Wuih terniat banget Ibu Ophi, foto pakai kostum di jalanan Malioboro.
Phi...itu sewa kostum apa punya sendiri?
Phi itu sewa photographer atau memang lagi ada acara di sana?
Phi berapa tuh bayarnya? Kostumnya siapin sendiri atau gimana?
Mengingat banyak Sahabat Mom of Trio yang bertanya-tanya dan penasaran, cuss ah dibuatkan postingan di Blog aja. Sempetin yuk, di sela kesibukan ini itu yang sebenernya sih emang harus seperti ituh. Apalah ini gaje banget! jadi postingan kali ini mau curhat tentang behind the scenenya, informasi jasa foto Malioboro, plus tips yang mungkin bakal berguna untuk Sahabat Mom of Trio yang mau nyoba street photography di Malioboro juga.
Baca juga: Menikmati Yogya di Ketinggian
Selalu ada Peristiwa di Yogya
Ke Yogyakarta kali ini basically urusan kantor. Jadi ada Rakor plus capacity building yang mengharuskan kami berdua, saya dan suami pergi (bersamaan). Jadilah terbit ide untuk membawa serta anak-anak dan kami extend untuk jalan bareng anak-anak setelah kegiatan kantor. Anak-anak alhamdulillah excited karena memang sudah masuk libur sekolah meski ada drama pembagian raport di hari tersebut sementara Ayahnya anak-anak sudah pesan tiket dan hotel untuk extend.
Yang bikin anak-anak excited juga karena kami ke Yogya naik kereta. Sudah lama sekali kami tidak bepergian jauh bersama-sama dengan kereta. Dek Paksi yang biasanya paling malas diajak jalan karena urusan ogah naik mobil kelamaan, otomatis senang karena kenangan tentang naik kereta sudah lama tersisa di ingatannya.
Jauh sebelum keberangkatan, saya sudah share terkait dengan "foto keluarga di Maliboro" yang qadarullah infonya berseliweran di Tik Tok. 'Seru ya pepotoan kayak gini kalau nanti di Yogya. Nanti kita pepotoan kayak gini yaa." VT terkait jasa fotografi di jalan Maliboro dan sekitarnya aku share berkali-kali di WAG keluarga.
Well, gak ada yang respon serius sih. Hanya ayahnya yang respon " boleh, lucu nih". Jujurly saya agak pesimis sih ngajakin pepotoan begini. Trio udah ada di masa tidak mau difoto-foto kayak dulu lagi. Klo posting di medsos harus approval mereka juga. Ya gitu deh. Hmm tapi dalam hati saya tetap make sure untuk mewujudkan bucket list yang satu itu.
Behind The Scene
Hari itu, kami move dari hotel di daerah Sleman ke hotel di daerah Malioboro sekitar pukul 10.00. Setelah menitipkan koper karena belum bisa check in kami naik becak ke Jalan Maliboro. Cari es krim atau gelato dan makan siang. Rencananya jadwal kami photoshoot di Jalan Maliboro di sore hari ba'da ashar. Tentu saja supaya tidak terlalu panas dan lebih nyaman. Tampaknya semua sudah oke dengan timeline ini.
Usai ngadem dan chill di Kedai Gelato, kami cuci mata dan melihat-lihat di House of Raminten. Wah meskipun lumayan sering ke Yogya tapi saya sudah lama tidak sini. Rasanya dulu namanya masih Mirota. Hmm zaman dahulu kala banget yaa. Tadinya mau masuk rumah hantu, eh masih tutup jam segitu. Karena panggilan alam menuntut perut untuk diisi, kami kemudian ke Teras 1 Malioboro untuk makan siang. Pilihan jatuh ke Bakmi Godog dan Nasi Pecel. Kami kemudian kembali ke hotel untuk check in dan sholat. Siang itu Malioboro memang sangat terik. Enggak banget deh untuk foto-foto di jalan.
Baca juga: Kenyang dan foto-foto di Cakrawala Sparkling Nature Resto
Hmm drama dimulai ketika waktu beranjak petang. Saya kena serangan migrain sehingga butuh mengistirahatkan diri lebih lama. Selain itu, tanpa hujan dan angin, Paksi tiba-tiba tantrum dan menolak sesi foto yang sudah kami sepakati. Kondisi agak chaos, karena kakak-kakaknya justru sangat semangat untuk sesi foto. Ini momen langka karena biasanya mereka berdua selalu punya alasan untuk menolak difoto. Kalau mereka semangat begini, harusnya sih gayung bersambut. Belum tentu lain waktu mereka in good mood.
Sayangnya Paksi memang tak terduga, tiba-tiba mood swing dan menolak sangat keras sesi foto yang sudah kami sepakati. Hmm kamu memang masih bocah dek, meskipun kamu kadang bilang aku sudah remaja, sudah bukan anak-anak lagi. "Kenapa gak mau dek?" "Pokoknya gak mau!"
Jadilah calm down dulu. Saya istirahat lebih lama karena memang begitulah harusnya kalau serangan migrain datang. Harus dibawa istirahat sampai ia mereda dan dengan terpaksa aku minum obat untuk mengurangi sakit yang lumayan itu. Kakak-kakaknya sudah mulai ngambek dan bilang jangan sampai gagal. Pokoknya kalau Paksi gak mau, ya udah kita berempat ajah. Nah itu sih bukan foto keluarga dung ya. Hmm saya berusaha menenangkan diri sambil mencoba mencari akal gimana cara menenangkan Paksi.
Akhirnya kami putuskan untuk mundur ke malam hari setelah sholat maghrib sekalian makan malam. Hmm pepotoan malam bagus gak ya? Karena khawatir saya coba cek di media sosial ternyata ada juga kok ya berfoto malam dan hasilnya tetap bagus. Saya tidak lagi merayu Paksi dan membicarakan soal sesi foto. Hanya bilang setelah sholat maghrib kita keluar, naik becak ke Malioboro makan malam. Ga nyebut soal sesi foto. "Udah adek ikut aja ya. Kita semua keluar bareng-bareng ke Malioboro". "Aku gak mau foto-foto ya". Eh nyamber aja. "Iya udah nanti lihat aja di sana yaa."
Long short story, usai shalat maghrib kami cuss keluar hotel. Cari becak dan langsung menuju Malioboro. Oh iya aku sudah WA beberapa nomor jasa photography yang ku dapet dari tiktok. Dari dua nomor WA, akhirnya ada satu yang respon. Pertanyaan pertamaku adalah "bisa gak ya foto malam?", "Bisa kak". "Kakak mau foto kapan?" "Malam ini, sekarang". "Posisi di mana kak?" "Malioboro", "Kalau gitu ketemuan di sini ya." Mas-nya share-loc deh.
Karena saling WA sambil naik becak, saya tidak pas berhenti di titik lokasi yang diinfo oleh Mas Photographer karena becak anak-anak sudah lebih dulu jalan dan kami arahkan berhenti di sekitar pasar Bringharjo. Walhasil kami harus jalan dan balik arah ke titik temu di perempatan dengan patokan Toko Batik Terang Bulan.
Sesampai di depan Toko Terang Bulan saya langsung telpon, karena gak jamin masnya selalu buka WA kan? Pasti dia juga lagi syivuk. "Iya Kak, kami di sebrang, ini yang banyak orang deket plang jalan Malioboro, nengok sini Kak, saya lambaikan tangan". Otomatis saya berbalik arah dan langsung bisa mendapati kerumunan orang yang rupanya tengah antri foto di plang tulisan Jalan Malioboro yang hits itu. Makin yakin karena ada beberapa yang menggunakan kostum pakaian tradisional di antara kerumunan tersebut.
"Berapa orang Kak?" sapanya, well saya gak tahu nama lengkapnya tapi di WA tertulis "Toni Jasa Foto Maliboro" "5 orang". "Oke Kak, tunggu dulu ya di sini, antri." Wah sudah malam tapi masih antri. Ternyata karena hari libur dan memang musim liburan, kegiata street photo di Malioboro ini rame banget. Padat, siang hari katanya antrian penuh. Kalaupun kami ke sini tadi sore ya antrinya bisa lebih lama. Tampak ada beberapa orang dengan baju tradisional yang sedang menunggu antrian "entah apa" . Well rupanya selain antrian berfoto, ada antrian dijemput dengan becak untuk ganti kostum, dan antrian menunggu hasil foto. Hmm hectic juga yaa.
Menunggu sekitar 10-15 menit kemudian kami dipanggil dan diarahkan naik becak. Karena kami berlima kami menggunakan dua becak. Anak-anak bertiga, saya berdua ayahnya. becak melaju ke salah satu jalan yang berujung di Jalan Maliboro ini, kemudian sekitar 400 meter berbelok ke gang kecil. Terus melaju sekitar 500-700 meter dan berhenti di rumah kecil dengan banyak kostum tradisional tengah dirapikan. Ada banyak orang juga yang rupanya tengah mengantri di sana. Wiww...
Baca juga: Ajak Kiddos Wisata Edukasi ke Yogya
Sstt Paksi masih mau diajak sampai ke tempat kostum. Hatinya lagi senang, moodnya sudah bagus. Sambil menunggu di jalanan Malioboro tadi Ia dibelikan ayahnya mainan Yoyo dari kayu yang sejak tadi siang sudah diincarnya. Sambil belajar dan diajari main Yoyo (for the first time). Paksi looks excited, sehingga dia masih mau diajak ke tempat kostum.
Saat mengantri kami melihat beberapa anak kecil yang juga tengah dikenakan kostum terlihat lucu dan menggemaskan. Saya bilang, "Dek lucu banget itu adek kecilnya pakai kain dan blangkon" Saya coba mengambil hatinya. "Enggak ah! aku gak mau" katanya masih gengsi dan sibuk memainkan Yoyonya. "Lucu banget tahuu..." Saya masih berharap Ia berubah pikiran.
Mbah-Mbah Becak mengarahkan kepada kami, sesampainya di tempat sewa kostum kami langsung isi buku tamu. Tulis berapa orang dan berapa jumlah laki-laki dan perempuan. Tidak lupa di keterangan tulis nama photographernya. Wah informatif nih Mbah becak. "Ngantri saja untuk pakai kostum. Nanti dijemput lagi di sini." Begitu arahannya.
Meski harus mengantri, alhamdulillah sudah tidak terlalu panjang. Kami mengantri setelah rombongan dari Pasuruan Jawa Timur yang berjumlah 11 orang (terdiri dari beberapa keluarga kecil) yang menggunakan kostum berwarna biru dongker. Kami pikir kami "pasien" eh "client" terakhir ternyata masih ada yang datang setelah kami. Selain antri untuk mengenakan kostum, ada antrian yang sudah selesai photo dan mengembalikan kostum. Dari cerita Mbak-mbak yang membantu kami mengenakan kostum, hari ini pelanggan sangat banyak dari pagi hingga malam tidak berhenti. Mereka sudah melayani puluhan orang.
Kami memilih kostum warna merah. Untuk jilbab, kami sudah siap-siap dan bersepakat dengan jilbab hitam dan sudah kami pakai dari rumah. Sebetulnya di tempat ini juga disediakan, tapi alhamdulillah kami sudah pakai sendiri. Ini tentu memperpendek "birokrasi" pemakaian kostum. Ternyata Ayahnya dan Paksi dipanggil terlebih dahulu untuk memilih dan memakai bajunya. Entah bagaimana, Paksi tanpa paksaan mau menggunakan kostum meski masih gengsi menerima kenyataan bahwa Ia tampak sangat keren dan lucu dengan kostum baju jawa tersebut.
Selesai ganti kostum, kami kemudian kembali dengan becak ke lokasi awal. Nah di sana ternyata kami tidak langsung bisa photoshoot karena masih antri. Meskipun banyak photographer namun memang tampaknya yang mau difoto juga gak kalah banyak. Sambil menunggu, kami selfa selfi dulu dan berfoto dengan kamera sendiri.
baca juga: Happy Tummy with Warm Ambience in Kalluna Yogya
Let's Take a Picture
Akhirnya tibalah giliran kami, Mas Photographernya yang ternyata namanya Toni kemudian mengarahkan kami ke beberapa spot foto. Seru sih jalan pakai baju tradisional, yang perempuan berkebaya dan kain batik dan yang pria beskap dan kain batik. Menyusuri jalanan Malioboro di tengah malam yang sangat ramai. Spot pertama di tengah jalan raya.
Yes! beneran di tengah jalan. Jadi kami menunggu jalanan sepi, bergantian berpose sesuai arahan. Mulai lengkap berlima. Anak-anak bertiga, Saya dan Ayahnya, ada juga momen photo sendiri-sendiri. Tentu kami harus "siaga", karena jalanan ramai dan tetap normal seperti biasa. Jadi saat ada mobil, motor, becak, atau delman lewat kami segera menepi. Saat sepi baru deh lanjut "pose!". Seru sih!
Ada sekitar 5-6 spot photo yang kemudian menjadi background. Untuk arahan dan gaya, Mas Toni sudah jago dan mungkin kami juga doyan difoto sehingga proses pengambilan gambar sangat smooth dan kami juga ekspresif sedemikian rupa hahaha. Alhamdulillah juga suasananya malam hari, jadi sepanjang kami berjalan menyusuri jalanan Malioboro dengan kostum khusus ini kami masih bisa santai dan tahan malu karena tentunya jadi pusat perhatian orang ya. Begitu juga saat kita mulai mengambil gambar di spot-spot tertentu yang pastinya tempat umum di mana setiap orang bebas mengakses.
Harus agak cuek dan PD sih hahaha. Sekali lagi Thanks God, kami berfoto di malam hari sehingga kalaupun muka kami merah karena malu tidak terlihat orang hihihi. Kami juga jadi lebih bebas berekspresi karena bantuan kegelapan malam menyamarkan rasa malu, grogi, dan tidak percaya diri. Plus menyamarkan make up yang mungkin mencolok kalau siang hari, atau tidak terlalu rapi karena lumayan berkeringat harus berjalan dari satu spot ke spot yang lain.
Aaakk gemes banget! Ternyata malam di Malioboro tuh aesthetic juga yaa, padahal kan ramai orang, tapi kok ini kelihatan kayak yang sepi sekitarnya. Memang jago nih ambil fotonya. Pengen juga ih nanti kalau ke Jogja foto kayak gini, thanks mbak buat rekomendasinya. Aku langsung save kontak jasa photo-nya.
ReplyDeleteWaaaaaaahhhhhhh..... Lucuuuuuuuu! Muraaah loh segitu biaya foto2 di Malioboro. Kepengen coba ah. Thanks mbak Ophiiii udah ceritain di blog. Iya sih kalau jam 4 sore fotonya lebih cerah ya. Paksi oh Paksi hihihi ga apa2 namanya juga bocah ya kadang tau2 ngambek ogah difoto :D
ReplyDeleteWhaaa seru bangeeet! Dan fotonya terlihat keceee semuaaa, sayangnya gak bisa gonta-ganti kostum yaah *ngelunjak* Untungnya Paksi udah dibeliin yoyo jadi anteng dan mau ikutan foto keluarga yaah. Untuk harga segitu sih lumayan terjangkau yaah
ReplyDeleteWaaahhhh hasil fotonya keren² banget, jadi berkesan liburan ke Jogja ya? Punya foto keluarga yang nggak biasa² aja
ReplyDeleteJadi pengen nyobain juga ntar kalau ke Jogja, terimakasih
Wah mau banget foro foto disini
ReplyDeleteSudah sering ke Yogya tapi belum pernah foto foto
Next harus foto foto
Makasih tipsnya mbak
Aaa...kemarin aku pas pulkam juga foto-foto, kak.. di studio sii..
ReplyDeleteTapi melihat konsep foto outdoor ke sepanjang jalan Malioboro Jogja, mashaAllah~
Profesional juga yaa.. Hasilnya cakep cakeeepp...
Aku gak bisa bedain, mana mama sama anaknya..
Cantik sekalii.. Satisfying liatnya jugaa...
Dan bener sii.. pilih semua foto. Selain memang hasilnya jadi kenang-kengan, bisa juga jadi time capsule 10-20 tahun mendatang.
Mau juga ah siapa tahu bisa jalan-jalan ke Jogja lagi tapi aku pilih malam hari kelihatannya lebih aesthetic dengan lampu-lampu jalan, makasih mbak rekomendasinya, jadi tahu apa saja yang harus dipersiapkan jika ingin melakukan sesi street photography. Harus diakui untuk urusan aesthetic, Jogja juaranya karena punya banyak spot foto jadul.
ReplyDeleteSeru banget ini, aku tuh sempat lihat di IG kamu mbak, terus pengin juga bikin foto gini. Kebetulankan aku memang orang Jogja terus kemarin ngobrol sama pak suami bikin foto gini. Wah thank you juga nih informasi detailnya.
ReplyDeleteWah bagus nih konsep fotonya pake baju daerah , sedikit ribet tapi hasilnya memuaskan ya
ReplyDeleteKereeen, Mbak... dan saya setuju, mending malam hari deh fotonya biar gak kelihatan malu-malu banget. Wkwkwkwwk.
ReplyDeleteYa, pas bagus emang pas pagi hari sih. Dan ini harus kompak banget sekeluarga.
Btw, sewa fotonya murah meriah lho..
Duh, Dek Paksi yang gak mau difoto, tapi posenya paling heboh hahahaa...Aku baca cerita Mak Ophi sambil senyum-senyum sendiri. Ngebayangin gimana hebohnya keluarga kalian di tengah jalan Malioboro yang sibuk gantian pose dan gantian juga dengan kendaaraan yang mau lewat
ReplyDeleteKeren keren deh fotonya. Btw aku tandai nih info nya mana tau nanti butuh ya. Btw ini nih ide bisnis kreatif loh sebab banyak butuh jasa kayak gini. Buktinya malam aja ampe antre kan mba. Bajunya pas bagus sama kalian berlimpah.
ReplyDeleteWaah kereen mak cakep cakep smuaa hasil fotonya juga cetar, beneran deh malam bagus aq gak bs bayangin kalau misal.siang panas gerah banget ya pastinya
ReplyDeleteYa ampuun , seru banget ini Mba Ophi, fotogenic semua, dan fotografernya pun ketje juga...Hasilnya jadi keren begini. Syukurnya Paksi akhirnya mau ya, dan malam hari malah lebih oke tuh, buat lihatin warna baju juga masuk banget.
ReplyDeleteKupikir harganya bakal mahal ternyata terjangkau banget, aku mauuu kalau ke Malioboro nanti, fotooo kayak gini!
Fotonya keren-keren semua mom. Jujurly, fresh dan senyumnya juga alami. Ada pengarah gayanya ya? jadi penasaran nih kesana
ReplyDeleteWah, seru dan pengen coba jasa fotonya. Cuma aku orangnya pemalu kalau foto di tempat yang rame. Padahal ya mereka gak lihat juga ya, hehehe. Catet dulu deh. Mau cari partner buat foto-foto dulu, hehehe
ReplyDeleteWah seru banget ini keren abis apalagi ada penyewaan baju seperti ini jadi makin cantik deh fotonya dan membawa kenangan
ReplyDeleteaku baru tau ada services ini mba.. asli lucu yaa. Dan pastinya akan menjadi kenangan yang memorable banget untuk semuaa
ReplyDeleteHarganya murah banget loh ini. Hasil fotonya juga bagus walau malam hari. Enaknya memang siang ya supaya pencahayaannya bagus, tapi lihat hasil foto malam nya lumayan bagus juga. Untung aja si adek mood nya bagus ya dan akhirnya bisa juga diajak foto keluarga
ReplyDeleteWaaa murah banget. Mau ah nanti kalau jalan2 lagi ke Yogyakarta.. momen nih dan wort it sih sama foto fotonyaa
ReplyDeleteMasya Allah.. berakhir manisss ya Mbak Ophi... dek Paksi akhirnya bisa senyum dan enjoy sesi fotonya. Foto-fotonya bagus semuaaa... Gemes deh liatnya, hehe..
ReplyDeleteMas fotografernya tampaknya sangat cekatan dan profesional yaa.. duh ikut seneng baca postingan ini :)
pas aku liat foto2nya memang senang makkk keceeee kalian gituuuu bisaan foto-foto pakai baju beskapan rame-rame. jadi kepengen juga bisa gitu :")
ReplyDelete