Sahabat Mom of Trio. Kalau ke Aceh, siapa yang langsung terbayang-bayang kulinernya. Hahayyy itu mah saya kali ya. Well, tapi memang kuliner Aceh itu khas banget gak sih. Melayu bukan, padang bukan, ya Aceh. Nah postingan kali ini aku mau review dan ceritain kulinernya Lhokseumawe dan Aceh Utara. Sebelumnya, sebagai informasi dulu kala Lhokseumawe merupakan Ibu kota dari Aceh Utara namun kemudian dimekarkan menjadi Kota Lhokseumawe. Sedangkan Ibu kota Aceh Utara dipindahkan ke Lhok Sukon. Nah makanya pusat perdagangan dan bisnis lebih banyak ada di Kota Lhokseumawe.
Baca juga: Otentiknya Kuliner Banda Aceh
Waktu itu meski kegiatan formal lebih banyak di Lhok Shukon namun kegiatan lain lebih banyak kami eksplore di Lhokseumawe. Kebetulan kami menginap di Lhokseumawe mengingat pilihan hotel yang representatif juga masih terbatas. Jadilah untuk kulineran kami akhirnya lebih banyak menikmati kuliner di sekitar Lhokseumawe. Beberapa yang kami coba dan rasanya wajib Sahabat Mom of Trio coba juga kalau ke Lhokseumawe.
Mie Banglades
Mie Banglades ini populer sebagai kuliner favorit warga lokal Lhokseumawe. Nama Banglades ini sama sekali tidak ada hubungan dengan negara Bangladesh tetangga India. Konon terinspirasi dari singkatan nama sang pemilik, Abdullah Delima Sigli. Kabarnya warung ini sudah berdiri sejak 1977. Pewaris melanjutkannya dan saat ini sudah memasuki generasi ketiga.
Pengalaman 40 tahun dan masih digemari meski sudah berubah generasi tentu membuat kami penasaran. Kabarnya warung ini selalu ramai. Beberapa kuali besar berjejer di bagian depan warung. Wajar sih karena memang pengunjung selalu ramai. Kalau bikinnya sedikit-sedikit, kasihan yang mengantri. Bisa makin lapar hehehe.
Gak nyangka banget posisi warung Mie Banglades ini pas banget sebelah hotel yang kami tempati. Sebetulnya di resto atau rumah makan sederhana ini gak hanya tersedia menu mie sejenis Mie Aceh. Ada nasi gorengnya yang juga legendaris, ada martabak telor, roti cane dan kari kambingnya.
Nah tapi waku itu setelah turun di Bandara Malikus Shalih menuju hotel, kami bersepakat untuk makan yang tidak terlalu berat seperti nas. Hmm mie juga berat sih, tapi gak terlalu hahaha. Karena saat itu sudah sore kan kami juga agak nanggung karena tak lama pasti harus makan malam juga kan.
Layaknya mie Aceh, dengan pilihan mie goreng, mie kuah, dan mie yang nyemek akan tersaji mie yang sangat khas. Mie di Resto Banglades ini termasuk yang banyak direkomendasikan sebagai salah satu must try culinary di Aceh. Saya pilih yang nyemek nih. Jadi gak terlalu banyak kuah tapi juga bukan mie goreng. Jangan lupa dinikmati dengan acar bawangnya yang mantul dan emping melinjo. Minumnya serut mentimun. Udah paling pas banget deh.
Nah varian mienya juga banyak lho pilihannya, layaknya Mie Aceh. Ada daging, telur, seafood, dan mix tentunya. Aku pilih yang daging deh, karena kalo Mie Aceh seafood, itu must try di Mie Rojali Banda Aceh hehehe.
Baca juga: Takengon Kota Dingin nan Menawan di Aceh Tengah
Martabak Durian
Nah kuliner ini must try banget dan recommended buat para penyuka buah satu ini. Martabak Durian Samudera Pasee ini tampaknya memang ada di beberapa daerah. Nah saat di Lhokseumawe kami mencoba Martabak Durian di Daerah Geudong (Jalan Medan Banda Aceh) Lhokseumawe. Beberapa kali kami melewati kedai martabak ini yang letaknya di dekat pasar dan pertigaan jalan. Letak yang strategis di jalan lintas Medan - Lhokseumawe memang membuat kedai durian ini mudah dicari.
Suasana cukup ramai, plang kedai dengan warna hijau besar dengan tulisan mencolok Samudera Pasee memudahkan mengenali kedai martabak ini. Best menunya memang martabak durian, namun di sini ada banyak pilihan menu lain serba durian serta martabak telur juga. Beragam minuman dan es dengan campuran durian juga tersedia dan tidak kalah menarik untuk dicoba.
Untuk martabaknya kulit martabak yang gurih namun tidak berlebihan diisi dengan daging durian yang full banget. jadi gak kaleng-kaleng duriannya. Tanpa ada campuran lain. Demikian juga dengan es durian, selain isinya es serut dan kuah susunya, isinya full daging durian tanpa biji. Duuh mantul suruntul banget. Puas banget sih untuk penyuka durian. Untuk yang pingin durian tapi suka isian/campuran lainnya, bisa juga memesan es campur. Selain campuran lain, daging duriannya juga tetap memuaskan sih.
Serunya kita bisa melihat langsung proses pembuatan Martabak Duriannya di depan kedai. Duriannya berjajar di depan, adonan yang siap dijadikan kulit durian dan tentu saja, wajan datar yang panas tempat martabak digoreng. Untuk yang take away ternyata bisa juga lho. Martabak durian dibungkus dengan daun pisang dan bisa dibawa pulang.
Sate Matang
Namanya Sate Matang. Apa karena satenya benar-benar matang tidak seperti sate biasanya yang kalau dibakar masih ada yang setengah matang? Eh setelah saya tanya, kenapa dinamakan sate matang? Sate ini dinamakan dengan sate matang karena awal mulanya sate ini diperkenalkan oleh penjualnya di kota Matang Geuleumpang Dua sebuah kota kecamatan di Kabupaten Bireuen. Jadi kata Matang merujuk pada asal/awal mula dari sate ini.
Baca juga: Wisata Tsunami Aceh
Menurut sumber yang lain, sate matang ini justru awalnya dijual oleh sepasang suami isteri yang berasal dari Pulau Jawa yang menetap di Bireun yang kemudian disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. Mereka berjualan dari satu pasar mingguan ke pasar mingguan lain dan ternyata sesuai dengan lidah masyarakat lokal setempat. Lalu kemudian penerus mereka melanjutkan proses naturalisasi kuliner ini.
Pun dahulu sate matang ini awalnya dari daging kambing. berganti daging lembu atau sapi. Mungkin karena alasan ekonomis. Selain daging yang digunakan adalah daging sapi, bukan kambing. Yang menjadi khas dari sate matang ini adalah selain potongan daging sapi yang ditusuk dan dibakar, bumbunya yang pekat dan melimpang berwarna coklat kental meresap ke dalam daging dan terasa lebih manis menurut saya.
Selain itu sate matang dinikmati dengan kuah semacam kuah soto dengan potongan daging juga di dalamnya serta bisa ditambahkan sambal untuk menambah rasa. Sate matang biasanya dimakan dengan nasi hangat. Salah satu sate matang yang cukup terkenal di Lhokseumawe adalah Sate Sagobi. Sagobi singkatan dari Sate Geurugok Bireuen.Masakan Khas Aceh Rumah Makan AA
Kuliner yang wajib dicoba selama di Lhokseumawe dan sekitar adalah masakan khas Aceh dari Rumah Makan AA. Ada dua rumah makan AA yang bisa kita kunjungi, pertama Rumah Makan AA pusat ( Jl Gudang Lhokseumawe) dan Rumah Makan AA cabang di Landeng Lhoksukon Aceh utara. Qadarullah memang sudah masuk wishlist untuk makan di rumah makan AA. Nah saat hari kedua berkegiatan di Lhok Sukon, saat jam makan siang diundang makan oleh pihak Pemda ke Rumah Makan AA yang cabang Lhok Sukon. Hamdalah, pucuk dicinta ulam tiba.
Rasanya saya gak perlu menjelaskan gimana nikmatnya menu-menu khas Aceh di sana. Pilihannya lengkap dan yang pasti rasanya juga, gak bakal mudah dilupakan. Sekilas bakal serupa dengan makanan khas Padang atau malah campuran ke melayu. Apalagi penyajiannya menggunakan metode masakan Padang. Menu mulai dari ayam, bebek, daging, ikan, cumi bahkan oseng tahu dan tempe serta beragam olahan sayuran lengkap. Jadi semua jenis ragam cita rasa dan bumbu serta cooking method hahayy, lengkap kap. Entahlah rasanya semuanya enak hihihi.
Baca Juga: Menu Belut Goreng
Beberapa nama menunya antara lain: ikan rambeu asam keueng, bandeng tumis, udang asam keueng, bebek masak putih, sayur rebus, keumamah (ikan tongkol/cakalang), perkedel kentang, ayam gulai, urap, udang sambal goreng, asam udang, sop tulang sapi, ikan teri sambal goreng, ayam kampung dan burung goreng, seafood goreng, dan payeh beulacan.
Yang paling mencuri perhatian saya adalah ayam kampung goreng yang disajikan hangat. Wah makan tanpa nasi dan dicamil saja bisa habis berapa potong nih. Saking sukanya, kami sampai membeli beberapa potong sebagai oleh-oleh ke Jakarta dengan digoreng setengah matang. Nah kalau saat membeli ayam kampung goreng ini kami beli di Rumah Makan AA Pusat di Jalan Gudang di pusat pertokoan di Lhokseumawe.
Saat hendak pulang kami mampir untuk memesan dan mengambil ayam goreng yang masih panas digoreng setengah matang. Sampai rumah dihangatkan kembali dan yummyy... Ayam goreng ini dibumbuin daun-daunan rempah seperti ayam tangkap. Ada juga tersedia menu ayam tangkap dengan potongan-potongan kecil berbumbu dedaunan rempah namun sayangnya bukan ayam kampung tapi ayam potong/sayur.
Yang juga menarik buat saya adalah semacam urab karena ada parutan kelapa, timun, dan udang segar. Rasanya segar dan gurih Wah sayangnya saya lupa nama menu ini apa. Selain itu Ikan Bandeng bakar yang dicocol sambel juga maknyus banget sih. Ada beragam jus juga yang bisa dipesan untuk melengkapi, termasuk jus terong belanda.
Penasaran mau coba Mie Banglades.
ReplyDeleteSoalnya apa berbahan mie saya suka.
Bahkan dimakan mentah saja tuh suka kriuknya. Cuma enggak boleh sering sering katanya.
hahaha mie mentah juga suka mbaa
DeleteHmm, aku tertarik nih membaca nama2 menu yang belum familiar seperti : ikan rambeu asam keueng, udang asam keueng, bebek masak putih... Kira2 seperti apa ya rasanya? Lebih seru makan di tempatnya langsung nih sepertinya
ReplyDeleterasanya cuma 2 mba, enak sm enak banget hehe
DeleteAku tertarik membaca beberpa menu yang tidak pernah aku dengar sebelumnya seperti ikan rambeu asam keueng,udang asam keueng, bebek masak putih.. Kayaknya asik nih menikmatinya langsung di sana pas baru dimasak
ReplyDeleteendeuees mbaa itu semua rasanya
DeleteDari daftar menu yang disebut hanya mie Aceh dan martabak Aceh yang pernah dicoba. Tapi kalau yang isi durian belum pernah. Pasti sensasinya enak ya. Menu-menu lainnya juga menggoda loh
ReplyDeletemenggoda sekali mbaa..wajib coba
DeleteAku noted dulu ah buat catatan kulinernya. Siapa tahu kan suatu saat bisa datang ke Lhokseumawe pasti aku balik lagi artikelnya Mbak Ophi lagi. hehe
ReplyDeleteamiin mbaa
DeleteRekomendasi masakan Lhokseumawe ini istimewa sekali.
ReplyDeleteMemang kalau makan kudu datang ke daerahnya langsung agar bisa merasakan cita rasa asli ya..
Apalagi kopinya memang mantap banget siih.. Kayanya aku bukan penggila kopi. Pas dikasih temen kopi Aceh, langsung gak capek sekaligus gak bisa tidur 2 hari. Hebat banget.
hahahah strong banget ya kopinya...minumnya ga pakai gula, makin mantul
DeleteUntuk aku yang belum pernah ke Lhokseumawe ini akan menjadi rekomendasi kuliner kalau kesana nanti ya. Tapi sebenarnya aku sudah mencoba kuliner khas ini dekat rumah. Kebetulan ada resto khusus masakan khas Aceh mbak, walau gak semua ada yang seperti mbak Ophie jelaskan.
ReplyDeleteNama makanannya unik-unik banget, ya, di Lhokseumawe. Jauh banget dari nama-nama yang sering kudengar di kotaku. Mie Bangladesh nampak lezat banget itu, Mak. Tapi aku paling penasaran sama martabak duriannya, sih. Secara akutuh penggemar berat durian.
ReplyDeletemartabak duriannya anti gagal mba
DeleteMolly termasuk yg suka makanan aceh. Apalagi mie2an. Vibesnya udah kayak timur tengah, makanannya lebih berempah. Enak banget. Kpn ke aceh wajib ke sini.
ReplyDeleteiya mba molly... aceh emang dekat sm timur tengah ya
DeleteHampir semua menu baru aku dengar lho mba.. belum pernah coba semua.. ih penasaran deh.. memang ya kuliner Indonesia itu kaya sekali
ReplyDeletesebagian duah pernah dengar, nah sate matang yg aku baru tahu nih
Deleteya ampuuuun mba aku ngiler beraaat baca postinganmu.. kuliner di Lhokseumawe asli enak - enak semuaaa ya dan unik
ReplyDeleteiya mba insav klo ke aceh wajib coba
DeleteAku baru baca tulisan kuliner Aceh aja auto ngeces mbak, ditambah liat fotonya, baca ceritanya, makin ngileeeer haha
ReplyDeleteDulu pernah ke Aceh, aku makan gulai apa tuh ya namanya, yang ada kambingnya, itu kuahnya ya ampuuun bikin nambah-nambah nasi mulu. Di sana aku makan mulu, ga pengen berhenti, kecuali pas udah pulang haha
Mie Banglades nya seperti umumnya Mie Aceh, penampakannya sama persis. Salah satu kuliner Aceh fav aku ya Mie Aceh. Di BSD sini ada beberapa kedai yang jual, aku suka beli kalau lagi pengen.
Nama-nama kuliner yang mbak sebutkan aku ga familiar, walaupun mungkin udah pernah makannya tapi lupa namanya
gulai kambingnya aceh jg emang mantul mba rempahnya beda sm gulai minang
DeleteUnik unik juga kuliner Lhokseumawe .semuanya kedemenan Mpok. Mie dan durian . Semoga bisa cicip langsung di sana .
ReplyDeleteAmiin, klo ke sana mpok wajib cb martabak duriannya mpo
DeleteMasyaallah, Indonesia memang kayak dengan berbagai jenis kuliner yah? Kebayang kalau saya ke Aceh nih bisa kalap apalagi dengan durian. Huaa surga buat aku ini.
ReplyDeletepenyuka duren mba...wajib coba martabak duriannya nih
DeletePenasaran banget sama Mie Banglades dan Mieso-nya sih. Kalau di tempat aku mieso itu mie ayam dikasih bakso, mah kalau di Aceh kan beda yaaa...
ReplyDeleteiya unik jg nih mie so..ga spt yang aku bayangkan juga. tp di medan jg ada yg sejenis ini
DeleteIni mantap kaliiiii, jejeran kuliner Lhokseumawe. AKu pernah ke sini duluuu, pas masih tinggal di Langkat. Tahun lalu suami ada dinas ke sini sempat kulineran juga tapi gatau kemana aja. Noted infonya. Familiar juga dengan nama-namanya karena mirip dengan di Sumut. Cuma Sate Matang gitu kupikir apaan, ternyata nama daerahnya :)
ReplyDeleteiya sate matang juga baru ku denger pas kmrn ke sana mba
DeleteSaya belum pernah ke Lhokseumawe. Daerah Aceh dulu cuma sampai Kutacane yang masih banyak penduduk suku Batak (perbatasan dg Sumut). Saya juga lupa makan apa saja waktu ke sana hehehe.
ReplyDeleteSaya hanya pernah coba menu Aceh di Medan, yakni di Mie Aceh Titi Bobrok yang merupakan salah satu tujuan wiskul di Medan. Entah deh rasanya masih asli Aceh atau sudah disesuaikan (karena saya belum pernah makan mie Aceh di asalnya, jadi nggak bisa mbandingin kan..). Tapi jujur, saya kurang suka mie Aceh, atau mungkin lebih tepatnya belum bisa beradaptasi dengan rasa Mie Aceh meski sudah beberapa kali ke Titi Bobrok. Jadi, kalau ke sana, saya pesen Roti Cane dan rujak hehehe.
sebelas ua belas ms mie titi bobrok sih mba, tp emang tetep ada beda
DeleteJadi pengen ngerasain mie Bangladeshnya deh. Mirip mie Aceh juga gitu kali ya rasanya? Penampilannya lumayan mirip soalnya euy
ReplyDeletememang sejenis mie ache mba, cuma namanya aja mie banglades
DeleteKuliner Aceh, aku taunya cuma mie Aceh doang masa.. Huhu.. Paling sama roti canai. Oiya, Mak, sepertinya memang kuliner Aceh sedikit dapat pengaruh dari India ya?
ReplyDeletebanyak kayaknya pengaruh india dan timur tengah sana mba
Deletemakanan lokal Indonesia tuh saling mempengaruhi ya seperti kuliner Lhokseumawe nih.. ada pengaruh dari kuliner daerah lain juga... nggak apa apa sik biar cocok di lidah semua orang.. dan kuliner aceh itu terasa banget rempah rempahnya
ReplyDeletefull rempah tapi gak sepedas masakan minang mba
DeleteAku ngiler sama semua menunya nih mba apalagi mi Bangladesh kayaknya enak banget
ReplyDeletemantul sih, wajib coba klo ke sana
DeleteBikin ngiler deh makanannya. Jadi penasaran pengen cobain. Ada Mie Bangladesh, martabak durian, ama sate matang plus kuah soto. Unik ya kulineran Aceh.
ReplyDeleteunik dan enak mba
Deleteduuuh ya Allah aku peneng banget itu nyobain mie Bangladeshnya. mirip2 mie aceh ya mak. favoritku di Jogja ada satu restoran nyediain mie khas Aceh ya Allah enak banget
ReplyDeletesejenis mie aceh emang mba..cuma nama restonya mie banglades
DeleteSemua menunya bikin aku ngiler ni mb, makanan lokal Indonesia memang tiada duanya.
ReplyDeletebetul betul betul hahaha
Deletewah makanannya bikin penasaran nih, mbak. semuanya kayaknya enak-enak nih apalagi mie bangladesh itu penasaran banget saya
ReplyDeletemakanan aceh emang ga ada yg ga enak, cuma enak sm enak banget mba
Deletemartabak durian the best banget :D
ReplyDeletebangeet
DeleteBaca ini, aku mendadak kayak pengen nangis, kngeeen banget Ama lhokseumawe. Aku ngabisin 18 THN tinggal di sana mba. Dulu papa kerja di oil company PT Arun soalnya. Jadi kami sekeluarga lama di lhok.
ReplyDeleteKuliner di atas, aku udh pernah coba semua. Sayang mba ga cobain soto endang, di samping mie bang lades. Itu legend. Favoritku BANGETTTT.
Dan kalo mampir ke kompl PT Arun, yg skr udh ga dihuni Ama karyawan, di sana ada basecamp, yg jualan banyak macam makanan. Dari aku SD udah ada.
Tapi mungkin rasanya B aja, cuma buat orang yg lama stay di sana, punya banyak kenangan di situ, buatku selalu memorable rasanya 😁. Selalu inget zaman pacaran ya makannya di basecamp hahahahah.
Waah Mba Fanny pernah lama di Lhokeumawe toh...waw 18 tahun sih udah kayak orang sana asli ya. Nah iya soto endang, sm ada satu lagi bakso apa ya itu yg juga rame aku blom sempet cobain juga
Delete