereinigung Berlin-Brandenburg.
Selain pemandangan yang menyenangkan, pada waktu-waktu tertentu pengunjung dapat menemukan pameran menarik yang mengeksplorasi sejarah penggilingan dan pengolahan biji-bijian. Roti yang dipanggang dengan tepung Sanssouci tersedia untuk dibeli di toko museum. Jadi yang penasaran bisa mencoba membeli rotinya, jangan lupa lengkapi dengan coklat panas.
Baca juga: Importerad Skaning
Chinese House: China, a Guest at Sanssouci
Saat itu, Chinese House ditutup karena sedang proses renovasi. Namun memang menarik melihat aspek budaya Asia di tengah nuansa Eropa yang sangat kental. Rumah China ini terletak di salah satu sisi taman di Istana Sanssouci. Kabarnya, selama tinggal di Sanssouci, Frederick the Great menghargai suasana akrab Rumah Cina, yang baginya mewakili pelarian ke dunia fantasi.
Paviliun Rococo yang ceria mungkin merupakan contoh mode Chinoiserie paling terkenal yang masih bertahan yang memengaruhi budaya istana di seluruh Eropa pada abad ke-18. Eksterior paviliun dibedakan dengan sosok berlapis emas seukuran aslinya yang ditempatkan di sekitar bangunan secara individu atau berkelompok. Ada patung musisi Tiongkok dan peminum teh berlapis emas tentunya, mengenakan pakaian seperti dongeng.
Tiang-tiang berbentuk pohon palem berlapis emas dimaksudkan untuk menyampaikan kesan bahwa kita tidak sedang berada di Eropa. Tampaknya desainer memang ingin membawa semua orang di sana ke negeri tirai bambu. Peter Benckert dan Johann Gottlieb Heymüller menciptakan figur teater dan dekoratif "à la chinoise" ini.
Dari beberapa sumber saya mengintip interior Rumah China ini. Dinding interiornya juga ternyata dihiasi dengan konsol berlapis emas yang menampilkan benda-benda porselen abad ke-18. Lukisan langit-langit yang besar menghadirkan pertemuan sosial "Cina" yang meriah yang digambarkan dalam latar arsitektur ilusionistik.
Dutch Quarter
“Little Amsterdam”
The Dutch Quarter is a small neighbourhood with red-brick houses where the Dutch lived during the eighteenth century after moving from Holland to Potsdam.
Dutch Quarter berisi 134 rumah bata merah yang dibangun pada abad ke-18 oleh Raja Frederick William. Kawasan bersejarah ini membentang di empat blok kota dan merupakan rumah-rumah bergaya Belanda dalam jumlah terbesar di luar Belanda.
Dutch Quarter sama populernya bagi penduduk setempat maupun pengunjung. Rumah-rumah bata merah dalam tampilan Belanda - dilapisi, dengan sambungan putih, daun jendela dan atap pelana melengkung sebagian. Saya memang belum menjejak langsung di Belanda, namun ini seperti Belanda yang dipindahkan plek-plek di Potsdam. Ah semoga one day bisa ke Belanda yang beneran ya hihi. Amiin.
Ansambel arsitektur yang diawetkan ini tentu menjadi sangat unik, dibangun antara tahun 1734 dan 1742 untuk para pekerja Belanda yang dibawa ke Potsdam oleh Prajurit Raja Frederick William I. Johann Boumann mengarahkan pembangunan kawasan tersebut. Kita bisa menemukan museum karya Johann di Mittelstraße 8.
Baca juga: Copenhagen Denmark Ngebolang dalam Satu Hari
Menelusuri kawasan ini setidaknya membuat bayangan saya akan negeri kincir angin sedikit terbayar. Mungkin kurang sungai-sungainya sih ya. Karena memang kawasan mini Amsterdam ini hanya empat blok yang terdiri dari toko-toko eksklusif, butik, kafe, bar, dan restoran yang nyaman. Arsitekturnya yang khas membuat kawasan ini menjadi tujuan hang out warga setempat selain para wisatawan.
Kami sempat mencoba masuk dan melihat-lihat beberapa toko dan butik yang memang bahkan penataan dan desain interiornya pun unik dan estetik. Mencoba menawar saat ada yang tertarik. Seru karena memang mereka pun tidak semuanya fasih berbahasa Inggris. Harganya pun relatively masih masuk akal.
Kami direkomendasikan untuk mencoba cheesecake yang hits di salah satu Cafe, Cafe Guam. Kami langsung setuju dan menyempatkan diri mampir. Karena waktu yang tak banyak kami memesan beberapa slice cheesecake untuk takeaway karena perut justru menuntut diisi dan kami lalu makan siang di Thai Resto dan merasakan nikmatnya dan hangatnya menu Asia.
Setengah hari yang menyenangkan. Usai makan siang kesorean kami kembali ke Berlin. Bersiap untuk kegiatan penuh esok hari dan agenda beberapa hari ke depannya. Perjalanan panjang dari tanah air ke Berlin, Berlin ke Potsdam, dan kembali ke Berlin. Lelah perjalanan agak terlupakan karena excitement menjejalah Potsdam.
Selama di Berlin di sela bertugas saya juga sempat mengunjungi beberapa destinasi wisata terkenal di Berlin. Semoga bisa saya ceritakan dalam postingan yang lain yaa.
Salam sehat sahabat Mom of Trio, semoga kita bisa menjelajah lebih banyak bumi Allah dan mentaddaburinya.
Whoaaa Jerman salah satu bucket list akoohh mba.
ReplyDeleteMoga2 bs segera cuss k sana.
Aku sukaaa wisata kek gini.
Nambah wawasan bgt yak
Amiin...
DeleteSetengah hari dapetnya banyak ya mak..dan emang cakep beneran dah pemandangan sama gedung-gedung tua di Berlin ini..Terawat banget ya mak..
ReplyDeleteKarena destinasi wisata juga mak, jd mmg dirawat. bbrp sedang direovasi itu
Deletesuasana kota-kota di Eropa kenapa seeprti punya aura magis yaaa, bikin siapapun yang melihat gambar atau videonya untuk mengunjunginya langsung. Bismillah semoga suatu saat ada rejeki bisa ke sana.
ReplyDeleteKalaupun tidak semua, pasti buanyaaak orang negeri tropika yang terpesona dengan pemandangan Eropa (termasuk saya doong hehehe). Kadang ada rasa "iri" dengan kemajuan dan keindahan Eropa (meski tentu saja, mereka juga punya persoalan tersendiri). Kemudian saya menghibur diri, mereka bisa begitu karena menggunakan sumber daya dari negeri2 jajahan wkwkwk
DeleteMbak Ophi, thanks telah berbagi tentang Postdam. Cantik2 euy fotonya
Trip ke Eropa salah satu impianku juga.
ReplyDeleteSama dek kayak horang-horang lainnya.
Kalau dari review yang kubaca, mostly because of gaya arsitektur Eropa yang estetik, wisata alam yang memukau, bersih dan infrastruktur yang bagus!
hayy mbaa.. baru mampir lagi nih setelah lama ga blogwalking hehe. seneng baca tulisan jalan2nya. pemandangannya kayak di buku cerita. apalagi lihat arsitektur gedungnya yang indah. berasa ikutan lagi ada di situ jadinya :)
ReplyDeletemasyaallah tabarakallahu, seneng banget baca review ini dari mu mba, selalu pengen ke Eropa dan berkunjung ke tempat-tempat yang bersejarah
ReplyDeleteWoaaah Istana Sanssouci ! Kemegahan dan kecantikannya benar-benar luar biasa. Panteslah kalau ke Potsdam kudu ke sini, emang semenarik itu, apalagi setelah tau ceritanya. Btw buah yang di atas makam itu buah apa mbak? kok aku liatnya kayak kentang haha
ReplyDeleteArsitektur bangunannya membuatku pengin ke potsdam. Ternyata istana dan tamannya menjadi warisan dunia oleh UNESCO ya, Mba. Semoga bisa mengunjungi potsdam.
ReplyDeleteBagus banget mbak kota Postdam ini. Ya Allah seperti negeri dongeng dalam buku cerita dan film. Memang pantas kalau ditetapkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO. beruntung banget di sela-sela melaksanakan tugas negara, mbak bisa mampir ke sana.
ReplyDeleteKota tua yang sangat cantik ya Opi. Aku terkesima sekali membaca review mak Opi ini. Hayalanku jadi melayang jauh. 2 minggu tinggal disana healing banget ya
ReplyDeleteKalau liat foto-fotonya berasa kayak di cerita komik2 kerajaan gt. Megah dan keren banget ya. Kota yg punya sejarah panjang, jd seru banget dieksplor. Semoga kapan2 aku berkesempatan juga untuk melancong ke sana
ReplyDeletePotsdam City meski kota kecil, kayanya lebih dari sehari buat lihat dan menikmati apa yang ada di sana. Berasa jalan-jalan ke masa lalu
ReplyDeleteCantik banget ini tempatnya ya mak, kebayang aku kalau bisa ke Jerman pasti mengabadikan setiap sudut kotanya nih. Selama ini masih sebatas titip barang dari Jerman sama teman yang tinggal disana. Lihat dia kalau update instagram saja, bawaannya pengen banget liburan kesana. Eh pas baca reviewnya mak Ophi jadi tambah kepengin lagi ini.
ReplyDeleteEmang keliatan bagus banget itu Mak. Indah gitu tempatnya. Rejeki tiada terkira ya Mak bisa datemgin tempat sebagus itu
ReplyDelete.
Ophie share Jerman jadi ingat almarhum Bapakku yang sempat dinas selama setahun di Berlin dan Munich pindah pindah kota karena mengawal pameran kayu sampai pengiriman kayu kayu prefab.
ReplyDeleteSeindah itu memang kata Bapak dan aku masih menyimpan postcard beliau
Masya Allah Istana Sanssouci keren sekali, ingin deh suatu saat berkunjung kesana ditambah penuh sejarah lagii
ReplyDeleteKereen banget mbaak sekaligus di suguhi sejarahnya, sukak semoga bisa ke sana suatu hari nanti...
ReplyDeleteFotonya cakep caakep mbaa
Foto-foto mba Ophi udah bercerita sendiri, cantik ya kota Postdam dengan bangunan peninggalan masa lalu yang masih terjaga dengan baik. Lumayan juga ada 134 rumah bata di Dutch Quarter dan sekarang jadi destinasi wisata. Mini negeri Belanda tapi minus sungai ya mba, semoga bisa berkunjung ke Belanda.
ReplyDeleteaku terpukau banget liat kotanya mba Ophi, semoga suatu saat bisa ke kota Postdam ini ya, cantik banget mulai dari arsitektur bangunan, vibes langitnya tuh cantik gitu. Peninggalan sejarahnya juga banyak banget.
ReplyDeleteBangunan di Jerman ini menarik ya..
ReplyDeleteMasih kental dengan suasana sejarahnya. Etapi, aku dengar keuntungan wisata ke Yurop memang begini ya, kak.. Wisata sejarah.
Dan menarik sekali kalau berkunjung di setiap musim ada berbagai kisahnya masing-masing.
Seperti musim dingin, sedang gak musim anggur.
Rasanya jadi ingat kalau kebun anggur memasok minuman yang difermentasi itu yaa..
foto-fotonya terasa hangat tapi ternyata udah menuju musim dingin ya di Postdam.
ReplyDeleteKu suka arsitektur dari berbagai negara di sana. Yang china itu unik deh. Trus istananya, Sanssouci kenapa warna turquoise. Bagussss!
Bismillah suatu saat bisa explore Jerman sampai ke postdam city.
Benar-benar perpaduan arts dan nature ya di Potsdam City ini. Bangunan istananya unik baik arsitektur maupun warnanya, dengan taman-taman indah. Masya Allah. Gak heran jadi destinasi wisata yang gak boleh dilewatkan, ya..
ReplyDelete