#KEBerpihakan terhadap Literasi Digital
Meski aku sudah masuk ke dunia digital sejak 2013, namun dinamisnya dunia digital menjadi sebuah tantangan tersendiri bagiku. Ku serius menekuni dunia digital dalam hal ini menulis lewat jalur blogging sejak memiliki blog pribadi www.ophiziadah.com. Bersamaan saat itu, aku bergabung dengan komunitas perempuan yang menggeluti blogging. "Komunitas yang unik," pikirku. Hamdalah, peristiwa dua belas tahun lalu itu menjadi sebuah milestone yang sangat penting dalam hidupku. Mengenal Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang saat itu baru berusia satu tahun.
Sejak bergabung dengan KEB itulah aku mulai meluruskan niat. "Bismillah konsisten ya nge-blognya Phi!"*selftalk*. Setahun kemudian jumlah postinganku di blog meningkat drastis. Selain karena makin menikmati blogging, juga terinspirasi dari para emak produktif di KEB.
Bersama KEB aku mulai bertumbuh menjadi seorang Blogger. Aku dari emak-emak gaptek (dengan passion menulis) menjadi seorang blogger *bangga*. Bersama komunitas ini aku mendapatkan banyak support baik dari para founder KEB, pengurus, maupun sesama member KEB. Sebagai emak-emak yang nekat ngeblog tanpa kemampuan teknis kayak coding dan sejenisnya, ku terbantu banget membangun blog baik dari sisi konten maupun teknis. Tak hanya lewat blog, tentu saja melengkapinya dengan bantuan media sosial. KEB juga memberikan banyak sarana pembelajaran termasuk terkait dengan pemanfaatan sosial media.
Meski bukan jajaran pengurus KEB dan juga bukan full time blogger, namun alhamdulillah sampai hari ini aku masih ada di komunitas yang selalu ku sebut sebagai "rumah yang hangat untuk semua blogger perempuan". Rumah tempat aku mulai bertumbuh dan mengembangkan diri sebagai blogger, sekaligus rumah yang membuat aku tetap menjaga semangat untuk "keep blogging" di sela kesibukanku sebagai working mom yang juga cukup demanding.
#KEBerpihakan terhadap literasi digital yang sudah 13 tahun dilakukan KEB secara konsisten sungguh menjadi nyawa bagi aku yang juga menghadapi turun-naik semangat menulis dan berbagi lewat dunia digital. Tantangan dunia digital makin deras beberapa tahun belakangan. Fakta yang harus kita akui dan menjadi catatan kita bersama terkait dengan belum meratanya akses teknologi, kesenjangan terhadap akses dan pemanfaatan teknologi, kualitas konten, kejahatan digital, maraknya hoaks, kemampuan memilah informasi, dan masih banyak lagi.
KEB dengan berbagai sarananya selalu "Ada untuk Berbagi”. KEB hadir sebagai inspirasi, terutama untuk perempuan Indonesia. Berbagi inspirasi melalui tulisan di blog adalah salah satu visi dan misi KEB. KEB mengajak perempuan Indonesia untuk terus belajar mengembangkan dirinya dalam segala aspek kehidupan. #KEBerpihakan terhadap literasi digital terutama bagi member-membernya termasuk saya.
Dulu bahkan KEB rutin memberikan semacam recognise bagi membernya dengan ajang "Blog of The Month" atau #BOTM. Aku terharu saat itu pernah mendapatkan nominasi Blog of The Month edisi Februari 2016. Psst klik ditu ya kalau mau baca lebih lanjut. Sudah lama yaa? Kalau emak-emak yang sudah lama jadi member KEB pasti tahu ya program ini. Siapa yang kangen sama #BOTM? Waah rasanya seru juga ya kalau ada lagi nominasi BOTM ini. Terlebih keanggotaan KEB makin membesar dan meluas.
Selain mengadakan berbagai kegiatan terkait dengan literasi digital bagi kami membernya, tak jarang KEB bekerjasama dengan berbagai pihak melibatkan membernya untuk terus berdaya mengembangkan diri dan semakin pintar dalam mengelola diri menghadapi semakin challenging-nya dunia digital. KEB memanfaatkan berbagai jalur digital termasuk via media sosial.
Menjadi member KEB berkontribusi dalam peningkatan skillku di dunia blogging. Secara alamiah aku turut menjadi pegiat literasi digital dalam kapasitasku sebagai Mom Blogger. Penting untuk terus membentengi diri sekaligus juga secara aktif menyebarkan informasi yang bermanfaat guna meliterasi khalayak di berbagai segmennya.
KEB memiliki whatsapp grup yang berisi para anggotanya guna saling sharing. Kami bisa saling blog walking dan instagram walking. Selain bermanfaat untuk menaikkan view, engagement, dan sejenisnya. Kegiatan yang nampak sederhana ini sesungguhnya adalah sebuah silaturahim yang bermanfaat. Mendekatkan jarak karena member KEB dari seluruh Nusantara lho, bahkan mungkin ada yang based dii luar negeri. Terlebih aku yang belakangan jarang mengikuti event-event KEB yang dilakukan secara offline. Saling update kegiatan sesama emak blogger yang mereka bagi di blog. Silaturahim melalui blog walking dan instagram walking ini juga menjadi sarana literasi digital antar member KEB.
Keberpihakan pada literasi digital sebagai sebuah gerakan kesadaran bahwa penting untuk memilah informasi yang baik dan buruk. Literasi digital juga membantu masyarakat pengguna media digital yang saat ini didominasi oleh generasi muda untuk menggunakan internet dengan bijak dan aman. Bersama KEB, tak ada pilihan untuk tidak menjadi bagian dari #KEBerpihakan terhadap literasi digital.
Nyatanya aku selalu tersemangati oleh komunitas ini yang dengan tanpa lelah menggawangi literasi digital, baik bagi membernya maupun khalayak. Bersama Emak-emak Blogger di KEB, aku memilih ikut mengambil peran dalam literasi digital. Well, emak-emak sebagai ras terkuat di dunia pastinya merupakan pasukan elit yang siap turut andil sebagai pegiat literasi digital. Emak-emak Blogger sadar betul bahwa dunia digital yang sehat harus dikawal.
Blogger dan Tantangan Digitalisasi
Hari-hari ini, tak ayal saat terpaan arus infomasi dan teknologi ke seluruh lapisan masyarakat yang demikian deras seolah tak terbendung dan tak bisa terfilter dengan baik membuat Mom Blogger di usia jelita dengan anak-anak yang beranjak remaja ini sedikit kelimpungan menghadapi kenyataan bahwa dampak positif dan negatif dari pesatnya perkembangan dunia digital harus bisa disikapi secara bijak dan tepat. Layaknya dua sisi mata uang, demikian juga dua sisi "digitalisasi". Banyak dampak positif namun ada dampak negatif yang menghantui.
Sungguh banyak manfaat dari digitalisasi yang menjalari segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Namun tidak dapat dipungkiri banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus terus dibenahi. Sudah sebermanfaat apakah digitalisasi dalam aspek kehidupan kita sebagai bangsa secara keseluruhan? Ketika masih banyak catatan yang menjadi perhatian kita, sebagai penekun literasi digital lewat media blog, ku ingin juga mengambil peran.
Dari sini aku melihat ada dua hal yang menjadi penting untuk menjaga keseimbangannya yakni digital skill dan digital literacy. Sebagai blogger, kemampuan digital dan literasi digital wajib menjadi skill guna membangun performa diri. Tantangan terkini dalam dunia blogging memang masih seputar gempuran dunia digital yang belakangan berfokus pada produksi konten lewat kanal media sosial berupa video-video berdurasi pendek yang mengejar rating atau "viral".
Saya pribadi tidak mempermasalahkan konsep tersebut sepanjang muatan konten di dalamnya memang berguna dan dalam batas-batas kewajaran. Tidak ada unsur pembohongan publik, hoaks, dan nilai-nilai negatif. Kami sebagai blogger, meskipun emak-emak dan saya pribadi -di usia yang sudah semakin "dewasa"- juga mau tidak mau beradaptasi dan mengembangkan diri untuk juga bisa menghasilkan model konten sejenis dengan tanpa meninggalkan dunia blogging dan bahkan menjadikannya sebagai supporting channel untuk branding sebagai blogger.
Mengapa saya menebalkan frasa "tanpa meninggalkan blogging"? Karena gempuran video durasi pendek di media sosial cukup menghantam eksistensi blogger yang menghasilkan konten lewat tulisan. Menuntut khalayak untuk mau meluangkan waktu lebih banyak dan fokus untuk membaca, mencerna, dan menikmati konten yang kita tuangkan lewat tulisan, tentu menjadi tantangan tersendiri.
Banyak juga yang kemudian stop blogging dan move to content creating through social media. Apakah salah? tentu tidak! semua punya preferensi dan pertimbangan sendiri. Sebagian tetap menjalani keduanya dengan harmonis. Yayy! Aku sendiri mencoba menyeimbangkan keduanya. May be not at its best, but hamdalah I survive and will keep blogging, Standing for Digital Literacy.
#KEBermanfaatan bagi Literasi Digital
Pilihan untuk stay di blog dan tetap menekuni dunia digital lewat menulis bukan tanpa alasan. Meski sejujurnya aku pribadi memiliki kekhawatiran akan ditinggalkan pembacaku. Terlebih aku bukan blogger mumpuni dan menjadikan blogging sebagai sebuah hobby dan penyaluran passion,- Namun 12 tahun memiliki blog di www.ophiziadah.com, tentu memberikan banyak hal baik yang ingin kujaga. Ku tak ingin meninggalkannya karena sebagian kisah hidupku sebagai Mom of Trio, ku simpan di sana.
Selain itu ternyata sampai hari ini masih ada lho yang membaca blogku. Ada beberapa pillar posts yang sampai saat ini jadi "best popular posts" dan masih selalu dikunjungi pembaca. Sungguh suatu penghiburan dan pemantik semangat. Selain soal angka, yang membahagiakan adalah bahwa ternyata ada yang terbantu dan merasakan manfaat dari tulisan yang kita sharing di blog. Baik sekedar terinformasi, terinspirasi, bahkan terbantu dengan tulisan kita.
Respon yang masuk lewat kolom komentar, tidak jarang masuk lewat email, atau bahkan lewat message social media dari pembaca blog yang merasa terbantu, terinspirasi, atau bahkan memfollow up lebih lanjut dari materi yang aku share via blog. Duh beneran yang kayak gini tuh jadi baterai banget yang selalu memboost diri untuk "Ayo phi, nulis lagi, berbagi lagi."
Mengingat tulisan di blog juga kadang tak lekang waktu, postingan lama tetap mendapat respon dan kiranya bermanfaat bahkan dalam situasi terkini. Beberapa kali mendapatkan pertanyaan terkait jamu kunyit asem made by Mimiku dari pembaca blogku yang kesulitan menurunkan kembali berat badan pasca melahirkan. Ada juga yang bertanya detail terkait serangga "tomcat" dan penangannya karena menghadapi kasus sejenis dengan Dek Paksi. Mereka menemukanku lewat tulisan tentang bahaya tomcat di blogku.
Belum lama junior di kantor meresahkan soal toilet training untuk anaknya, "Please sharing dung pengalamannya bu ibu..!" Dengan mudah aku bisa sharing toilet training series yang ku tulis di blog lebih dari 10 tahun lalu. "Baca aja dek di blogku, sudah ku tulis pengalaman aku dulu waktu melakukan toilet training." "Waah makasih mbaa..."
Alhamdulillah sedikit ilmu dan pengalaman parenting yang ku abadikan di sana ternyata bisa bermanfaat. Lain waktu soal ASI ekslusif untuk Ibu bekerja, dan isu-isu parenting yang justru ku rekam beberapa tahun lalu saat anak-anak masih baby atau toddler.
Hmm atau tulisan tentang umroh bersama keluarga kecilku. Banyak yang curious bagaimana persiapan yang dilakukan agar anak-anak aman dan nyaman selama perjalanan ibadah. Respon ini kemudian melahirkan tulisan tentang tips melakukan ibadah umroh dengan anak.
Pun tulisan yang isinya merupakan cerita perjalanan atau traveling ke beberapa negara ternyata juga sering mendapat respon dari beragam pembaca yang mencari lewat Mbah Google. Ada yang kemudian menghubungi dan menanyakan lebih detail. Terakhir misalnya, ada kejadian lucu dimana salah satu teman lama semasa kuliah S-2 di Australia yang saat ini bertugas di Kalimantan Barat tetiba menghubungi WA-ku.
"Ophi pernah ke Azerbaijan ya?" "Aku googling dan nemu tulisan kamu di blog, aku bulan depan mau tugas ke sana nih...bla bla bla..." Jadilah kami diskusi lebih lanjut. "Kabari kalau berangkat ke sana ya, jangan lupa oleh-olehnya #eh!..."
Ternyata yang membuat aku ingin tetap menulis dan tetap berbagi melalui blogging antara lain karena kebermanfaatan yang alhamdulillah long lasting. Dari sini, ku makin termotivasi untuk berbagi hal yang bermanfaat lewat jalan blogging. Jujur sempat ada masa agak down, saat awal booming fenomena "creating content via short video in social media ".
Ada ketakutan konten digital dalam bentuk tulisan tidak lagi punya tempat di masyarakat. Apakah blogging masih relevan saat ini?Di sisi lain ada kegelisahan juga: apa yang bisa jadi kontribusiku dalam literasi digital di era booming video pendek ini. Bergelut dengan kegelisahan tersebut, justru memicuku untuk tetap mencoba konsisten blogging. "keep blogging, keep sharing".
Media blog yang menuntut kita memberi waktu dan fokus lebih saat mencerna sebuah konten ternyata menjadi sangat relevan ketika belakangan ditengarai menjangkitnya kondisi brain rot terutama di kalangan pengguna media digital yang terlalu banyak mengonsumsi video pendek. Konsumsi konten digital berdurasi pendek dengan kualitas rendah, ternyata menyebabkan pengguna dan otaknya terjebak dalam aktivitas monoton tanpa tantangan untuk berpikir kritis atau kreatif.
Brain rot atau "pembusukan otak" adalah istilah yang menggambarkan kondisi penurunan mental akibat mengonsumsi konten digital yang berkualitas rendah atau receh secara berlebihan. Brain rot dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, analisis, memori, dan mengingat. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Kemampuan otak untuk berkembang, beradaptasi, dan berpikir kritis terhambat. Suatu fenomena yang harus segera diatasi dengan serius.
Tetap setia menyajikan konten bermutu lewat ranah blogging dan disupport dengan optimalisasi penggunaan media sosial bisa menjadi pilihan kita untuk tetap berkontribusi dalam literasi digital. Setidaknya selalu ada alternatif dari konten digital berdurasi pendek dengan kualitas rendah untuk mereka semua, penikmat media digital di luar sana terutama para generasi muda, anak-anak kita. Yuk kita produksi terus tulisan-tulisan berkualitas baik untuk masyarakat umum dan anak-anak kita.
Mari kembalikan pada "jalan yang lurus". Biarkan konten digital punya variasi dan pilihan baik bagi mereka. Membaca artikel dalam blog mengembalikan mereka pada keindahan membaca dan mencerna. Kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangan otak dan rasa kita sebagaimana alamiahnya.
So semua Emak-emak Blogger kesayangan, tetap semangat yaa. Keep blogging! Stand for digital literacy.
aku masih setia ngeblog, meskipun kadang mood nulis awut-awutan hehehe
ReplyDeletepadahal di kepala udah ada ide begini begitu, tapi pas udah di depan laptop, malah browsing yang lain
membaca pengalaman temen-temen dari cerita di blog menurutku lebih tahan lama, aku bisa berkali-kali membaca dan memahami pengalamannya, memang sekarang apa-apa kayaknya lebih enak liat video, tapi untuk bikinnya juga perlu efforts
iya mba..konsistensi memang kunci di bidang apapun yaa
DeleteSampai skr aku msh setia dengan blog, dan mencari informasi apapun juga LBH suka lewat blog mba. Krn pertama aku suka membaca.
ReplyDeleteKedua informasi lewat blog LBH lengkap dan detail
Ketiga, kita bisa langsung cari informasi yg dimau dengan cepat. Beda kalo lewat video, misalnya YouTube. Kdg kita harus tonton semuanya utk tahu informasi yg didapat memang beneran ada atau ga. Wasting time. Dan kuota yg dipakai juga LBH gede drpd membaca lewat blog 😄
Lagian passion ku memang menulis. Aku ga suka bikin video. Makanya selama blog msh ada, aku bakal trus sharing apapun lewat blog. BW ke blog temen2 juga msh rutin aku lakuin.
Krn dari situ aku juga banyak belajar cara menulis yg lebih baik